💮J'A-14💮

8.5K 1.1K 130
                                    

Aku up ini sebagai bonus aja, padahal komen belum penuh.

200 vote dan 50 komen tanpa komen next🏃

><

Jendra menghela napas pasrah, seharusnya dia bisa bersantai dengan Amoura siang ini, tapi Mommy nya mengatakan jika mereka akan pergi menemui temannya.

Membosankan, Jendra bahkan sedari tadi memperlihatkan wajah malasnya, apalagi anak perempuan teman Mommy nya gencar mendekatinya.

"Jenjen, mau makan kue gak? Meira loh yang buat." Jendra menatap gadis berwajah imut dengan tinggi yang hanya sedada Jendra.

Jendra menggeleng tanpa suara, tapi Meira tetap memberikannya kue.

"Ini dimakan! Rasanya enaaaak banget!" pekik Meria riang, Jendra tebak usia Meria antara 16 atau 17.

Jendra mendengus malas lalu menerima kue yang Meria berikan, kemudian menggigitnya sedikit dan terpaksa mengunyahnya.

Meira menatap Jendra penuh binar, dia seperti mendapatkan mainan baru.

"Jenjen mau jadi teman Meira tidak?"

"Gak."

"Loh? Kenapa tidak mau?"

"Lo berisik."

"Um..Meira akan diam, apa Jenjen mau berteman dengan Meira?"

Jendra menatapnya lama, kemudian memberikan senyum tipis yang mampu membuat Meira terpaku kagum.

Wajah tampan Jendra sangat indah saat cowok itu tersenyum, Meira bisa merasakan degub jantungnya semakin tak terkendali lagi.

"Aaaa Jenjen tampan sekaliii!"

Jendra terkekeh pelan, dia jadi punya sedikit rencana, apa Amoura bakal cemburu ya kalau Jendra dekat dengan perempuan lain?

Dengan sengaja Jendra merangkul bahu Meira lalu mengajaknya berfoto, Meira tentu nya mau diajak berfoto dalam jarak sedekat itu, dia bahkan bersandar dibahu Jendra.

Setelah berfoto, Jendra mendorong Meira agar menjauhinya sedikit, dia kemudian mengirinkan foto itu pada Amoura.

My Amour💮❤
Online.

Sent picture.
Aduh maaf, aku salah kirim.

Ya.

Maaf Amoura, maafin aku yah, tadi niatnya mau kirim ke Meira.

Iya.

Jendra mengernyit pelan, firasatnya jadi buruk deh, tapi semoga saja tidak benar.

Jendra kembali mengirim pesan, tapi hanya ceklis 1, bahkan foto profil Amoura hilang.

Jantungnya berdegup tak karuan, jangan bilang dia di blok!?

Sementara di mansion, Amouta baru saja melempar ponselnya ke dinding sampai hancur, dia menatap benda itu datar.

Decihan Amoura berikan "Peliharaan yang itu mulai bermain-main denganku." Amoura tak suka jika dipancing seperti ini.

Sudah Amoura bilang dia tak suka jika kepunyaannya mendekati atau menyentuh perempuan lain, tapi Jendra melakukannya.

Maka dia akan Amoura buang.

....

Pagi harinya Amoura datang ke sekolah seperti biasa bersama Kael disebelahnya, Kael menggenggam tangan kiri Amoura.

"Pr yang diberikan Guru semalam itu bagaimana? Kael tidak mengerti." keluhan itu lucu sekali, Amoura gemas jadinya.

Dia mengelus punggung tangan Kael dengan ibu jarinya "Nanti aku bantu di kelas." bisiknya lembut.

Kael merengut, dia mengangguk kemudian mendusel diceruk leher Amoura, sangat nyaman.

"Amoura, selamat pagi." Amoura diam, berhenti saja dia tak mau.

Mereka terus berjalan mengabaikan Jendra yang sudah menegang ditempat, Jendra berjalan cepat menyusul keduanya.

Dengan segera Jendra menahan tangan Amoura, namun suatu hal yang tak pernah Jendra mau terjadi, kini terjadi.

Amoura menepis tangan Jendra dan menjaga jarak darinya, seperti menjauhi hal yang menjijikan.

"Amour, kalau kamu marah perihal semalam, Jen minta maaf..jangan abaikan Jen seperti ini." lirih Jendra bergetar dan memelas.

Amoura menyunggingkan senyum miringnya, dia mengelus pipi Jendra, kemudian turun ke tulang selangka Jendra dan berakhir ke kalung bulannya.

"Kau tau kan? Kalau aku ini adalah Pemilik yang membenci miliknya menyentuh atau disentuh perempuan lain, dan kau dengan sengaja mengirim foto merangkul gadis lain, kau bermain dengan orang yang salah Jendra, sekali kau melanggar dengan sengaja, maka tak ada jalan kembali."

Ctas!

Amoura menarik kalung itu dengan kuat sampai terlepas, Jendra bergetar penuh ketakutan, dia berusaha menggapai kalung itu namun Amoura menghalanginya.

"Mulai sekarang, kau bukan Milikku maupun peliharaanku lagi."

DEG!

Jendra menggeleng ribut. "Enggak! Gamau kaya gitu Amoura gak mau!"

"Berisik, monster nakal tak akan disayang lagi, dan kau sudah menjadi mosnter nakal, jadi aku tak menyayangimu lagi dan aku tak membutuhkanmu lagi."

Amoura berjalan meninggalkan Jendra yang sudah menangis disana, dia ingin mengejar Amoura, tapi kakinya terlampau lemas.

Bahkan dia tak perduli pada pandangan murid disekitarnya.

Kael masih disana, dia menatap Jendra puas. "Gimana? Enak dibuang? Hahahahaha mampus!" Kael berlari mengejar Amoura setelah mengejek Jendra.

Makannya gausah kecentilan mau buat cemburu segala, Amoura bukan gadis yang bisa dipancing seperti itu.

💮Bersambung💮

Amoura's Little Monster [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