Kantor

1K 38 3
                                    

heyyo🤙🏻
Jangan salah lapak yaa!
Cerita ini murni pemikiran author
Follow dulu untuk mendapatkan notifikasi setiap kali author update! 
Jangan lupa Vote dan komen nya yaa!
Salam hangat dari author💗

<•<•<•<•<•<

1 minggu setelah resepsi pernikahan bunga dan Jefran, kini mereka pun tinggal dirumah yang sudah disepakati oleh kedua pihak keluarga. Perlahan bunga juga sudah menerima Jefran di dalam kehidupan nya.

Bunga tengah memasak di dapur di temani oleh kucing kesayangan nya yang beberapa waktu lalu dibelikan oleh kenzo dan nara.
"Mpih nanti kalau papa datang langsung meong ke aku ya"
Ujar bunga mengajak kucing nya yang bernama mpih itu bicara. Aneh nya mpih pun merespon dengan apa yang diucapkan oleh majikan nya itu.

"Meoww"

Bunga tersenyum tipis, namun senyum itu luntur saat bunga merasa ada gejolak dari perutnya yang membuatnya mual

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bunga tersenyum tipis, namun senyum itu luntur saat bunga merasa ada gejolak dari perutnya yang membuatnya mual.

"Hmphh"
Bunga menutup mulutnya, bunga dengan cepat mematikan kompor, untung saja masakan nya sudah selesai dan tinggal dihidangkan.
Perlu diketahui jika bunga dan Jefran hanya tinggal berdua dirumah mewah tersebut, ralat maksudnya bertiga dengan mpih kucing kesayangan bunga.

"Bunga, nanti malam ada acara dikantor. Kamu ikut ya sayang temanin aku, ngga lama kok cuma sampai jam 10 malam" ujar Jefran yang entah datang dari mana.

"O-oh iya, jef tolong dihidangkan ya? Aku ketoilet sebentar"
Jefran hanya menurut, bunga pun berlalu begitu saja dan meninggalkan Jefran di dapur menuju toilet.

Bunga mencuci muka dan menggosok giginya, ia terlalu malas untuk mandi sekarang karna masih terlalu pagi. Setelah selesai melakukan aktivitas nya di toilet, bunga pun kembali kedapur untuk makan bersama dengan Jefran.

"Dress code nya warna black white ya"
Celetuk Jefran ditengah acara makan nya dengan bunga.

•~•~•~•~•

•~•~•~•~•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam pun tiba, tepat pada pukul 7 bunga dan Jefran sudah tiba di kantor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam pun tiba, tepat pada pukul 7 bunga dan Jefran sudah tiba di kantor. Setelah kedatangan bunga dan Jefran acara pun langsung saja dimulai karna khawatir malam akan semakin larut nantinya.

Selama acara pun bunga hanya melamun tak tau memikirkan apa, disisi lain banyak staff serta karyawan kantor Jefran yang memuji bunga dan ada juga yang menghina bunga tidak pantas dengan Jefran.

"Cantik juga ya istri pak Jefran"

"Eh tapi masih cantikkan bu alisha ngga sih, itu loh yang rumor nya kemaren tunangan pak Jefran. Tapi kok tiba tiba menghilang ya? Dan diganti sama yang sekarang ini"

"Engga ah! Cantikkan yang sekarang loh!"

"Istri pak Jefran pernah masuk tv loh! Kalau ngga salah istri pak Jefran ini model di negara tetangga!"

"Dari gaya nya emang kayak model si, pakaian nya elegant. Cocok dengan pak Jefran"

"Mau gimana pun tetap aja! Bu alisha lebih unggul! Kalian lupa ya bu alisha itu anak pejabat"

"Dih baru juga anak pejabat, istri pak Jefran ini asal kalian tau ya! Ini anak konglomerat! CEO ternama! Bapak Alvin Mahagasmara tauu!"

"OMG! Berarti istri pak Jefran ini saudara Pak Bintang sama Pak Bumi dong!"

Bunga menghela nafas lelah saat mendengar desas desus para tamu undangan yang melihat nya bersanding dengan Jefran yang notabe nya adalah orang penting. Amarah bunga meledak saat salah seorang diantara para tamu membahas soal mamanya.


