e i g h t

477 60 6
                                    

Title : You are Mine, Now!

Sudah dua bulan yang lalu kamu dan Joshua bersekolah di MIT, dan ternyata kamu malah sekelas dengan Darren yang juga mengambil jurusan matematika murni.

Ini adalah akhir pekan dan kamu tidak tahu harus melakukan apa, biasanya kamu akan jogging bersama Chris —namun sayangnya pria itu ini telah kembali ke rumahnya di Massachusetts sebulan lalu.

"Duh gue harus ngapain ya! Kebiasaan banget kalo udah hari sabtu pasti nolep!" Keluhmu, tiduran di atas kasur dengan badan membentuk bintang.

"Kangen Chris ... "

"Tapi dia kangen gue ga ya?"

"Ngalu aja terus! Gak mungkin lah Chris kangen gue."

Saat berusaha memejamkan mata, tiba tiba ponselmu berdering. Dengan malas, kamu mengambilnya dengan kakimu lalu melihat nomer telepon yang tertera disana.

"Unknown Number?" gumammu.

"Wah pasti ini penipuan nih!" ucapmu, mengabaikan telepon tersebut.

Setelah nada deringnya mati, kamu pun kembali tiduran dengan memeluk guling kesayanganmu.

Tetapi ponselmu berbunyi lagi.

"Lah ini kan nomer yang tadi?! Orang sialan!" kamu mematikan teleponmu dan melemparnya ke sembarang arah.

Cukup tenang saat tidak ada deringan ponsel yang menghantuimu.

"ARGHHH!" Teriakmu kesal karena ponselmu berdering sekali lagi. Kali ini kamu mengangkatnya, hanya untuk memaki maki si penelpon.

"Lo kira gue orang tolol hah! Masih ada ye di Boston juga org suka nipu, gue kira di Indo doang, cih." ucapmu dengan kasar, "udah kaga usah nelpon gue lagi! I'm not a dumb girl, don't bother me, DIPSHIT!"

Kamu langsung mematikan teleponmu tanpa mendengar suara dari si penelpon.

"Udah ah mood gue rusak, mendingan cari cemilan aja deh gue," monologmu, seraya berjalan ke arah dapur.

•••

"Pasta, Pizza, Burger, Spaghetti, Sayur —duh gue bosen banget makan ginian tiap hari," katamu, melihat isi kulkas yang makanannya hanya itu itu saja.

"Oh iya! Gue kan punya bahan bahan buat bikin seblak!" Pekikmu dengan senang, mengingat kalau seminggu lalu saat ayah Joshua berkunjung, kamu menitip semua bahan itu dari Indonesia —berharap saja kalau tidak basi.

Segera kamu berlari kembali ke kamar, mengecek kotak kardus pemberian ayah Joshua dan mengeluarkan semua bahan itu.

Kerupuk mentah, mie instan, makaroni mentah, sosis, somay kering, semuanya ada disana.

Kamu membawa kotak tersebut, lalu pergi ke kamar Joshua.

"Jo! Jo! Keluar Jo! Liat apa yang gue bawa!" Kamu berteriak dari luar kamar Joshua.

Si pemilik kamar keluar dengan rambut yang masih berantakan, rupanya dia baru terbangun, "lo bawa apa emangnya [Name] ?" tanya Joshua, menutup mulutnya agar tidak menguap.

Kamu pun memperlihatkan barang bawaanmu didalam kotak kardus padanya, sehingga Joshua membelak kaget.

"Lo dapet semua ini darimana? Ga mungkin di Boston ada kerupuk!"

"Lo inget kan waktu seminggu yang lalu om Arthur dateng kesini buat jenguk kita sekalian bawain mobil sama motor lo?"

"Inget, kenapa?"

"Nah om Arthur bawain ini dari indo, soalnya kan gue pasti kangen sama seblak —jadi ya gue nitip aja ke dia."

"Emangnya lo bisa masak seblak? Masak telor aja lo masih asin."

𝐋𝐔𝐂𝐊𝐘 𝐆𝐈𝐑𝐋 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘  ⇄  𝑪 . 𝘦𝘷𝘢𝘯𝘴Where stories live. Discover now