Bagian 5: Izinkan Saya Bertemu!

1.1K 234 10
                                    

Setelah terpancing dengan perkataan Julian tadi, tanpa sadar aku terlalu bersemangat dan berakhir di ruangan ini.

Ruangan mewah dengan barang-barang antik yang anggun. Aku duduk di sofa panjang. Menundukkan pandanganku, tak berani menatap pria yang duduk di hadapanku.

Tanganku gemetar hebat menggenggam erat gaun biru muda yang kukenakan.

Aku sedang berhadapan dengan tuan rumah ini. Marquess de Lilac sedang duduk dihadapanku. Dengan santainya menyeruput teh yang baru saja disiapkan pelayan beberapa menit yang lalu.

Gawat.. aku terbawa suasana karena Julian mengatakan kalau Ayah gadis ini bersahabat dengan paman putih!!

Sekarang apa yang harus kukatakan?

Biasanya gadis ini memanggil Ayahnya bagaimana sih?

"Jadi.,"

Pria di hadapanku menyimpan cangkir tehnya diatas piring yang berada di atas meja kayu yang membatasi kami berdua.

"..Apa yang ingin kau bahas, Destiny?"

Aku bisa merasakan kalau pria itu sedang menatapku sekarang. Aku menelan ludahku dalam-dalam. Memberanikan diri untuk mengangkat wajah dan menatapnya.

Tatapan kami bertaut. Dilihat dari wajahnya yang tegas, bentuk tubuh yang kekar, posisi duduk yang lurus dan tatapan mata yang seolah memandang semua orang sebagai musuhnya. Tidak salah lagi, sesuai perkataan Julian, pria ini mantan ksatria!

Bisa mati aku kalau salah ngomong!

"..B-begini, Ayah--"

Drak!!

"Hiiii!!"

Aku terpekik kaget saat pria itu memukul meja kayu di hadapan kami dengan keras. Sorot matanya yang tajam menatapku seolah tak percaya dengan kata yang baru saja ku ucapkan.

Sedangkan aku membelalakkan mata, kaget. Jantungku berdetak lebih cepat. Hatiku menjerit takut.

A-apa aku akan mendapat kehidupanku yang ketiga kalinya, ya?

"A-Ayah? Destiny, kau barusan memanggilku Ayah? Ayah?"

Dia semakin mendekatkan wajahnya kepadaku. Kedua tangan besarnya menumpu pada meja kayu yang berdiri diantara kami.

Sementara aku memundurkan wajahku. Masih takut dengan tatapan tajamnya yang seolah mengeksekusiku.

"I-iya? Apa saya salah? Anda.. 'kan--

Aku menelan ludahku lagi.

--Ayah., saya..?"

Setelah mendengarku mengucapkan kalimat itu, pria didepanku itu malah bengong. Membuatku semakin tidak mengerti.

"D-Destiny.. memanggilku Ayah.. Putriku.. Putriku memanggilku Ayah!!"

Wajahnya yang terharu itu meneriakkan kalimat yang makin-makin. Dia menarik kembali tubuhnya. Sekarang malah memunggungiku.

Kudengar isakannya.

Menangis? Apa sebelumnya Destiny ini nggak pernah manggil dia Ayah?

Aku mematung melihat situasi lucu itu. Sampai tak tahu harus merespon seperti apa.

Jadi selama ini Destiny memanggil orangtuanya bagaimana..?

Selang beberapa saat, Pria itu membalikkan badannya. Kembali duduk dengan sopan. Aku bisa melihat bawah matanya yang kemerahan.

Dia benar-benar menangis..

"Destiny, putriku.. Ada yang kau inginkan? Jarang sekali kau memanggilku dengan sebutan manis begitu."

𝐁𝐄 𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐘𝐎𝐔; (𝐈𝐙𝐄𝐊𝐈𝐄𝐋 𝐗 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑)Where stories live. Discover now