15

3.1K 137 18
                                    

"Dare dari gue... Cium Keisha."

"WHAT?!" Teriakan Bunga melengking. "Kenapa Keisha?"

Keisha sebagai calon korban mengerutkan dahi. "Kok gue?" Telunjuknya mengarah pada dirinya sendiri. Kemudian matanya melihat Aditya yang memasang wajah datar.

"Iya, dari semua cewek dan cowok disini kenapa Keisha yang kena?" Gempu ikut penasaran.

Wirya melemparkan senyuman penuh arti. "Siang tadi, di mobil, gue nggak sengaja liat kalian berdua di kursi belakang. Kalian keliatan nempel banget."

"Yang bener, Wir?" Eras terkekeh pelan. "Gue nggak lihat."

"Lo kan sibuk nyetir," jawab Wirya. "Gue jelas banget ngeliat Aditya deketin Keisha. Kayak mau kissing tapi nggak jadi. Sekarang gue kasih kesempatan buat kalian berdua." Wirya nyengir lebar.

Mendengar itu semua bersorak heboh menggoda Aditya dan Keisha. Ada juga yang bersiul-siul. Keisha keringat dingin. Wirya pasti sudah salah paham.

Kedua tangan Keisha melambai. "Enggak, kok, nggak ada apa-apa." Ia heran kenapa orang selalu salah sangka dengannya. Gosipnya dengan Rahmat saja belum usai, kini ditambah Aditya.

Keisha melototi Aditya seolah mengirimkan sinyal, menyuruh lelaki itu untuk menepis anggapan Wirya. Karena memang faktanya mereka tidak memiliki hubungan apa-apa.

"Hoammm! Cepet putusin Dit. Lo mau nerima dare atau minum cairan item itu. Gue dah ngantuk berat, nih." Deni menutup mulutnya. Sudut matanya berair menandakan ia memang butuh istirahat.

Aditya menatap Keisha yang masih melototi dirinya. Ia tidak masalah kalau harus meminum cairan brotowali lagi, toh, rasanya tidak lebih buruk dari minuman keras yang pernah lewat di kerongkongannya.

Tapi sekali lagi, ia senang melihat ekspresi tegang Keisha. Saat berinteraksi dengannya, perempuan itu hanya menampilkan tiga ekspresi: datar, tegang, dan marah. Berbeda dengan yang ia berikan pada orang lain apalagi Eras.

Aditya jadi penasaran, bagaimana tanggapan Keisha saat ia menciumnya? Ekspresi apalagi yang akan ia tampilkan? Lalu Aditya juga penasaran dengan rasa yang akan ia cecap dari bibir penuh itu.

"Di pipi atau di bibir?" Seringai muncul di wajah Aditya.

Kumpulan muda-mudi itu makin riuh. Kepala Keisha menggeleng. Ia tidak setuju dengan hal ini. Ia tidak mau melakukannya!

Perutnya bergejolak menatap brotowali yang sudah dituangkan Gempu di cangkir kertas. Harus kah ia meminum itu lagi? Namun Keisha tidak bisa mentolerir lebih banyak. Kali ini mungkin saja ia akan muntah jika meminum.

Ciuman dengan Aditya atau minum brotowali?

NO! Keisha tidak sudi keperawanan bibirnya direnggut oleh lelaki seperti Aditya.

"Eh?"

"Lah?!"

Semua terkaget saat Bunga merenggut cangkir tersebut, meminum isinya hingga tuntas. "Gue sebagai shipper Rahmat-Keisha menolak keras ciuman paksa ini."

"Ya Tuhan Bunga." Gempu menggeleng. "Fanatik banget lo."

"Biarin." Bunga menjawab singkat. Ia menggeram pelan merasakan efek pahit pada lidahnya.

Langsung saja Keisha berjalan ke arah Bunga yang ada di seberangnya dan memeluknya. "Makasih dan maaf banget Kak! Berkat kakak gue selamat." 

Selamat? Aditya mendengus pelan. Memangnya dia monster pemakan manusia?

"Iya-iya santuy. Lagian lumayan enak juga itu minuman."

Keisha tercengang mendengarnya.

.
.


Main Character [Mature Content]Where stories live. Discover now