Seorang gadis bernama Kim Yuna memiliki kesalahan terbesar karena insiden yang terjadi pada dua tahun silam. Awalnya semua tampak normal dan baik-baik saja. Namun, karena sebuah insiden itu. Segalanya berubah.
Semenjak Yuna terbangun dari koma-nya...
Gadis itu ingin sekali membuka suara, tapi untuk menggerakkan mulutnya saja ia tidak bisa. Rasanya benar-benar berat, yang ia bisa hanya menggerakkan matanya.
"Terima kasih, Yuna. Kakak seneng kamu udah sadar." Ia mengelus pucuk kepalanya lalu mencium lembut kening adiknya.
Sambil menunggu perawat datang, laki-laki itu tidak berhenti mengusap kepalanya. Seraut senyuman pun terus terpancar sejak tadi, tidak ada yang lebih bahagia daripada ini. Demi apa pun, ia akan berjanji untuk melindungi Yuna mulai sekarang.
Yuna juga tidak mengalihkan atensinya dari sang kakak. Sungguh, dia seperti bukan kakaknya. Biasanya laki-laki itu selalu acuh dan tidak sepeduli ini. Tapi sekarang? Sikapnya sangat berbanding terbalik. Perhatian dari sang kakak adalah impiannya sejak lama. Sekarang Yuna mendapatkan itu. Ia menangis, air mata itu mengalir ke luar dari ekor matanya. Wajahnya pucat kala keringat dingin mengalir turun dari pelipisnya.
***
Langit sudah menggelap, bulan mulai menampakkan dirinya. Setelah hampir dua minggu pemulihan, akhirnya ia dipulangkan. Karena, keadaan Yuna semakin membaik setiap harinya.
Dan kini Yuna dan sang kakak berada di ruang penghormatan jenazah Ayah dan Ibunya. Sudah sedari tadi mereka tidak meninggalkan tempat itu. Di ruangan ini hanya ada suara isakkan Yuna. Dirinya sudah lelah menangis, karena kepergian orangtuanya. Di matanya tersirat berbagai emosi yang bercampur tanpa bisa diungkapkan.
Sang kakak juga setia memeluk gadis itu, membiarkan adiknya menangis dalam dekapannya. Ia sudah menceritakan semuanya pada Yuna. Bagaimana gadis itu bisa berada di rumah sakit, berapa lama ia koma, dan bagaimana orangtua mereka tiada. Saat mendengar kecelakaan yang terjadi pada tempo lalu, dirinya benar-benar frustasi. Orangtuanya meninggal, adiknya koma, dan hanya dirinya yang baik-baik saja. Ia sempat hilang arah kala adiknya tak kunjung bangun, dan pernah berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Karena semenjak itu, ia mengerti arti kehilangan.
"I-ini salah Yuna, Kak," gumam Yuna di sela isakkannya.
Laki-laki itu mengeratkan pelukannya. Ia bisa merasakan tubuh Yuna yang bergetar sedari tadi. "Ini udah takdir, Yuna. Gak ada yang salah di sini. Semua berjalan sesuai rencana Tuhan." Tangannya terus bergerak mengusap punggung adiknya.
Masih dengan tangan yang melingkar di pinggangnya, gadis itu mendongak ke atas menatap lekat kakak laki-lakinya. "Kak Taehyung,," panggilnya pelan.
"Iya?" Tatapannya sendu, dan tangannya merapikan beberapa helai rambut, serta menyelipkannya di belakang telinga gadis itu.
"Jangan tinggalin Yuna. Sekarang cuma Kakak yang Yuna punya."
Taehyung mengangguk. Gadis itu kembali menyandarkan kepalanya pada dada bidang Taehyung dan mempererat pelukannya.
***
Flashback
.On.
"Taehyung, kamu beneran gak mau ikut liburan?"
"Nggak, Bu. Apa sih buang-buang waktu aja. Kalian aja yang pergi, Taehyung di sini jaga rumah." Laki-laki itu tetap fokus pada PC Gaming di depannya. Jari-jarinya begitu aktif menekan tuts keyboard. "I love it, Men!! Mampus lu, Sialan!" Taehyung terus berbicara sendiri karena sebuah games. Tidak ada yang lebih baik daripada games. Katanya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Yuna mendengus, ini sudah menjadi kebiasaannya. Kakaknya adalah laki-laki pencandu games. "Ayo, Yah, Bu! Kita bisa liburan bertiga. Lagipula anggota keluarga kita kan cuma ada tiga orang," ucapnya yang membuat laki-laki itu menoleh sekilas dengan tatapannya yang tajam. "Apa liat-liat?!" tukas Yuna.
"Udah sana! Cepet pergi!" usir Taehyung.
Mereka bertiga akhirnya beranjak pergi meninggalkan laki-laki itu sendiri di rumah. Yuna sangat bersemangat untuk hari ini, karena mereka akan berlibur ke Pulau Jeju. Ini adalah permintaan Yuna di hari ulang tahunnya. Ini akan menjadi hadiah yang terbaik bagi Kim Yuna.
Saat di perjalanan, tak henti-hentinya mereka tertawa bersama dan saling menukar lelucon sebagai candaan. Yuna yang duduk di kursi belakang, mencondongkan tubuhnya ke depan lalu menyetel musik di radio mobil. Ia bernyanyi dengan kepalan tangan sebagai mikrofonnya. Orangtuanya juga ikut bernyanyi dan menikmati musik yang sedang diputar.
Karena terlalu asyik, Ayah Yuna malah menerobos lampu merah dengan kecepatan tinggi. Semua yang berada di dalam terkejut. Seketika mobil mereka menghantam keras mobil yang melintas di depannya.
Mobil yang mereka tabrak terpental dan berguling beberapa kali hingga terjadi tabrakan beruntun, sedangkan mobil keluarga Yuna juga ikut tertabrak oleh truk dari arah yang berlawanan. Mobil mereka langsung terpental ke arah pengendara lainnya.
Banyak korban jiwa yang terjadi di sini. Darah segar mulai mengalir di setiap aspal. Sejenak Yuna membuka matanya, dan melihat Ayah, serta Ibunya yang berlumuran darah.
"A-ayah, I-ibu..." Yuna bergumam pelan sampai akhirnya pandangannya terlihat kabur dan gelap.
☘️
Ocehhh untuk prolog udah selesai... Dimohon untuk memberikan Vote dan Komen positifnya💜💜
Salam hangat dari kita -purpleluv💜 karna ini cerita hasil collabs... aku samavivinsuci234
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.