JP | 11

28.6K 1.2K 3
                                    

****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

****



Pria dengan perawakan tegas berdiri di depan rumah berlantai satu yang sudah jarang ia kunjungi. Akhir- akhir ini pekerjaannya sangat sulit untuk ditinggalkan, meski hanya sekedar mampir sebentar ke orang yang disayanginya.

Pria yang selalu menampilkan mata tajam dan wajah datar ini selalu bisa merubah ekspresinya jika datang ke rumah ini.

Rumah ternyaman yang pernah ia kunjungi, disini juga penuh dengan kenangan indah.

Senyum yang jarang terukir dengan ikhlas sekarang perlahan terangkat sempurna.

Pria itu bernama Gavin Januarta, pewaris tunggal PT. Januarta Grup. Pria berusia 30 tahun ini masih belum mempunyai pasangan. Rasa trauma atas pengkhianatan sang ibu masih membekas hingga saat ini.

Sejak kecil Gavin tidak pernah mempercayai seorang perempuan kecuali sang Nenek dari pihak Ayah.

Ayah Gavin sendiri sudah meninggal sejak ditinggalkan istrinya. Rasa cinta yang teramat besar meski sudah dikhianati perlahan membuatnya sakit-sakitan.

Dari situlah sifat Gavin yang awalnya ceria berubah menjadi dingin dan tak ingin disentuh oleh wanita manapun. Seolah wanita itu virus yang harus di hindari.

Gavin membuka pagar minimalis yang tingginya hanya sebatas pinggulnya, Setelah itu ia berjalan menuju pintu utama lalu mengetuk rumah itu. "Assalamualaikum Oma."

Rina yang sedang bersantai di ruang tamu segera membuka pintu mendengar suara dari cucu tunggalnya. Cucu yang sangat dirindukannya.

Rina membuka pintu, lalu memeluk tubuh Gavin dengan erat, tubuhnya yang sudah tak sekuat dulu segera dibalas oleh Gavin. Rina hampir tidak terlihat karena tingginya yang tidak sampai bahu Gavin.

Gavin bahagia, sudah lama ia merindukan pelukan hangat dari sang Nenek. Karena jarak tempat tinggal mereka cukup jauh.

Rina lebih memilih pinggir kota yang tidak terlalu bising dan penuh dengan polusi, sedangkan Gavin tinggal di apartemen yang tidak terlalu dekat dengan perusahaannya.

"Waalaikumsalam.. Masih ingat kalau masih punya Oma!" Sindir Rina.

Gavin terkekeh, melepas pelukan Rina kemudian berganti merangkul pundak Rina untuk berjalan bersama memasuki rumah.

"Aku merindukanmu, Oma." Ucap Gavin genit.

"Kalau rindu kenapa baru datang!" Rina mencubit perut datar Gavin.

"Argh sakit, Oma." Keluh Gavin padahal cubitnya tidak terasa, hanya saja Gavin suka menggoda Rina.

"Kau ini! Selalu saja menggodaku!"

****

Hari ini, Abi meluangkan waktunya untuk pulang ke rumah. Sesekali Abi akan pulang agar Zila tak menaruh curiga kepadanya.

Janda & PerjakaWhere stories live. Discover now