Fayra hanya mengangguk dan tetap terus fokus pada bakso miliknya.

"Lo suka kucing ya?" Tanya Ilham lagi pada Fayra.

"Lumayan kak" jawab Fayra.

"Kalau Lo mau kucing, Lo ke rumah gue aja. Di sana banyak kucing, atau kalau Lo mau besok gue bawain." Ucap Ilham.

Fayra memberi kode pada Feli harus menjawab apa, sedangkan sahabatnya itu menaikan pundaknya yang berarti tidak tau.

"Em boleh kak." Jawab Fayra.

"Biar gue bawain aja, Lo tunggu gue di halte aja sebelum pulang sekolah besok." Ucap Ilham dengan senyum yang dia berikan pada Fayra.

Fayra pun hanya mengangguk.

"Yaudah gue ke kelas dulu ya." Pamit Ilham dan mulai melangkah pergi meninggalkan meja Fayra dan juga Feli.

"Njir, itu yang katanya cowok cool?" Ucap Feli pada Fayra, "cool dari mananya anjir." Lanjut Feli.

"Gue juga kaget Fel." Jawab Fayra.

"Tapi bener sih kata mereka, kak Ilham ganteng juga." Ucap Feli.

"Menurut gue biasa aja." Jawab Fayra.

"Kan yang ganteng menurut Lo cuma itu si Aska." Goda Feli.

"Dih. Apaan sih, ngga kali." Jawab Fayra dengan muka julid yang di tujukan pada Feli.

"Idih, salting lo ya" goda Feli lagi.

"Emang gue elo? Di lihatin bang El dikit aja mleyot." Ucap Fayra.

"Mana ada, ngga ya. Ingat Ra, cinta gue itu cuma buat kak William seorang." Ucap Feli.

"Iyain kasihan." Ucap Fayra.

Dan tak lama bunyi bel menandakan jam istirahat sudah habis, semua anak lentera bangsa pun kembali berjalan menuju kelasnya masing-masing.

...

"Kalau Lo malam ini kalah, pertandingan basket Minggu depan gue sebagai kapten." Ucap Alvin.

Sesuai janji tadi siang, Aska malam ini mengikuti keinginan Alvin untuk tanding balap di tempat biasanya mereka beradu.

Aska mengangguk "kalau Lo menang malam ini, sampai lulus Lo gantiin gue sebagai kapten basket." Jawab Aska tak lupa senyum miring yang laki-laki itu berikan pada Alvin.

"Gue pegang omongan Lo." Ucap Alvin.

"Tenang, seorang Bagaskara ngga pernah main-main." Jawab Aska dan langsung berlalu dari hadapan Alvin.

Sekarang Aska sudah siap di atas motor sport ke sayangnya, begitu juga Alvin yang sudah berada di sebelah Aska dan siap untuk bertanding.

Di depan ke duanya sudah ada gadis dengan pakaian minim yang akan memulai pertandingan antara Aska dan juga Alvin.

"Siap" teriak gadis itu sembari mengangkat bendera di tangannya.

"Satu"

"Dua"

"Tiga"

Setelah mengucap angka tiga gadis itu melempar benderanya dan dengan segera Aska dan Alvin mulai menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi.

"Gini amat nyenengin anak orang" celetuk Jay tiba-tiba.

"Tau, lagian norak banget si Alpin." Ucap Gavin menyahuti.

"Kaya baru kenal aja kalian berdua." Sahut El.

"Mana tuh anak buahnya juga pada norak-norak lagi" julid Jay yang melihat para anak geng Alvin yang mencoba memancing pada anak Aodra.

"Julid banget, kaya cewek." Ucap Rion yang tiba-tiba ikut menyahuti obrolan mereka.

"Ngga julid kali bang, kan emang kenyataannya gitu." Ucap Jay.

Rion pun tidak lagi menyahuti ucapan Jay.

Tak lama terdengar dentuman motor milik Alvin yang tau jauh dari garis finis.

"Bang, bang Aska kok belom muncul." Panik Jay melihat motor Alvin yang sudah terlihat.

"Diem Lo, gue yakin Aska pasti Menang." Ucap El.

Dan benar saja, hampir Alvin melewati garis finis namun motor Aska dengan kecepatan tinggi mampu menyalip motor milik Alvin yang berakhir dia sebagai pemenang.

"Wih, keren banget Abang gue." Ucap Gavin.

"Idih" gumam Rion yang masih di dengar Gavin.

Keempatnya pun langsung berjalan mendekati Aska, Aska langsung melepas helm yang di kenakan dan memberi senyum sinis pada Alvin.

Kita dan Takdir (On Going)Where stories live. Discover now