Bastard Obsession | 26

Start from the beginning
                                    

Tapi di balik punggung nya senyum kecil itu tiba-tiba menghiasi wajah cantik nya, pipinya memerah tampak seperti tomat saat senyum pria itu kembali terulang di ingatan nya. Alicia menggeleng kan kepala nya dan menepuk nepuk pipinya yang memanas, ia pasti sudah gila karena memikirkan pria lain saat Kenzie tidak ada di sini.

Alicia menarik nafas dalam dalam lalu kembali memacu langkah nya dengan cepat menuju kamarnya, ia membuka pintu kamarnya dan berjalan masuk, bibirnya bergumam kecil menyanyikan sebuah lagu dengan senyum merekah, tidak menyadari sepasang mata menatap nya di ujung ruangan melihat nya dengan tatapan dingin.

"Kau tampak senang hari ini, sayang."  Suara seorang pria yang sangat familiar di telinga nya membuat tubuh Alicia membeku sesaat.

Tangannya baru akan melepas pakaian nya terhenti begitu saja, bersamaan dengan senyum nya yang hilang dan di ganti kan dengan ekspresi takut.

Tubuh nya perlahan berputar hingga matanya bertabrakan dengan iris mata hitam dan tajam milik Kenzie.

Pria itu tengah duduk di sofa yang berada di ujung ruangan, tangannya memegang ujung rokok yang tinggal tersisa setengah.

Pria itu tengah duduk di sofa yang berada di ujung ruangan, tangannya memegang ujung rokok yang tinggal tersisa setengah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kenzie mengangkat sebelah alisnya menilai. "Kemana senyum manis itu hm? Aku kira kau tersenyum karena ingin menyambut kedatangan ku, tapi sepertinya aku salah?"

"Ke-kenzi maaf aku tidak tahu kau akan pulang hari ini," ucap Alicia menatap ujung kakinya, ia bahkan tidak berani untuk menatap mata pria itu lebih lama lagi.

Kenzie tersenyum miring, ia bangkit dan berjalan mendekat ke arah Alicia. Tangannya bergerak menyentuh bahu Alicia dengan lembut, tapi walaupun begitu tubuh gadis itu justru bergetar ketakutan.

Kenzie mengangkat dagu Alicia, di hisap nya benda nikotin di tangannya dan ia menghembuskan asap rokok itu tepat di wajah Alicia membuat gadis itu terbatuk-batuk dengan mata memerah menahan tangisnya.

"Tentu saja kau tidak ingat, bukan kah kau sedang asik bermesraan dengan kekasih baru mu?" Bisik Kenzie dingin, matanya menyorot tajam.

Alicia menggelengkan kan kepala nya kuat saat mengerti maksud dari ucapan nya.

"Ti-tidak seperti itu Kenzie aku-"

Plak!

Satu tamparan itu berhasil membuat tubuh Alicia yang mungil terjatuh menyentuh dinginnya lantai.

Alicia memegangi pipinya yang memas, matanya yang sudah di penuhi genangan air mata kini luruh membasahi pipinya.

"Kenzie... Maaf..." Bisik Alicia lirih.

Kenzie memejamkan matanya, mengatur nafasnya yang memburu saat ia melihat gadisnya bersama pria lain.

Kenzie menggulung tangan kemeja nya dan membuat beberapa kancing bajunya, ia menarik tubuh Alicia dengan kasar dan melemparnya ke atas tempat tidur.

Tangis Alicia pecah saat Kenzie mencengkeram dagunya dengan kuat hingga Alicia merasa kepalanya akan pecah saat itu juga.

"Gadis nakal, aku baru pergi beberapa hari dan kau sudah seperti jalang, apa ucapan ku tidak membuat mengerti?!"

"SUDAH KU BILANG TIDAK ADA YANG BOLEH MENYENTUH MU SELAIN AKU BITCH!" Teriak Kenzie menggema di seluruh penjuru ruangan.

Alicia menangis semakin keras, matanya terpejam takut.

"Sa-sakit..hiks.. Kenzie...hiks..."

Kenzie melepaskan genggaman nya menatap Alicia yang terbaring tidak berdaya dengan Isak tangis yang semakin keras dengan frustasi.

Kenzie memijat pelipisnya yang terasa berdenyut keras saat mengingat liontin perak yang di miliki pria itu.

Berusaha menepis semua kemungkinan terburuk yang bisa terjadi, dan saat ia merasa ingin meledak ia berharap bisa melihat senyum manis gadisnya untuk sedikit membuat nya merasa tenang dan melepas penatnya selama beberapa hari ini. Tapi yang ia dapatkan justru melihat Alicia yang bermesraan dengan pria bajingan itu, dan untuk pertama kalinya ia merasa sangat benci melihat senyum Alicia tampak sangat bahagia karena ia tahu senyum itu bukan di tunjukkan untuk nya, tapi untuk pria lain.

Dan itu membuat nya ingin menghabisi semua orang saat itu juga.

-----

Langkah kaki Lionel berhenti di ujung ruangan, alunan suara piano membuat langkah nya berbalik menuju ruang utama. Mata pria itu menatap sosok gadis dengan rambut coklat terang yang membelakangi nya.

Suara langkah kakinya membuat permainan nya terhenti, gadis itu tersenyum saat mengetahui keberadaan nya.

"Kau sudah kembali?" Iris abu-abu itu tampak bersinar terang menyambut kehadiran nya.

Lionel tersenyum, mengangkat tangan nya membuat gadis itu berjalan sambil tertawa kecil menyambut nya dengan pelukan hangat.

"Bagaimana kabar mu, Helen?"

Helen, gadis itu mengerutkan wajah murung. "Sangat buruk, kak."

Lionel mengeruk dahinya tidak suka.

"Ada apa, apa ada masalah?" Tanya Lionel khawatir.

Helen mengangkat bahunya acuh lalu berjalan menuju sofa, ia duduk lalu meminum jus buah nya.

"Banyak sekali, tapi sebelum itu biarkan aku bertanya kenapa kau tidak menemui ku dan malah pergi pergi ke tempat lain?" Tanya Helen dengan tangan terlipat marah.

Lionel tertawa kecil, ia mengacak-acak rambut Helen dengan sayang.

"Maaf aku ada hal penting yang harus ku urus,"

Helen menajamkan matanya sinis. "Benarkah? Om bilang kau sedang mengencani seorang wanita hingga tidak ada waktu untuk menyapa ku, setelah sekian lama di Paris dan sekarang kau pulang tapi kau justru melupakan ku." Ucap Helen kesal.

Lionel menggeleng kan kepala nya tidak terima. "Itu tidak benar, kau sangat penting bahkan lebih penting dari semua koleksi senjata ku."

Helen mengangkat sebelah alisnya. "Kau sedang meledek ku ya?!"

Lionel tertawa kecil. "Tentu saja tidak, sudah lupakan itu semua,"

Lionel melepaskan jas nya dan menggulung lengan kemeja nya, duduk dengan santai membuat pesona nya semakin meningkat.

"Lebih baik sekarang katakan bajingan mana yang telah membuat adik ku yang cantik ini bersedih?"





To be continued
-----------------------

Halo, selamat malam untuk penunggu cerita ini, semoga suka yaa sama chapter ini jangan lupa vote and comment

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Halo, selamat malam untuk penunggu cerita ini, semoga suka yaa sama chapter ini jangan lupa vote and comment.

Nah sekarang udah ada yang tahu alur cerita nya gimana?

Next? Comment yaa.

Jangan lupa follow Instagram aku ya.
@aurajuliana__ kita tanya tanya seputar cerita Kenzie dan Alicia 😗

Thank you.

Bastard ObsessionWhere stories live. Discover now