20. Kucing

487 94 28
                                    

Chris baru saja selesai membayar seluruh belanjaannya dan memastikan kalau alamat yang ditulisnya sudah benar untuk robot kurir yang akan mengantar semuanya nanti ke apartemen. Namun sekembalinya ia justru tak menemukan Ino, padahal tadi ia ingat benar kalau ia meminta humanoid itu untuk menunggunya di lapangan supermarket.

"Ke mana dia?" Chris celingukan sendiri.

Ia mulai agak cemas dan berpikir kalau-kalau Ino hilang nanti bagaimana? Apalagi secara harfiah Ino itu punya paras yang manis dan Chris sendiri mengakuinya. Ia tak terlihat seperti robot, malah benar-benar seperti manusia asli, dan ini agak membuat Chris takut; bagaimana kalau ada orang yang membawanya pergi? Ino itu kan polos sekali, ditipu dengan cara pura-pura dimintai tolong pun ia pasti akan mengangguk patuh. Belum lagi kontrol dalam sensornya yang dibuat 'selalu ingin tahu' membuatnya jadi serba penasaran; kepo akan sesuatu atau hal baru yang ditemuinya.

"Ino?!" seru Chris memanggil namanya, pria itu lantas mulai bergerak dan menyisir pandangan ke sekitar supermarket mencari-cari keberadaan si humanoid.

Tak ada jawaban dan Chris mulai khawatir. "Kalau kamu hilang aku bisa mati dipenggal Calvin, kaleng!" gerutunya kesal sebelum mulai beranjak pergi, hendak mencari ke sekitar jalanan.

"Ino?!" Tak putus asa, Chris berjalan menyusuri trotoar sembari memerhatikan setiap orang maupun robot yang dilihat matanya. Sampai telinga itu tak sengaja menangkap sebuah suara yang asalnya tak begitu jauh dari halte bus yang Chris lewati.

"Kamu lucu!"

Chris terhentak, ia memutar tubuhnya dan celingukan seketika; sibuk mencari asal suara yang didengarnya, memastikan kalau telinganya memang tak salah tangkap.

"Namamu siapa?"

Ah! Benar! Itu suara Ino! Tapi ... di mana dirinya?

Chris mundur selangkah, ia berjalan ke arah sebuah gang sempit yang di apit dua bangunan besar; toko pakaian dan toko yang menjual alat serta perlengkapan menjahit. Pun benar seperti yang Chris duga, ia akhirnya menemukan Ino di sana; sedang berjongkok dan mengajak bicara dua ekor kucing berwarna orange sembari mengusap bulunya.

 Pun benar seperti yang Chris duga, ia akhirnya menemukan Ino di sana; sedang berjongkok dan mengajak bicara dua ekor kucing berwarna orange sembari mengusap bulunya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kalian punya majikan?" tanya si humanoid pada hewan berbulu lebat itu. "Aku dulu punya, tapi majikanku meninggal dunia, sekarang aku diadopsi oleh seorang detektif," katanya.

Diadopsi?

Chris mengernyit seketika mendengar itu. Kapan ia mengadopsi Ino? Memangnya dia hewan?!

"Hei!" serunya kencang dan Ino seketika menoleh ke arahnya.

"Tuan!" Ia membalas dengan seruan yang sama lantangnya. "Tuan! Lihat! Aku menemukan kucing!" Unjuknya kemudian.

"Kupikir aku sudah memintamu untuk menungguku di tempat parkir. Kenapa kamu pergi sendirian?!" cecar Chris emosi sembari mendekat.

"Maaf, Tuan. Tapi kucing-kucing ini tadi memintaku untuk ikut mereka," jawab Ino dengan begitu polosnya.

I.N.O : Identified National Object [Banginho]Where stories live. Discover now