10. MENGIBARKAN BENDERA PERANG

0 0 0
                                    

"Apa? Apa yang kau ... ." Belum sempat ayah Chrystal menyelesaikan perkataannya, Fengli melancarkan serangannya secara gesit.

Fengli menarik jasad Chrystal yang dibaringkan dengan kekuatan magnetnya. Ia menarik jasad Chrystal ke pelukannya. Ayah Chrystal yang melihat hal itu pun tidak akan membiarkannya begitu saja.

Ayah Chrystal pun menyerang Fengli dengan sihir tiga elemennya. Akan tetapi, tindakannya kurang cepat dan cekatan. Fengli telah menghilang dengan sihir teleportasinya, ketika ia tengah menyerangnya. Fengli membawa jasad Chrystal bersamanya untuk meninggalkan dunia tiga elemen.

"Kurang ajar!!!" bentak ayah Chrystal kepada dirinya sendiri, ketika ia mendapati bahwa dirinya gagal mempertahankan jasad putrinya sendiri.

Fengli membawa jasad Chrystal dan menaungi tubuhnya di dalam kelereng spiritualnya. Ia segera pergi dari dunia tiga elemen secepat mungkin, supaya prajurit suku tiga elemen gagal mengejarnya.

Kemudian, Fengli mencoba untuk mengeluarkan kelereng spiritual di dalam tubuhnya lagi secara paksa. Energi Fengli mulai terkuras, wajahnya pucat, karena ia telah dua kali melanggar peraturan.

Fengli melukai organ vital dan menguras 5.000 tahun kultivasinya, setiap ia mengeluarkan kelereng spiritual miliknya secara paksa dari dalam tubuhnya. Ia bahkan belum mengisi daya energinya dengan cara menyerap energi Yin dan Yang dari seluruh penjuru dunia.

Usaha Fengli akhirnya berhasil. Ia berhasil mengeluarkan kelereng spiritual dari dalam tubuhnya. Dengan sigap, Fengli menyimpan jasad Chrystal di dalam kelereng spiritualnya. Kelereng spiritual Fengli saat ini adalah rumah bagi jasad Chrystal.

"Chrystal, tinggallah dan tidurlah di dalam sana. Aku pasti akan menyelamatkanmu. Suatu hari nanti, kita pasti akan bertemu lagi. Jika suatu hari nanti itu terjadi, aku pastikan bahwa aku tidak akan pernah melepaskanmu. Aku pasti akan mencintaimu sepenuh hatiku. Tunggu aku!" ucap Fengli sembari mencium kelereng spiritual berdarah miliknya.

Fengli saat ini belum sepenuhnya melarikan diri dari kejaran prajurit suku tiga elemen. Saat ini, ia tengah berada di kawasan laut mati dunia tiga elemen. Dengan seluruh tenaganya yang tersisa, Fengli berusaha berjalan secepat mungkin di atas permukaan padat laut mati.

Tidak ada siapa pun yang bisa menggunakan sihir di kawasan laut mati. Oleh sebab itu, Fengli tidak bisa menggunakan sihirnya untuk melarikan diri dari sana. Ia hanya bisa terus berjalan menyusuri laut mati dengan sekuat tenaga.

Ketika Fengli tengah berada di tengah laut permukaan lau mati, ia mendengar seseorang tengah berteriak menyuruhnya untuk berhenti.

"Berhenti di sana!!!" teriak seseorang dari seberang pantai.

Fengli langsung menoleh ke sumber suara dan melihat bahwa pasukan suku tiga elemen tengah mengejarnya. Namun, Fengli sama sekali tidak takut akan hal itu.

Fengli mengacuhkannya dan terus berlari dengan cepat menuju pantai seberang yang masih berjarak kira-kira 200 Km/jam. Waktu di dunia tiga elemen tidak pernah berputar, karena dunia tiga elemen berbentuk datar. Fengli hanya bisa mengira-ngiranya dan memperhitungkan segala situasinya.

"Berhenti!!! Atau akan kami serang!" ancam salah seorang komandan prajurit suku tiga elemen dari seberang pantai.

Fengli mendengarkan ancaman darinya. Namun, ia sama sekali tidak menggubrisnya. Dengan seluruh tenaga fisiknya, ia berlari menuju pantai seberang.

"Bersiap untuk memanah! Semuanya, siaga . . . SERANG!!!" Komandan suku tiga elemen memberikan intruksi kepada para prajurit suku tiga elemen dengan tegas.

