Kotak Makan

83 21 20
                                    

Benarkah cinta pandangan pertama itu indah?
-Alfaro-

Alfa memijit pelipisnya,kepala laki laki itu tiba² terasa pening.
Berkutat dengan laptop selama berjam jam lebih membuat mata laki laki itu sedikit perih.

Alfa menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kerja.
Bukan hanya kepala bagian tubuh seperti bahu,leher dan punggung laki laki itu pun juga terasa pegal.

Alfa menutup laptopnya karena waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam,ia berniat untuk melanjutkan pekerjaannya di kantor pagi nanti.

Alfa menghembuskan nafasnya lelah,laki laki itu beranjak pergi menuju ke kasurnya dan menidurkan badannya yang sedari tadi terasa pegal.

•••

"Aku nggak nyangka bisa bertemu dengan kamu di sini,Sat"ucap Bromo.
"Iyhh,hampir lima tahunan kita tidak ketemu"sahut Satria.

Kedua kaki laki parubaya itu saling bertukar senyuman.
Saat ini mereka sedang berada di satu perusahaan terbesar di salah satu kota Jepang.

"Aku gak nyangka banget ternyata perusahan kita saling bekerjasama,"ujar Bromo.
"Ouh yah?padahal sudah hampir 7 tahun perusahaan ku bekerja sama dengan perusahan elektronik mu"ucap Satria membuat Bromo sedikit kaget

Pasalnya yang mengurus perusahan ini adalah bawahannya yang sudah di percayai, sementara dirinya mengurus di Canada dan Jakarta itu juga paling sering di Canada.

"Emm ngomong ngomong bagaimana dengan Alfa?apakah dia lanjut sekolah atau menjadi penerusmu?"
"Kenapa masih bertanya?bukankah jawabannya sudah jelas?"ucap Satria.

Bromo terkekeh begitu juga dengan Satria.Tidak heran lagi untuk Bromo.
Dari dulu fikiran teman semasa kecilnya memang bersangkutan dengan pekerjaan.

Bromo membenarkan kacamata minusnya.
"Khem,soal perjanjian nenek moyang kita dulu apa masih berlaku?"tanya Satria membuat Bromo menatap laki laki bertubuh tegap itu serius.

"Maksud kamu?perjanjian apa?"tanya Bromo.
"Soal perjodohan anak kita"terang Satria membuat Bromo sedikit berfikir.

"Ouhhh .."jawabnya setelah mengingat soal perjanjian dulu.
"Jadi bagaimana?apa masih berlaku?"
"Memangnya Alfa belum menikah?atau kamu ingin menjadikan putri ku menjadi istri anakmu yang kedua?"tanya Bromo membuat Satria tertawa.

Lelucon apa ini?.

"Tidak,Alfa belum menikah,"
Bromo sedikit kaget,jika di ingat ingat usia anaknya Satria terpaut lebih tua di bandingkan dengan usia putri semata wayangnya.

"Bukankah anakmu sudah berusia 25 tahun?lantas mengapa belum menikah?"ujar Bromo.
"Entahlah setiap kali aku dan Anisa bertanya soal perempuan dia pasti akan mengelak dan lebih mementingkan pekerjaan."ucap Satria mengadu keluhannya terhadap teman semasa kecilnya dulu.

Bromo hanya menganggukkan kepalanya.Ia yakin Alfa menuruni karakter Satria,laki laki pekerja keras.

"Jadi apa kamu setuju jika Alfa aku jodohkan dengan Anakmu?"tanya Satria berharap lebih kepada Bromo agar temannya itu mau.

"Kita bicarakan nanti ketika sudah berada di rumah sambil mengenalkan mereka,"jawab Bromo membuat hati Satria sedikit lega.

Satria menganggukkan kepalanya sebanyak satu kali "oke"
Setelah menyatakan itu mereka lalu melanjutkan pekerjaan.

•••

Aura mengikat tali sepatunya,rambut gadis itu sengaja ia kuncir satu.
Kurang dua hari lagi ujiannya akan usai.

Aura melangkahkan kakinya menuju meja makan,gadis itu sengaja bangun lebih awal dari biasanya karena ingin membawa bekal.

Jemari mungilnya mengambil kotak makan berwarna pink miliknya dulu sewaktu SD.

Galery (Terbit)Where stories live. Discover now