n i n e

731 70 11
                                    

Title : Ice Cream and Jealous

"Woi anjing Darren balikin Handphone gue!" Kamu berteriak sambil mengejar Darren yang sedari tadi menggangumu dengan mengambil handphone-mu.

Kamu dan Darren sedang tidak ada kelas siang ini. Awalnya kamu senang menikmati jam kosong itu seraya menonton teman temanmu bermain basket, tetapi tidak setelah Darren yang tiba tiba mengambil handphone-mu, mengajakmu untuk kejar kejaran.

Kamu sih tentu tidak mau, ayolah kejar kejaran di siang hari begini? Kamu akan pingsan kekurangan cairan nanti. Jadi kamu membiarkannya untuk membawa handphone-mu, nanti juga dia pasti mengembalikannya.

Tapi Darren malah mengancam menelpon seseorang yang paling kamu hindari mencari masalah dengannya, hal itulah yang membuatmu terpaksa mengejarnya.

"DARREN SUMPAH BALIKIN HP GUE!!"

"Ambil sini kalo bisa!" Ejek Darren, mengangkat ngangkat handphone-mu ke atas. "Kalo kaga lu ambil, gue telpon si Snape alias dosen tergalak seantero kampus."

"Gue bakal ngadu ke dia, kalo lo pernah bilang mukanya kaya pantat bayi."

Was was, kamu langsung kembali mengejarnya. Kalau saja Joshua ada disini, maka kamu pasti akan meminta bantuannya, sayangnya Joshua sedang ada kelas siang ini.

Kamu merutuki diri sendiri bagaimana bisa satu kampus dengannya, Darren adalah orang paling menyebalkan untuk beberapa hari terakhir ini. Kamu terus mengejar Darren sampai tidak sadar sudah keluar dari area kampus.

"Udahlah! Gue cape lari larian!" Langkahmu terhenti sebentar, memegang kedua lututmu sambil ngos ngosan.

Wajah mengejeknya masih bisa kamu lihat walaupun dari kejauhan, lantas kamu memungut sebuah botol plastik disampingmu, mengambil ancang ancang.

"Yaelah cemen amat lu, gue telpon beneran dalam itungan ...1 ...2 —aduh!" Pemuda itu mengaduh saat kamu berhasil melemparkan botol plastik yang tadi kamu pungut tepat di wajahnya.

"SIALAN!" Kamu mengumpat ketika Darren malah kembali berlari, yang kali ini melewati kerumunan orang orang.

Jalanan Boston cukup ramai di siang ini, dan suatu keberuntungan kalau mereka tidak terlalu peduli untuk memperhatikan sekitar. Kalau saja di Indonesia, maka kamu pasti sudah terkena omelan ibu ibu karena berlarian di jalanan.

Melihat Darren yang sudah mulai menjauh, lantas kamu kembali berlari dan bahumu tidak sengaja menabrak seseorang, "sorry." Ucapmu, tanpa melihat siapa orang tersebut.

Yang bisa kamu lihat hanyalah sepatunya yang cukup mahal, namun kamu tak memperdulikannya.

Lelah tidak kunjung bisa mengejar Darren, kamu melihat toko eskrim jalanan yang tidak terlalu penuh. Menyisihkan langkahmu, mampir sebentar untuk membeli eskrim.

Berlarian di cuaca panas seperti ini tentunya membuat tenggorokanmu kering, kamu tak ingin mati kehausan. "Pak, eskrim stoberi satu pake coklat karamel." Pintamu, seraya mengibaskan tangan. "Yang cepet ya pak!"

"Siap neng!" Kata si penjual eskrim itu, tersenyum ramah.

Sedang asyik memperhatikan eskrim yang sedang penjual itu buat, seseorang duduk di sebelahmu dengan tawaan yang melintas begitu saja di telingamu, tawaan yang menurutmu sangat menjengkelkan.

"Masa gitu doang nyerah? Yakin nih berati gue telpon si Snape?"

Kamu menoleh kearahnya, mendapati Darren sedang berpura pura untuk menelpon seseorang menggunakan handphone-mu. "Dah ah males gue, sono telpon aja dah, bodo amat."

"Ih ngambek ceritanya," Darren menyimpan handphone-mu di meja, lalu mencubit ujung hidungmu dengan gemas.

"Bayarin eskrim gue, karena lo udah berani cubit hidung gue!" Tukasmu, menghempaskan tangan Darren cukup keras sampai mengenai meja, lalu mengambil kembali handphone-mu tanpa mempedulikan Darren yang mengelu-elukan tangannya.

𝐋𝐔𝐂𝐊𝐘 𝐆𝐈𝐑𝐋 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘  ⇄  𝑪 . 𝘦𝘷𝘢𝘯𝘴Where stories live. Discover now