12. Selembar Foto

362 100 31
                                    

"Hentikan, Chris!"

Chris mengerang marah saat melihat Sean datang melangkah mendekatinya. "Jika kamu merusaknya, kamu tak hanya akan diamuk oleh Sam nanti, tapi juga Calvin," pungkas sang inspektur lagi.

Masih mencengkeram leher Ino, Chris menatap lekat wajah si humanoid sesaat sebelum melepaskannya begitu saja dan membuatnya jatuh terduduk di lantai.

"Sopankah datang tanpa permisi dan main masuk begitu saja ke rumah orang mentang-mentang kamu tahu password pintu apart ini?!" cibir Chris sembari mengalihkan pandangan pada teman sepekerjaannya itu. Ia masih kesal dan bertambah kesal karena kemunculan Sean yang tiba-tiba di kediamannya tanpa permisi lebih dulu.

"Oh, maaf kalau aku melanggar privasimu, tapi alarm dan laporan tentang terjadinya perusakan sistem serta unit yang kuterima beberapa menit lalu sungguh membuatku gila, dan aku tak berpikir panjang untuk segera datang ke sini. Menemuimu ..." Kalimatnya terpotong lantaran Sean menunjukan ponselnya dan memperlihatkan ada apa yang terlihat di layarnya kini pada Chris.

Sebuah foto di mana terlihat ada banyak puing bangunan yang baru dihancurkan, dan seonggok mayat robot yang tergeletak di sisi reruntuhan dengan keadaan kepala yang sudah rusak parah.

"Dan tentu aku meminta penjelasan darimu untuk ini," tambahnya. "Sebuat CCTV yang dipasang di pagar luar rumah menangkap figur dirimu sedang berlari keluar setelah kedapatan melompati unit robot itu."

"Apa yang akan kamu dengar dariku tak lantas membuatku yakin apakah kamu juga akan mempercayai itu," pungkas Chris.

"Oh? Jadi benar kau merusak robot unit konstruksi ini?" Sean malah menarik kesimpulan segera.

"Aku tidak mengatakan iya, tapi juga tidak menyangkalnya. Tapi perlu kamu ketahuhi, kaleng raksasa itu rusak karena ulahnya sendiri!" tekan Chris sembari mengayunkan telunjuknya pada Sean sesaat, sebelum menunjuk sepenuhnya pada Ino yang berdiri di sisi dinding.

"Dan semua ini takkan terjadi kalau bukan karenanya!" bentak Chris kemudian.

"Apa maksudmu?!" Sean mengernyit bingung.

"Dia yang menjebakku agar datang ke rumah Sam saat robot itu bekerja! Dia ingin membunuhku!"

"Tidak, Tuan. Itu tidak benar." Ino menggeleng seketika.

"Kamu gak usah pura-pura sok polos dan lugu begitu hanya agar Sean mau membelamu!" bentak Chris lagi.

"Tapi aku memang tidak berbohong dan tidak ada niat buruk seperti yang Tuan katakan," sangkal Ino lagi.

"Lalu bagaimana bisa robot konstruksi itu menyerangku padahal kamu sendiri bilang kalau jadwal untuk meruntuhkan rumah Sam itu besok?!" Chris masih terus menyalahkan dan seolah menuntut agar Ino mau mengakui kalau yang terjadi beberapa jam lalu memang kesalahannya.

"Karena memang itu yang aku tahu, Tuan. Aku tak berbohong padamu. Robot itu memang dijadwalkan esok hari, bukan malam ini.".

"PEMBOHONG!"

"SUDAH! SUDAH!" Sean yang tak tahan lagi melihat pertikaian itu pun akhirnya mau tak mau menghentikan dan menjadi penengah di antara keduanya. Ia lantas menatap lekat Ino sebelum akhirnya menanyakan kebenaran atas tuduhan yang Chris katakan.

"Ino, benar kamu menjebak Chris dengan membohonginya?"

Jawaban yang sama tentu saja Ino berikan segera; sebuah gelengan kepala disertai tutur kalimat yang sama seperti yang dikatakannya pada Chris tadi. "Tidak, Tuan. Aku tak berbohong. Robot konstruksi itu memang sudah dijadwalkan merobohkan rumah Dokter Sam besok, bukan malam ini."

Mendengar itu Sean lantas menoleh pada Chris yang malah seketika menghujani sang inspektur dengan teriakan yang sama seperti tadi pada Ino, "Kenapa menatapku begitu? Jadi maksudmu aku di sini yang berbohong, begitu?! Kamu mau bilang kalau aku lagi bikin sandiwara, hah?!" bentak Chris pada Sean.

I.N.O : Identified National Object [Banginho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang