11. PERNIKAHAN BENCANA

0 0 0
                                    

Sebuah gaun panjang berwarna merah emas membentang, telah dibalutkan di tubuh elok Chrystal. Gaun berwarna merah yang melambaikan sebuah kebahagiaan tiada tara. Ramai, semua orang tengah ramai bersuka cita, canda ria, merayakan hari pernikahan calon pemimpin suku mereka.

Chrystal Aurora kali ini benar-benar akan menikahi seorang spirit kucing dari klan spirit yang bernama Fengli. Dua orang yang awalnya saling bermusuhan, kini mereka akhirnya harus duduk di singgasana pengantin secara berdampingan.

Sebuah gaun merah emas, dengan ukiran merak yang sangat mewah menghiasi tubuh Chrystal. Semua orang tengah sibuk untuk mempersiapkan segala apa-apa yang harus dipersiapkan untuk pernikahan mereka. Sedangkan sedari tadi, Chrystal hanya duduk menatap pantulan dirinya sendiri di depan cermin.

Bulu mata lentiknya terkibas-kibas ketika Chrystal mengedip-ngedipkan kedua matanya. Mata beningnya tampak dingin dan kosong, kala memperhatikan gambar dirinya sendiri di cermin. Sesekali Chrystal memegangi rambutnya yang terasa berat karena tataannya yang terasa tidak nyaman. Akan tetapi, Chrystal berusaha agar dia tidak menghancurkannya.

Chrystal hanya bersyukur bahwa rambut panjangnya ditata sesuai keinginannya agar tidak merasa tidak nyaman karenanya. Jepit, banyak sekali jepit rambut mewah yang dipasang mengelilingi rambutnya. Chrystal merasa seakan-akan dirinya seperti seorang penjual aksesoris di jalanan.

Wajah Chrystal yang putih bening merona, dan biasanya tidak pernah ia hias, kini telah dihiasi mekeup yang dia sendiri tidak tahu apa nama semua makeup yang dipakaikan untuknya. Kali ini, Chrystal hanya tertehun, berdiam diri, dan menurut ketika para juru rias merias dan memodifikasi tubuhnya sebagaimana rupa.

Setelah kira-kira 2 jam berlalu, akhirnya para juru rias itu pun selesai merias wajah dan tubuh Chrystal. Dan setelah mereka selesai melakukan tugas mereka, mereka pun akhirnya pamit dan keluar dari ruangan Chrystal.

Kali ini Chrystal ditinggalkan seorang diri di ruangannya. Chrystal hanya menatap kosong gambar dirinya yang terpantul di cermin. Batinnya hanya merasa dirinya yang seperti hari-hari biasa, dan dirinya hari ini terasa sangat berbeda, seperti dua orang yang dilahirkan dari rahim yang tidak sama.

Riasan telah mengubah seluruh wajah dan tubuhnya. Chrystal memiliki fitur wajah bulat kecil seperti wajah bayi. Biasanya, Chrystal tidak pernah memakai riasan apa pun di wajahnya. Kali ini, untuk pertama kalinya Chrystal memakainya dan itu sudah membuat perubahan besar terhadap wajahnya yang biasanya dia biarkan polos.

Gaun biru seribu paket yang biasa digunakan Chrystal, kini telah berubah warna menjadi gaun mewah berwarna merah emas. Gaun merah yang sangat mewah dan berat. Tampaknya, gaun itu didesain khusus untuknya dan baru saja selesai dibuat. Pantas saja, gaun itu terasa sangat pas dengan bentuk tubuhnya.

Chrystal menggeser sehelai rambut poninya yang menutupi matanya. Dia tetap menatap pantulan dirinya yang ada di cermin. Setelah lama ia menatap dirinya sendiri, Chrystal pun bangkit dari tempat duduk sembari mengangkat gaunnya dengan kedua tangannya.

Tok...Tok...

Sebuah suara pintu tengah diketuk. Benar, seseorang tengah mengetuk pintu ruangan Chrystal. Chrystal pun langsung menoleh ke arah pintu, ketika baru saja mendengar suara ketukan tersebut.

"Siapa?" tanya Chrystal dengan lantang.

"Aku, Rafaela." Seseorang dari balik pintu itu menjawab pertanyaan dari Chrystal. Dan ternyata... orang itu adalah Rafaela.

"Rafaela? Ada perlu apa?" tanya Chrystal kembali.

"Ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu. Bolehkah aku masuk?" tanya Rafaela.

Chrystal pun hanya terhening sejenak tanpa menjawab pertanyaan dari Rafaela. Matanya tak berkedip dan hanya menatap pintu yang berada jauh di seberangnya.

Beberapa detik kemudian, Chrsyatal sepertinya telah paham semuanya. Chrystal menghela nafasnya dengan berat agar ia bisa bersikap setengang mungkin.

"Jika kau sedang tidak ingin diganggu, aku akan pergi sekarang juga," ucap Rafaela.

"Tidak, masuklah!" perintah Chrystal.

Rafaela pun mulai mendorong pintu ruangan itu. Lalu, ia pun mulai melangkahkan kakinya, masuk ke dalam ruangan Chrystal. Gaun putih yang dikenakan Rafaela sempat tersangkut di pintu itu. Akan tetapi, untung saja Rafaela langsung menyadari hal itu dan melepaskan ujung gaunnya yang tersangkut.

Chrystal pun kembali duduk di tempatnya seperti semula, tempat duduk yang ada di depan cermin. Sedangkan Rafaela pun langsung berjalan menghampiri Chrystal.

Rafaela menghentikan langkahnya, ketika ia telah berjarak satu meter di belakang tempat Chrystal berpijak saat ini. Rafaela melihat pantulan dirinya dan wajah Chrystal yang ada di cermin. Posisi Chrystal tetap menatap cermin dan membelakangi Rafaela. Tampaknya, Chrystal sudah tahu maksud dan tujuan Rafaela datang menemuinya. Oleh sebab itu, Chrystal pun telah mempersiapkan dirinya untuk mendengarkan Rafaela berbicara sembari menebak sesuatu yang ingin dikatakan oleh Rafaela.

Setelah menatap lama wajah Chrystal yang ada di pantulan cermin, Rafaela pun akhirnya angkat bicara. Mereka berbicara dengan posisi yang saling membelakangi.

"Dari raut wajahmu, sepertinya kau sudah tahu apa yang ingin kubicarakan denganmu," ujar Rafaela.

"Aku tahu kau pasti akan menyuruhku menghentikan pernikahan ini." Chrystal pun langsung mengucapkan kalimat pokoknya tanpa berbasa-basi sedikitpun.

"Benar. Aku ingin kalian menghentikan pernikahan ini," ungkap Rafaela yang kembali menegaskan.

"Aku hanya penasaran, di antara semua orang, hanya kau saja yang menentang keras pernikahan ini. Aku ingin tahu alasannya. Bisakah kau menjelaskannya?" cetus Chrystal.

"Aku tidak yakin kau akan mampu mendengarkan alasannya," ucap Rafaela.

"Alasan seperti apa, sehingga membuatku tidak mampu hanya mendengarknnya saja?" Chrystal tampaknya sudah mulai penasaran dengan alasan larangan di balik pernikahanya.

"Apapun alasannya, itu tidak lagi penting. Yang terpenting adalah, kalian tidak boleh melakukan pernikahan ini," ujar Rafaela.

Chrystal pun akhirnya bangkit dari tempat duduknya dan berbalik menatap Rafaela yang berjarak dekat dengannya. Dengan tatapan dingin, Chrystal menatap Rafaela, mengharapkan Rafaela cepat memberitahu alasannya. Namun, Rafaela tidak paham maksud isyarat yang diberikan Chrystal kepadanya.

Pada akhirnya, Chrystal pun hanya menyeringai,setelah lama menatap Rafaela. Chrystal pun akhirnya kembali duduk kembali ke tempat duduknya dan menatap kembali gambar dirinya yanh terpantul di cermin.

"Sudahlah, lupakan saja. Aku tahu kau pasti tidak akan memberitahuku. Semua orang selalu seperti itu, menyembunyikan segala sesuatu dariku. Baik itu kebenaran, ataupun kebohongan," ucap Chrystal.

"Sebenarnya, aku bukannya tidak ingin memberitahumu. Hanya saja, aku tidak ingin merusak suasana hatimu. Karena tampaknya kau sangat bahagia. Dari awal pertemuan kita, aku tahu selama ini kau tidak pernah bahagia. Setiap masing-masing dari kita memiliki kisah hidup rumit tersendiri. Aku tidak ingin menghakimi atau menganggap siapa yang lebih menyedihkan. Aku hanya ingin menghindari sebuah bencana, sebelum semuanya terlambat," ungkap Rafaela.

"Bencana? Apa maksudmu?" Chrystal yang menatap dirinya dan Rafaela di cermin pun reflek menoleh ke arah belakang, menatap Rafaela tanpa beranjak dari tempatnya.

"Jika aku berkata pernikahan ini adalah bencana, apa kau akan mempercayainya? Takdir, takdir di antara kalian tidak bisa diremehkan. Aku hanya tidak ingin sesuatu yang buruk menimpa kalian berdua," jelas Rafaela.

Raise Life: Cinta Setelah MatiWhere stories live. Discover now