♧ Appetizer ♧

55 8 8
                                    

Merupakan hidangan pembuka yang disajikan dalam porsi kecil atau biasa juga disebut sebagai finger food.

Dalam konteks cerita—terutama cerita ini—bisa kalian sebut sebagai prolog. Mungkin. Atau anggap saja sebagai bab 1 yang ringan. Karena jumlahnya melebihi 500 kata, tetapi kurang dari 1000 kata.

———————————
Chapter 0 – Appetizer
———————————

"Kau bercanda?! Ayo cepat kita susul dia!" Maia menggeram, mengarahkan tongkat cokelat ajaibnya tepat di depan batang hidung sang lawan bicara.

Anwen—lelaki yang menjadi tumbal penodongan makanan manis bersihir dari gadis di hadapannya—hanya mampu mengangkat kedua tangan dengan pasrah.

"Maia, aku sudah menjelaskannya padamu. Kue di dalam loyang itu membuka portalnya. Untuk Yume kembali ke dunia nyata. Kita tidak bisa menyusulnya ke sana, kau tahu itu."

"Anwen! Kau sadar, 'kan, kalau ada yang mengganjal dari kata-katamu barusan?!" gertak Maia sekali lagi. Kali ini, tongkat cokelatnya lebih berani menyentuh kening Pâtissier¹ muda yang tengah berlutut tidak berdaya tersebut kemudian mendorongnya.

"Apa maksudmu, Maia?"

Salah satu penyihir ternama di Sweet Island—sekaligus sahabat masa kecil Anwen—tersebut berdecak cukup keras setelah mendengar pertanyaan itu.

Satu yang Anwen ketahui, artinya dia akan berada dalam masalah besar.

"Oh My Gingerbread, Anwen! Kue manis itu masih menempel pada loyangnya bahkan saat kau hidangkan di atas meja milik Yume tadi! Sebagai seorang Pâtissier, kau seharusnya sudah dikeluarkan kalau menganggap hal itu adalah sesuatu yang wajar!"

Sejenak, saat Anwen menarik napas untuk berpikir, ia segera membuka mulut kembali begitu melihat tongkat Maia hendak menghantamnya. "Ma-maksudmu, kue itu bukan dibuat oleh Pemimpin Dreamland Theatre??"

"Tepat sekali, Pâtissier bodoh. Monsieur Mulberry tidak akan senang jika mendengar kalau kau menganggapnya sebagai pembuat kue jelek itu!" desah Maia, meraih loyang kue—yang isinya sudah tandas dilahap anak perempuan berusia enam tahun—tersebut dan mengangkatnya di depan Anwen.

"Kau tahu siapa yang membuat kue ini Anwen?! Ini adalah hasil karya seseorang, yang bukan berstatus sebagai warga Sweet Island, mengirimnya melalui Wafery si Kereta Wafer Cepat antar pulau, mencuri nama Monsieur Mulberry dengan pesan berjudul 'Kue Pembuka Portal Dunia Nyata' supaya kau tertipu dan membiarkan Yume menghabiskannya agar sebuah-portal-entah-ke mana-yang-jelas-bukan-ke-dunia-nyata-itu-terbuka. Kau tahu siapa dia, 'kan?!"

Bukan saatnya untuk mengagumi rap ala Maia, Anwen tahu. Namun, jujur saja ia jadi sulit mencerna apa maksud dari kalimat gadis itu. Satu-satunya yang ia tangkap adalah kue tersebut dibuat oleh seseorang yang bukan merupakan warga Sweet Island.

Dalam artian, hal ini tidaklah menjadi pertanda baik, tetapi buruk. Sangat buruk.

"Ja-jadi kue itu dibuat oleh warga dari pulau lain?? Sour Island? Spicy Island? Yang mana? Siapa?!" tanya Anwen dengan cemas. Iya, baru sekarang ia merasa khawatir tentang ke mana portal yang ia lihat tadi mengantar Yume kalau bukan ke dunia nyata.

Maia mengangguk kesal, lega sekaligus merutuki kenapa sahabat lelakinya itu selalu super lambat dalam membaca situasi. Disingkirkan tongkat cokelat miliknya dari kening Anwen. Segera, lelaki itu bangkit seraya membersihkan lutut yang terkena ceceran krim stroberi.

"Pikirkan. Orang itu mengirim kue ini bahkan bersama loyangnya, Anwen. Dia pasti terburu-buru karena mungkin saja di pulau asalnya ada peraturan dilarang membuat makanan manis," paparnya.

Mendengar hal itu, Anwen bersedekap, mengetuk ujung sepatu permennya pada ubin cokelat kaca transparan milik dapur Swiland Patiseri.

Setelah cukup lama memperhatikan loyang kue kosong yang cukup kotor dalam genggaman Maia, ia menjentikkan jari.

"Sour Island! Saat kita pergi ke sana, ada peraturan keras tentang dilarang membuat makanan manis, 'kan?"

Maia mengangguk, menghela napas gemas yang ia tahan sedari tadi. "Benar. Lalu, kau tahu, 'kan, siapa yang terus mengincar Yume agar anak itu bisa bekerja di sana bahkan setelah kunjungan kita ke Sour Island selesai?"

Kali ini, Maia dapat melihat bagaimana sahabatnya berpikir dengan keras. Buktinya, beberapa menit terlewati dan Anwen tak juga kunjung menyebutkan barang satu pun nama.

Gadis itu hampir nekat untuk segera meninggalkan dapur Swiland Patiseri dan berangkat seorang diri mencari Yume jika Anwen masih saja tidak menjawab.

Namun, langkahnya terhenti di depan pintu biskuit Swiland Patiseri begitu mendengar sebuah seruan.

"Ah, Maia, baik! Aku menyerah! Beritahu aku nama orang itu dan kita pergi mencari Yume!" Anwen berlari, menghampiri Maia dengan raut putus asa.

Guratan kesal tidak mampu lagi Maia sembunyikan. Gadis yang berprofesi sebagai penyihir kelas kakap bertopi lebar tersebut berdecak sebelum memukul pinggang lelaki di belakangnya dengan tongkat cokelat ajaib.

"Si Tua Harebell! Chef gila dari Sour Island!" ungkap Maia pada akhirnya.

Sambil mengelus pinggangnya yang terasa ngilu, mata Anwen melebar, setelahnya cengengesan menahan malu. "Ah, iya! Chef Harebell! Aku baru saja ingin mengatakannya padamu!"

"Aku baru saja ingin mengatakannya padamu," ejek Maia, mengulang kembali kalimat terakhir milik Anwen.

Mengesampingkan berbagai tanggapan tidak terima dari lelaki itu setelahnya, Maia menatap ke luar jendela Swiland Patiseri.

Saatnya mencari Yume.

Jika dugaannya benar, maka Osier sudah berangkat lebih dulu menuju Sour Island. Karena portal dari kue itu, pasti mengantar gadis kecil ber-'gigi manis' tersebut ke sana. []

———————♧♧♧—————————

¹ Pâtissier : merupakan profesi yang bertanggung jawab untuk membuat kue dan dessert, seperti pastry, roti, mousse, kue kering, dan masih banyak lainnya. (Diambil dari https://www.gramedia.com/pendidikan/profesi-patiseri/)

———————♧♧♧—————————

Sweet Dreams, YumeWhere stories live. Discover now