"Tapi kan pak Alvin duda, katanya istrinya pergi ninggalinnya gitu aja"

Bunga bangkit lalu menampar seorang wanita muda yang baru saja menjelekkan nama mamanya.

"anda jangan berkata sembarang tentang mama saya!"
Ujar bunga dingin, acara terjeda karna keributan yang terjadi. Bukan nya merasa bersalah , justru wanita tadi malah semakin menjadi jadi mencaci mendiang Celin.

"Kan emang bener! Istrinya pak Alvin itu jalang! Masa iya tiba tiba nikah sama pak Alvin dan langsung hamil!"

Air mata bunga menetes saat mendengar mama nya dihina seperti itu, sekali lagi bunga menampar wanita tersebut. Ia tidak peduli jika nantinya akan di cap kasar sebagai wanita, ia hanya ingin membela mendiang mamanya.

"shut your mouth bitch!"
Teriak bunga, keadaan semakin panas saat wanita tersebut membalas dengan cara mendorong bunga, hampir saja bunga terjatuh jika Jefran tidak menangkapnya.

"Sayang"
Panggil Jefran lembut saat melihat penampilan bunga yang kacau, bunga menangis meraung raung memanggil mamanya.

"MAMA NGGA SEPERTI YANG KALIAN PIKIRKAN! MAMA ORANG BAIK! MAMA BAHKAN RELA MATI DEMI PAPA! TANPA MAMA! GUE,BINTANG DAN BUMI MUNGKIN SUDAH JADI ORANG JAHAT! MAMA SELALU MENGAJARKAN HAL BAIK! MAMA NGGA PERNAH MARAH WALAUPUN KAMI BERTINDAK SEMENA MENA! MAMA BAHKAN BISA MENAKLUKAN HATI PAPA... mama gue orang baik.. mamaa.. mama udah meninggal.. mama ngga pergi ninggalin papa gitu ajaa..mama pergi sama adek.. mama meninggal.."
Bunga terisak di dekapan Jefran usai membela mamanya.

Para tamu undangan terdiam, wanita yang tadi menghina mendiang Celin pun ikut terdiam saat mendengar pembelaan bunga.

Bunga mengusap air matanya kasar lalu bangkit dan berlari keluar dari ruang acara, Jefran yang melihat aksi bunga pun mengejar istri mungilnya tersebut karna ia tau bunga bisa saja berbuat hal gila.

Jefran dengan cepat menarik tangan bunga saat melihat wanita yang berstatus sebagai istrinya tersebut nekat berlarian kearah lift yang ingin tertutup.

"bunga! Sadar sayang jangan kayak gini!"

Bunga menggeleng, ia ingin melepaskan Cengkraman Jefran namun tak bisa. Tak ada pilihan lain karna bunga terus memberontak, akhirnya Jefran pun mengunci pergerakan bunga ke dinding.

"Bunga tenang! Jangan lakuin hal gila!"

"Lepas jef lepas! Aku mau ikut mama!"

Jefran mengguncang tubuh bunga, bunga terkejut saat Jefran mengguncangkan tubuhnya begitu kuat.

"Aahh... Jeff.."
Bunga berhenti memberontak begitu juga dengan Jefran yang reflek menghentikan aksinya yang ternyata membuat bunga meringis. Jefran melepaskan Cengkramannya pada bahu bunga, bunga menggigit bibirnya menahan rasa sakit, perlahan tangannya mulai memeluk perutnya sendiri.

"ahh..hahh.. uhh s-sakitt"
Bunga merasa tubuhnya mulai luruh jika saja Jefran tidak memeluknya mungkin bunga sudah jatuh ke lantai.

"kenapa..? kamu kenapa bunga!?"
bunga memejamkan matanya, bibir mungil nya terus ia gigit, tubuh mungil itu mulai bergetar hebat dengan keringat dingin yang ikut mengucur.

"sakit jeff...pe-perut aku sakitt.."
adu bunga yang tampak sangat kesakitan, Jefran panik lalu mulai menggendong bunga dan segera menekan tombol lift.

Lift terbuka dan Jefran masuk lalu menekan tombol lagi untuk menuju area loby.

Accident in italy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang