────『 𝗛𝗲𝗮𝗿𝘁 』

16 6 0
                                    

⚠ALL OF THE SCENES ARE ONLY FICTION
⚠DO NOT PLAGIARIZE MY WORK

PLEASE BE A SMART READER AND ENJOY THE STORY (灬º‿º灬)

──────────────────────────────

Senin, 17 January XXXX
11 : 35 AM

"Kita sudah kehilangan dia..." Kata Yeon Jun dengan sangat lemas.

"Yeon Jun, berjuanglah... Kita pasti bisa menghadapinya" Soo Bin menggenggam tangan Yeon Jun.

"Soo Bin, aku lelah..." Yeon Jun menatap dan tersenyum tipis pada Soo Bin.

Soo Bin yang melihat Yeon Jun terbaring lemas seperti itu, menjadi semakin sedih dan menangis. Penyakitnya Yeon Jun kambuh, dia sedang terbaring lemas di atas ranjang. Kulitnya putih pucat dan suhu tubuhnya terus-terusan menurun. Detak jantungnya juga terus-terusan melemah, Soo Bin tidak kuat melihat kondisi temannya seperti ini. Dia pergi keluar untuk mencari sembarang dokter sembari menangis. Joshua pada saat itu sedang berjalan di lorong, ia langsung menghampiri Soo Bin yang sedang menangis.

"Dokter, aku tidak kuat..." Soo Bin meremas jas dokter yang dipakai Joshua.

"Kenapa Soo Bin?" Joshua mengelus pucuk kepala Soo Bin.

"Aku ingin mendonorkan jantungku untuk Yeon Jun... Biarkan aku mati saja, aku sudah tidak tahan melihat temanku mati-matian bertahan hidup di sini" Soo Bin menangis sejadi-jadinya.

"Eh, tunggu dulu, sini duduk dulu..."

Joshua menutup pintu kamarnya Yeon Jun, dia menuntun Soo Bin untuk duduk dibangku bersamanya.

"Coba, jelasin pelan-pelan kenapa kamu ingin mendonorkan jantungmu pada Yeon Jun..." Joshua menyingkirkan poninya Soo Bin.

"Yeon Jun terus-terusan menderita, aku tidak kuat melihatnya..." Soo Bin sesenggukan.

"Soo Bin, tenangkan dirimu dulu... Tenang, kamu ingat kalau kamu juga mempunyai Kardiomiopati?" Joshua menepuk-nepuk punggung Soo Bin.

Soo Bin berusaha untuk tenang, namun itu gagal. Ia malah menepuk-nepuk dadanya sendiri karena kesal. Sebenarnya, jantung Soo Bin tidak berbeda jauh dari jantungnya Yeon Jun. Namun, bisa dibilang kalau Kardiomiopati sedikit lebih baik dibanding penyakit arteri koroner. Walaupun Soo Bin pada akhirnya mendonorkan jantungnya kepada Yeon Jun, bukan berarti Yeon Jun sembuh total. Ia justru harus lebih hati-hati untuk tidak kelelahan atau nyawanya juga berakhir.

"Dokter, teman-temanku sudah mati... Tolong, dokter... Biarkan Yeon Jun hidup saja... Dia masih ada impian" Soo Bin meremas tangan Joshua.

"Sabar, oke... Kamu yakin kamu mau donorin jantungmu?"

"Dokter, aku yakin kamu bertanya seperti ini karena berpikir kalau apa yang kukatakan ini hanyalah semata-mata... Aku bukan asal bicara karena emosiku yang kurang stabil... Tapi, aku sudah memikirkan ini sejak dari dulu aku berteman dengan Yeon Jun... Tolong, dokter... Sekali ini saja, wujudkan keinginan terakhirku sebelum aku meninggalkan dunia ini"

Soo Bin berlutut ke lantai dan memegang kedua dengkulnya Joshua.

