9. SUKU PEMBANGKIT NYAWA

0 0 0
                                    

"Izinkan aku menghidupkannya kembali!" cetus Fengli dengan nada suara lantang.

Ungkapan Fengli membuat ayah Chrystal tertegun seketika. Ayah Chrystal bangkit dari tempat duduknya dan melepaskan genggaman tangan yang menggenggam erat tangan Chrystal.

Dengan wibawanya, ia berjalan menghampiri Fengli. Setelah jarak mereka lumayan dekat, ayah Chrystal pun menghentikan langkahnya. Ia berhenti tepat di depan Fengli, dengan jarak hanya 50 Cm dari tempat Fengli berpijak.

Ayah Chrystal menatap wajah Fengli dengan lekat, bagaikan pedang tajam terhunus. Namun, kharisma nya itu tak membuat keberanian Fengli luntur sedikit pun.

Fengli balas menatap mata ayah Chrystal dengan tatapan lekat, tak pudar sama sekali. Fengli telah yakin dengan apa yang ada dalam keyakinan hatinya. Ia tak bisa goyah sedikit pun untuk saat ini, meski ia harus terjun ke dalam neraka paling bawah.

"Kamu? Hanya spirit kucing lemah sepertimu... ingin membangkitkan Chrystal? Arogan sekali!!!" Ayah Chrsyal meremehkan Fengli, sembari mendorong-dorong tubuh Fengli dengan jari telunjukknya beberapa kali.

"Aku pasti bisa melakukannya!" cetus Fengli dengan sikap gentar dan percaya diri.

Perkataan Fengli membuat ayah Chsryal tertawa terbahak-bahak tidak jelas, seperti orang gila.

"Hahaha, kamu? Lelucon yang sangat menghubur di tahun ini. Kepercayaan diri apa yang kau punya? Spirit kucing umur 200 tahun sepertimu, ingin menajadi seorang pembangkit? Kau bahkan baru menguasai satu pembukaan pintu formasi. Lucu sekali! Bisa kau ulangi kembali perkataanmu? Sepertinya... aku salah dengar. Apa aku yang berhalusinasi?" ujarnya.

Ayah Chrystal tak henti-hentinya menganggap Fengli makluk lemah dan merendahkan tanpa tanggung-tanggung. Ia menyepelekan Fengli, seakan-akan ia hanyalah makhluk yang paling rendah dan terlemah.

Fengli hanya mengepalkan kedua telapak tangannya. Ia berusaha menahan segala hinaan yang ia dapatkan dari ayah Chrystal sebisa mungkin.

"Apa kau tidak mempercayaiku?" Fengli menunjukkan sikap geramnya.

"Bodoh sekali! Apa aku harus mempercayainya? Kau pikir, aku sebodoh itu?" Ucapan yang dilontarkan olehnhya, sengaja untuk meremehkan.

"Aku akan berusaha mewujudkannya. Demi Chrystal, aku akan melakukan apa pun. Sesulit apa pun jalannya, serumit apa pun prosesnya, pasti akan aku lakukan. Jika kau tidak mengizinkan, aku tidak lagi meminta izin darimu. Kau memang ayah dari Chrystal, tetapi kau tidak bisa melarangku. Kau tidak bisa melarangku untuk menyelamatkannya," cetus Fengli dengan gentar.

Ayah Chsrystal berhenti tertawa, ketika Fengli mengatakan hal itu. Kemudian, ia pun menghela panjang nafasnya.

"Lucu sekali, kau sangat lucu. Di mana kau saat Chrystal mencintaimu dengan tulus? Kau mengabaikan cinta tulusnya begitu saja. Aku memang menikahkan anakku karena sebuah perjanjian, tetapi aku bukan seorang Ayah jahat yang mengorbankan kebahagiaan putriku sendiri. Aku melihat dengan jelas, Chrystal mencintaimu dengan tulus. Tapi kau ... Kau menyia-nyiakan cinta tulusnya begitu saja," tutur ayah Chrystal.

Fengli hanya menundukkan kepalanya, karena ia merasa sangat bersalah kepada Chrystal. Ia mengakui semua kesalahannya. Kehilangan terjadi, ketika awalnya menyia-nyiakan.

"Andai aku menyadarinya lebih dulu. Anda aku menyadari perasaanku jauh sebelum itu. Andai aku bukanlah makhluk yang lahir tanpa perasaan. Andai Chrystal lebih dulu mencairkan hatiku lebih awal. Andai itu semua dilakukan, semua ini tidak akan terjadi," ucap Fengli. Nada bicaranya lirih dan disertai rasa keputusasaan yang begitu dalam.

