Bastard Obsession | 31

Start from the beginning
                                    

"Ini rumah ku, pengungsi harap diam."

------

Katakan sudah berapa lama ia berada di sini, pelepisnya terasa berdenyut kuat saat alkohol mulai menguasai tubuh nya. Walaupun wine yang di berikan Katie memiliki kadar alkohol yang rendah tapi rasanya tubuh nya terasa terombang ambing.

Matanya menatap tubuh Katie yang tertidur pulas di atas sofa, tangannya bahkan masih memegang botol wine yang sudah habis setengah, wanita itu seperti nya akan mati jika menghabiskan satu botol lagi.

Mata Alicia terpejam beberapa saat lalu kembali terjaga saat suara bell rumah Katie terdengar beberapa kali. Alicia berjalan dengan langkah berat, sesekali ia akan terjatuh karena merasa pusing. Ia menggoyangkan tubuh Katie berusaha membangun kan gadis itu tapi tentu saja itu hal yang sia-sia.

"Katie bangun!" Cercau Alicia.

Suara bell kembali terdengar lalu di susul dengan suara ketukan pintu yang cukup keras, tidak sabaran.

Alicia bangkit dari tempat nya dan berjalan menuruni anak tangga, tangan nya memegang setiap benda yang ada untuk membantu nya menopang tubuh nya, bahkan ketika di depan pintu langkah nya sedikit goyah membuat nya justru terjatuh di depan pintu. Tangannya berusaha menarik kenop pintu tanpa memeriksa lebih dulu membiarkan seseorang di balik sana menatap nya dengan sorot wajah menakutkan.

Mata Alicia mengerjap beberapa kali menyadari bahwa sosok pria itu tampak tidak asing, matanya memincing menatap pria itu lalu tersenyum lebar seperti orang bodoh. Mungkin jika ia berada dalam keadaan sadar Alicia akan segera menutup pintu dan berlari ketakutan, tapi sayangnya dirinya masih terlalu mabuk untuk menyadari bahaya yang ada di depannya.

-------

"Saya berhasil melacak ponsel nona, tuan."

Kenzie berjalan dengan cepat kearah anak buahnya, menarik kerah baju pria itu hingga mata keduanya saling bertatapan. Mata Kenzie menyorot tajam seolah siap merobek robek tubuh pria itu.

"Untuk melacak nya saja butuh waktu dua jam! Dasar bodoh!" Umpatnya kesal.

"Ma-maaf tuan, sa-saya tidak bisa melacak ponsel nona dalam keadaan mati."

Kenzie mendelik sinis, mendorong tubuh pria itu kasar.

"Apa yang kau tunggu?! Cepat siap kan mobil sekarang!" Kenzie berteriak kesal.

Pria itu tampak ketakutan tapi tidak menunggu lama ia segera berlari menuju pintu depan dan menyalakan mobil.

Kenzie berbalik mengambil sebuah pistol dan belati nya, ia juga memasukkan sebuah obat kedalam saku jas nya lalu berjalan keluar. Langkah nya yang berat membuat para pelayan yang berdiri di sana tanpa sadar menahan nafasnya takut.

Mobil bergerak pergi meninggalkan area mansion dan membelah jalanan kota dengan cepat, tidak mempedulikan umpatan protes dari penggunaan jalan lain mobil itu terus melaju kencang. Bahkan pria di balik bangku pengemudi itu lebih memilih jika harus mati karena kecelakaan mobil dari pada harus berhadapan dengan amarah tuannya yang sedang memuncak.

Tidak butuh waktu lama untuk mobil itu berhenti di sebuah rumah mewah di sebuah perumahan ternama.

Kenzie berjalan keluar dari mobil dengan langkah lebar, menekan bell rumah dengan tidak sabaran. Nafasnya memburu dengan tangan yang semakin mengepal kuat bersiap untuk melayangkan tinju pada pria brengsek yang berani membawa Alicia.

Tapi beberapa menit berlalu pintu di depan nya tidak kunjung terbuka, Kenzie menghela nafas kesal karena tidak bisa mendobrak pintu di depan nya karena banyak mata yang memandang. Tangannya kembali menekan bell dan menggedor pintu rumah dengan keras hingga mungkin bisa menghancurkan pintu di depan nya.

Bastard ObsessionWhere stories live. Discover now