"Tolong... Dokter Joshua Hong, cuma kamu yang bisa kuandalkan... Kumohon"

Joshua merasa iba dengan Soo Bin, ia menyetujuinya dengan berat hati. Persetujuan ini mengartikan kalau Soo Bin akan meninggalkan dunia setelah jantungnya didonorkan kepada Yeon Jun. Joshua harus menyiapkan mental dan pikiran untuk berdebat dengan pimpinan yang mengurus bagian pembedahan. Yeon Jun tidak tau akan hal ini, Soo Bin memintanya untuk dirahasiakan.

Setelah menunggu beberapa hari, pembedahan itu dilaksanakan oleh si ahli bedah. Joshua tidak kuat untuk melihatnya, dia lebih baik menyibukkan diri sendiri dengan pasien baru. Sesuai dengan dugaan para dokter dan si ahli bedah, Soo Bin tidak bisa bertahan lama setelah jantungnya diambil. Untungnya, Yeon Jun masih bisa bertahan hidup saat pemindahan jantung dilaksanakan. Memang beberapa kali terjadi pendarahan, namun untungnya orang-orang yang mengurusnya tidak panik. Yeon Jun berhasil terselamatkan, namun tidak dengan Soo Bin.

──────────────────────────────

Jumat, 22 August XXXX
11 : 00 AM

"Kamu sudah mau pulang?" Tanya dokter yang ikutan mengurus Baek Ha selama Baek Ha dirawan di rumah sakit.

Nama dokter yang mengurus Baek Ha adalah Jeon Won Woo. Dia tidak kalah tampan dari dokter Joshua, dia hanya sedikit lebih muda dibanding Joshua. Won Woo dan Baek Ha ini seperti teman dekat, karena selama Baek Ha dirawat, Won Woo seringkali menghibur Baek Ha. Kecelakaan yang menimpa Baek Ha memang parah pada saat itu, Won Woo pernah mengira kalau Baek Ha kemungkinan besar tidak akan selamat. Namun, berkat perjuangan Baek Ha yang saat itu masih ingin hidup, membuat dokter yang di sana terkejut. Semenjak itu, Won Woo seringkali menghibur Baek Ha dan membawa makanan enak untuk Baek Ha.

Umur Baek Ha dan Won Woo juga tidak beda jauh, hanya berbeda 3-5 tahunan.

"Aku akan pulang dan mungkin aku tidak akan balik lagi ke sini"

"Kenapa?" Won Woo cemberut, berpura-pura sedih.

"Ini seperti penjara bagiku! Semua rasa sakit yang kurasakan di sini akan membuatku trauma!" Seru Baek Ha yang terdengar sedikit terburu-buru.

"Akan kupindahkan rumah sakit ini kalau kamu tidak mau kembali ke sini lagi" Canda Won Woo.

Baek Ha sontak menengok ke Won Woo dengan matanya yang menyipit.

"Maksudmu?" Tanya Baek Ha.

"Mana mungkin aku melakukan itu, jangan berpikiran aneh-aneh~!" Won Woo sedikit melotot.

"Sudahlah, barang-barangku di sini sudah beres... Kakakku menungguku di luar" Baek Ha memakai mini ranselnya dan mengangkat tas besar yang berisi baju-bajunya.

"Hm, kakakmu sudah menunggu"

Baek Ha keluar dari kamarnya dan berjalan melewati Won Woo.

"Tunggu aku, biarkan aku mengantarmu"

Won Woo berjalan di samping Baek Ha.

"Tak kusangka ternyata seorang dokter tampan sangat peduli pada pasiennya, kira-kira kenapa tuh~?" Goda Baek Ha.

"Cuma mengantar, bukan membawakan tas berat itu" Timpal Won Woo dengan ekspresi datar.

"Ah iya, kau benar juga" Baek Ha tertawa singkat.

Tiba-tiba Baek Ha berhenti dan menengok ke belakang. Dari jauh, ia melihat sosok Yeon Jun sedang tersenyum sembari memegang tongkat infusnya. Baek Ha ikutan senyum saat melihat Yeon Jun, dia melambaikan tangannya kepada Yeon Jun sebagai perpisahan. Won Woo jelas kebingungan melihat Baek Ha yang melambaikan tangan, padahal dari sudut pandangnya, tidak ada siapa-siapa di sana kecuali suster dan pengunjung. Tidak ada orang yang melambaikan tangan atau menatap Baek Ha.

"Kamu melambai ke siapa?" Tanya Won Woo dengan penuh kecurigaan.

"Temanku, tentu saja..." Baek Ha kembali berjalan.

"Temanmu? Siapa temanmu? Tidak ada siapa-siapa di situ! Apakah kamu berhalusinasi?"

Kata halusinasi adalah kata sensitif bagi Baek Ha.

"Diam saja jika kamu tidak mengetahuinya" Baek Ha ngambek dan berjalan lebih cepat.

Won Woo tidak salah, tidak ada sosok temannya yang bernama Yeon Jun di sana. Melihat Baek Ha yang berperilaku aneh, membuat Won Woo curiga. Memang bukan spesialisnya, tapi bukankah sepertinya Baek Ha harus dibawa ke psikologi? Siapa tau Baek Ha mengidap delusional tingkat awal.

Tapi, Baek Ha juga tidak tau kalau Yeon Jun sudah jatuh koma sejak 2 minggu yang lalu.

Memang pada saat itu, awalnya Baek Ha merasa sedikit kesepian setelah 1 minggu tidak ada kehadirannnya. Namun, beberapa hari kemudian, Yeon Jun muncul di depan Baek Ha. Tampilan Yeon Ju juga tidak berubah atau berbeda jauh dari tampilan biasanya. Sebenarnya, halusinasi Baek Ha tentang Yeon Jun dimulai dari situ.

Lalu, dilanjutkan dengan munculnya Soo Bin, Beom Gyu, Tae Hyun dan Huening Kai.

Yeon Jun ini setengah arwah dan setengah halusinasinya Baek Ha.

Tubuhnya pun masih terdiam di atas kasur dan tidak pernah bergerak, jika dihitung-hitung, sudah sekitar 2-3 tahunan Yeon Jun belum siuman.

──────────────────────────────

Rabu, XX October 2019
05 : 45 PM

"Oke, diam dulu!"

Baek Ha terlibat percek-cokan kecil dengan teman-temannya. Yeon Jun menceritakan semuanya kepada Baek Ha yang pada akhirnya muncul kesalahpahaman yang kecil dengan teman-temannya. Tak Baek Ha sangka, yang dulunya sangat dekat dan tidak bisa dipisahkan, bisa bertengkar serius juga. Selama ini, Baek Ha tidak pernah terlibat atau melihat teman-temannya bertengkar dengan serius.

"Yeon Jun, apa alasanmu berbohong? Padahal yang mengalami kejadian kecelakaan itu adalah Soo Bin?"

"Baek Ha, jika aku mengatakan semuanya ke kamu... Mungkin pada saat itu juga, kamu akan menyerahkan jantungmu padaku! Aku tidak mau hal itu terjadi!" Seru Yeon Jun.

"Kenapa kalian terlihat sehat di sini?"

"Baek Ha, mereka cuma khayalanmu dan aku!" Seru Yeon Jun.

"Jika kamu fokus kepadaku, mereka tidak akan pernah ada di sini!"

Baek Ha menatap Yeon Jun dan kembali menengok ke belakang, ternyata memang tidak ada siapa-siapa.

"Hah?!" Baek Ha dilanda kebingungan.


"Baek Ha, sadarlah!" Seru Huening Kai.

Baek Ha kembali tersadar, dia merasa pusing dan mual seketika. Pandangannya menggelap, tubuhnya melemas, sepertinya penyakit Anemia-nya telah kambuh. Baek Ha menjedukkan dahinya ke setir mobil, dia ingin beristirahat sebentar. Dia ingin mencari keputusan yang benar-benar bulat dan jelas agar ia tidak menyesali perbuatannya.

"Tolong beri aku waktu..." Pinta Baek Ha.

"Baek Ha, sebentar lagi matahari akan terbenam sepenuhnya... Sekarang sudah pukul 05 : 49 PM, jika kita tidak—" Pembicaraan Beom Gyu dipotong.

"15 detik! Tolong diam sebentar!" Baek Ha kembali terdiam.

15 detik berlalu, akhirnya Baek Ha membuka sebuah topik singkat.

"Yeon Jun, jika kamu pergi bersamaku dan teman-temanku... Bagaimana dengan tubuhmu yang masih berada di rumah sakit?" Tanya Baek Ha.

"Tubuhku? Yah, aku mati lah!" Jawab Yeon Jun seperti tidak ada beban.

Baek Ha mengernyit, Yeon Jun sepertinya tau apa yang sedang Baek Ha pikirkan.

"Semuanya kuserahkan padamu Baek Ha, jika kamu ingin melanjutkan... Kami akan ikut bersamamu dan jika tidak... Kami akan pergi dengan sendirinya dan mungkin... Aku tidak akan mengingatmu" Yeon Jun tersenyum.

Baek Ha sempat merasa ragu sebentar, dia kembali bersender pada kursinya.

"Kita sudah membuat janji kalau kita akan selalu bersama-sama, kan?" Baek Ha menatap Yeon Jun.

"Kenapa?" Yeon Jun menyengir.

"Apa nih~? Bau-bau apa nih~?" Goda Huening Kai.

Soo Bin, Beom Gyu dan Huening Kai mulai menggoda Baek Ha, Tae Hyun hanya diam di tempat sembari menganga.

"Apa sih?" Tanya Tae Hyun.

Baek Ha yang diisengin mulai tersenyum berakhir menjadi ketawa kecil.

"Jangan begitu... Baiklah! Sudah kuputuskan!" Baek Ha memegang kembali setirnya dan menatap lurus ke depan.

"Jika kamu lurus ke depan, maka rohku ini akan ikut bersamamu... Sebelum kita semua benar-benar meninggalkan bumi, aku ingin mengatakan sesuatu padamu, Baek Ha" Kata Yeon Jun sembari menyenderkan punggung ke kursi.

Baek Ha menengok ke Yeon Jun.

"Aku mencintaimu"

Baek Ha tersenyum mendengar hal itu. Baginya, lima kata itu sudah cukup bagi Baek Ha untuk dijadikan alasan bertahan hidup sampai sekarang. Pada akhirnya, Baek Ha bisa mendengar kata-kata itu sebelum ia mengakhiri nyawanya sendiri. Kata-kata yang selalu diimpikan oleh Baek Ha, akhirnya ia bisa mendengarnya secara langsung.

Baek Ha menginjak gas, mobil kembali melaju dengan kecepatan lebih tinggi. Soo Bin dan Huening Kai menurunkan jendela, mereka berdua berteriak kesenangan. Tae Hyun hanya sedikit khawatir karena kecepatan mobil yang cukup tinggi, membuatnya agak takut. Beom Gyu cuma bisa tersenyum miris, melihat tindakan aneh dari teman-temannya ini.

Pada pukul 05 : 53 PM, mobilnya Baek Ha sampai pada ujung tebing dan pergi melayang ke langit.

Di saat itu juga, Elektrokardiogram milik Yeon Jun behenti mengeluarkan suara detak jantung.

──────────────────────────────

𝙏𝙤 𝘽𝙚 𝘾𝙤𝙣𝙩𝙞𝙣𝙪𝙚𝙙...

Thank you for reading this chapter
Please wait for the next chapters(◍•ᴗ•◍)
-Love, Kei

𝙍𝙚𝙫𝙚𝙧𝙞𝙚 || 𝙏𝙤𝙢𝙤𝙧𝙧𝙤𝙬 𝙓 𝙏𝙤𝙜𝙚𝙩𝙝𝙚𝙧Where stories live. Discover now