"Penyesalan selalu datang di akhir. Lepaskan segalanya! Aku tidak ingin melukai jasad putriku lebih dalam. Lupakan tentang membangkitkannya. Kematian adalah suatu takdir yang mutlak. Membangkitkan nyawa suatu makhluk adalah sesuatu yang melawan tatanan dunia, melawan takdir. Karma pasti akan menghampiri. Lepaskan segalanya, biarkan dia beristirahat dengan tenang. Dia sangat mencintaimu sampai seperti ini. Aku pikir, dendamnya sudah terbalasakan, karena kau sudah menyesalinya," ujar ayah Chrystal panjang kali lebar.

Ayah Chrystal telah mengikhlaskan dan memasrahkan semuanya kepada takdir. Akan tetapi, tidak dengan Fengli. Fengli tetap bersikeras dengan pendiriannya. Ia tetap ingin membangkitkan Chsrystal, bagaimanapun caranya.

"Tidak! Aku tidak akan menyerah seperti ini. Sampai kapan pun, aku tidak akan menyerah untuk Chrystal. Aku bisa menyerahkan segalanya, tetapi tidak dengan Chrystal. Chrystal mencintaiku, dia pasti menungguku. Dia menungguku untuk menemuinya kembali dan membalas cintanya. Aku tidak bisa ... ."

Plak!!!

Perkataan Fengli terhenti, ketika ayah Chrystal tiba-tiba menampar wajahnya dengan keras. Fengli pun seketika memalingkan wajahnya ke arah samping.

"Sadarkan dirimu! Chrystal sudah pergi, dia tidak akan pernah kembali. Suku pembangkit nyawa telah lama musnah. Tidak ada lagi yang bisa membangkitkan nyawa di dunia ini. Apa kau tahu, kenapa mereka musnah? Karena mereka mendapat karma atas apa yang mereka lakukan. Siapa pun yang berusaha melawan takdir, mereka pasti akan dihukum oleh Tuhan," jelas ayah Chrystal.

Ayah Chrystal mencoba menyadarkan Fengli dan berusaha mengingatkannya. Ia memang membenci Fengli, karena tidak bisa menjaga putrinya. Akan tetapi, ia tidak bisa membiarkan Fengli mengalami kemalangan yang sama, seperti yang terjadi pada suku pembangkit nyawa.

"Aku sudah membualatkan tekadku. Apa pun itu, pasti akan kulakukan. Aku tidak perduli dengan konsekuensinya, meski aku harus kehilangan segalanya, termasuk nyawaku," cetus Fengli dengan geram.

"Apa kau benar-benar sudah gila? Hentikan obsesi bodohmu itu! Jangan sampai suatu obsesi menelanmu. Kau benar-benar spirit bodoh. Kau ingin membangkitkan nyawa Chrystal, lalu kau tidak perduli kehilangan nyawamu. Bagaimana jika kau kehilangan nyawamu? Semua usahamu akan sia-sia." Ayah Chrystal tidak berhenti menasehati Fengli.

"Setidaknya, aku pernah berusaha. Dengan begitu, aku tidak terlalu malu jika nanti aku menyusulnya. Aku akan punya sedikit muka yang bisa kutunjukkan kepadanya. Aku harap, dia bisa memahami perasaanku dan usahaku," ucap Fengli.

"Lalu, bagaimana jika kau berhasil menghidupkannya, tetapi dengan cara mengorbankan nayawamu? Apa kau tetap bersedia melakukannya?" Pertanyaan ayah Chrystal sengaja untuk menguji Fengli.

"Aku tidak perduli. Aku tetap akan melakukannya!" cetus Fengli dengan gentar.

"Apa kau ingin satu tamparan lagi? Sadarkan dirimu! Kau ingin menghidupkannya kembali, tetapi dengan cara mengorbankan nyawamu. Apa kau ingin Chrystal berhutang budi kepadamu? Pikirkan baik-baik! Kau malah akan semakin menyiksanya. Apa kau selalu ingin melihat Chrystal menderita... hanya karena kamu? Aku menyesal dengan apa yang telah terjadi, tetapi aku paling menyesal karena menikahkan putriku kepada pria sepertimu," ungkap ayah Chrystal.

"Aku tidak perduli kau membenciku. Satu hal yang pasti, aku pasti akan mengembalikan nyawanya. Dia pasti menungguku. Aku berhutang cinta kepadanya. Aku tidak akan pernah menyerah, sebelum aku berhasil membangkitkannya dan melunasi hutang cintaku padanya," cetus Fengli dengan geram.

"Kau hanyalah orang luar. Kau tidak ada hak untuk memutuskan. Chrystal adalah anakku, aku tahu yang terbaik untuknya. Dia sudah kecewa dengan dunia, dia ingin beristirahat karena lelah. Besok adalah hari peristirahatannya," ungkap ayah Chrystal dengan nada lesu.

"Jika kau tidak mengizinkanku, maka jangan salahkan jika aku tidak perlu lagi meminta izin darimu," cetus Fengli.

Raise Life: Cinta Setelah MatiDonde viven las historias. Descúbrelo ahora