Mereka tengah meluncurkan tiga macam panah untuk melukai Fengli. Mereka meluncurkan tiga panah elemen legendaris. Panah Batuan beku, Gejolak air, dan panah Gas beracun. Tiga macam panah elemen padat, cair, dan gas, panah legendaris suku tiga elemen, ketika mereka tengah berperang melawan musuh.

Fengli menyadari bahwa saat ini dirinya tengah ditargetkan oleh pemanah handal suku tiga elemen. Akan tetapi, Fengli tidak menyerah begitu saja dengan mudahnya.

Dengan kekuatan magisnya yang tersisa, Fengli berusha menghindari panah legendaris suku tiga elemen. Banyaknya panah yang mengeroyokinya membuat Fengli kewalahan.

Ia tidak bisa terus seperti ini, hanya terus menghindarinya. Fengli berpikir dengan keras, sembari menghindari panah yang berusaha menghunusnya.

Akhirnya, Fengli menemukan sebuah ide cemerlang. Dengan idenya itu, ia berusaha untuk melancarkan serangan baliknya.

Fengli tidak bisa mengalahkan mereka semua, karena saat ini ia sangat lemah. Fengli hanya bisa membuat tipu muslihat agar mereka gagal menangkapnya.

Dengan tenaganya yang tersisa, Fengli mencoba mengeluarkan kekuatan maksimum dalam dirinya. Cahaya biru keluar dari dalam tubuh Fengli dengan silaunya, lalu ekor raksasa Fengli membentuk sebuah bayangan mistis di belakang tubuhnya.

"Hyaaakk!!!!" teriak Fengli dengan lantang.

Tubuh Fengli terbang ke udara dengan gesit, seperti kecepatan meteoroid menembus atmosfer bumi. Fengli mengerahkan seluruh kekuatan magisnya yang tersisa.

Bammm!!!

Atap dunia tiga elemen retak, karena ditembus oleh Fengli dengan kuat. Fengli melarikan diri dari dunia tiga elemen lewat atap dunia. Fengli telah mengabaikan semua tanggung jawab dan tatakramanya. Ia menghancurkan formasi atap dunia tiga elemen yang sudah dijaga sebaik mungkin oleh suku tiga elemen.

"Spirit kucing sialan! Dia melarikan diri!!!" cerca komandan prajurit panah legendaris tiga elemen.

"Dia sudah melewati batasnya. Dia telah berani menghancurkan formasi atap dunia kita. Tindakannya ini menghina suku tiga elemen dan leluhur kita. Kita harus segera menangkapnya dan menghukumnya dengan berat!!!" cetus salah satu prajurit legendaris.

"Benar sekali. Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Tindakannya itu telah melanggar moral persatuan. Kita tidak bisa hanya menargetkannya, tetapi kita juga harus menarik semua klannya. Klan spirit tidak bisa menghindar dari kesalahan yang diperbuat oleh salah satu anggotanya," cetus salah satu dari mereka yang ikut berbicara dan mengutarakan pendapatnya.

Komandan panah legendaris tiga elemen hanya mendengarkan para pasukannya mengutarakan pendapat dan kemarahan mereka atas tindakan yang diperbuat oleh Fengli. Ia juga merasa bahwa apa yang dikatakan oleh pasukannya tidak salah dan sangat benar.

Komandan pasukan pun akhirnya angkat bicara. "Kalian semua benar. Masalah ini tidak bisa dianggap sepele. Dengan membawa jasad putri pemimpin suku saja sudah termasuk kesalahan besar. Bahkan sebelum itu, ketika ia membuat putri pemimpin suku kehilangan nyawanya juga adalah dosa yang tidak bisa dimaaafkan. Kita tidak bisa membiarkannya hidup tenang di tujuh dunia," cetusnya.

"Lalu, apa tindakan yang harus kita lakukan setelahnya?" tanya salah satu prajurit.

"Memburunya. Kita harus terus memburunya, hingga ke penjuru dunia. Ah benar, jangan lupa untuk menabur perselisihan di antara suku spirit dan suku-suku di tujuh dunia. Buat suku spirit terpojokkan, sehingga mereka sendiri yang maju untuk membunuhnya secara pribadi." Komandan prajurit mengutarakan ide liciknya kepada para pasukannya.

"Ide yang sangat brillian. Mari kita lihat, sejauh mana spirit kucing lemah sepertinya bisa melarikan diri. Kita buat dia tidak memiliki secuil pun tempat di dunia ini. Itu adalah hukuman dari meremehkan suku tiga elemen dan mengibarkan bendera perang kepada kita," cetusnya.

Raise Life: Cinta Setelah MatiHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin