lost my mind

733 86 9
                                    

Five terbangun di sebuah ruangan, lebih tepatnya kamar. Diatas sebuah kasur besar. Ia mengamati sekelilingnya, terdapat lemari pakaian, meja rias, dan beberapa perabotan lainnya. Five menengok ke arah kanan, ia melihat sebuah bingkai foto yang terlihat seperti sebuah keluarga.

Ia bangkit dari kasur dan memutuskan untuk keluar dari ruangan itu. Saat keluar, Five mendengar suara,

"James! Tolong tuntun Amber, jangan sampai dia jatuh."

Five menoleh ke arah sumber suara, ia sangat yakin bahwa itu suara perempuan dan ia merasa sangat familiar dengan suara itu.

Five mendekati sumber suara dan melihat seorang perempuan yang sedang merajut. Perempuan itu terlihat sangat tenang dan aura positif terpancar darinya.

Tak lama, perempuan itu menoleh ke arah Five lalu tersenyum dan berkata,

"Hai, sayang. Rupanya kau sudah bangun."

Five menelan air liurnya sendiri dan terpaku di tempat tanpa memalingkan wajahnya dari wanita itu.

"[Name]?"

Ternyata wanita itu adalah [Name]. Ia terlihat bingung.

"Ada apa sayang? Kenapa kau memanggilku?"

Five tidak mampu mengeluarkan kata-kata, ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

[Name], istrinya. Adalah wanita yang ia lihat.

Five spontan langsung memeluk wanita itu dan tanpa pikir panjang wanita itu langsung membalas pelukan Five.

Five merasakan kehangatan yang telah lama hilang kembali. Five merasakan kekosongan dalam dirinya kembali terisi. Five merasa sebagian dari dirinya kembali.

Tanpa sadar, Five menangis di pelukan [Name].

"Love? Are you crying?"

Mendengar panggilan "Love" yang dulu ia dan [Name] buat untuk memanggil satu sama lain, membuat tangis Five semakin menjadi-jadi.

Untuk pertama kali dalam hidupnya, Five merasakan kelegaan di dalam hatinya. Semua emosi dan perasaan yang tidak dapat ia tumpahkan kepada siapapun, kini seperti meluap dari dalam diri Five.

"Mom? Kenapa Dad menangis?"

Suara anak lelaki kecil membuat Five melepas pelukannya dari [Name].

Five menatap anak lelaki itu dengan tatapan bingung dan tak percaya bahwa baru saja anak itu memanggil Five dengan sebutan "Dad".

Ditambah dengan seorang anak perempuan yang berada di samping anak lelaki itu. Menatap Five dengan tatapan lugu.

Keduanya memiliki warna rambut yang sama persis di miliki oleh Five. Bedanya hanya ada di mata, anak lelaki itu memiliki mata hitam sedikit kecoklatan. Sedangkan anak perempuan memiliki mata hijau keabu-abuan. Seperti milik Five dan [Name].

"Tidak apa-apa sayang, hanya ada sedikit masalah kecil. Dan sekarang sudah teratasi." Balas [Name] kepada anak lelaki itu.

Sekarang Five baru menyadari bahwa [Name] tadi memanggil mereka berdua James dan Amber.

"Apa nama belakang kalian?" Five akhirnya membuka suara.

James terlihat bingung, akan tetapi memilih untuk menjawab,

"James Hargreeves? Dan... Amber Hargreeves?"

Senyum Five sekarang sangat lebar, ia belum pernah merasakan kebahagiaan seperti ini sebelumnya. Karena, tidak dapat di ragukan lagi bahwa mereka berdua adalah anak dari Five Hargreeves dan [Name] [Last Name].

"Anak-anak, sekarang kalian masuk kedalam, oke? Aku ingin berbicara dengan Dad."

"Oke, Mom."

James dan Amber pun masuk ke dalam rumah.

Five menoleh ke arah [Name] karena penasaran dengan apa yang ingin [Name] katakan.

"Five, sayang. Aku tahu ini semua berat. Tapi aku sangat yakin kau mampu. Aku minta maaf karena kau harus melewati hari-hari berat sendirian. Aku ingin sekali menemanimu lagi, tapi sekali lagi maafkan aku. Jangan menyalahkan dirimu sendiri terus-menerus, ini semua bukan salahmu, Love. Ini memang sudah menjadi takdirku. Aku yakin suatu saat kita akan bertemu lagi. Please, don't be too hard on yourself. I love you, Five Hargreeves."

[Name] pergi meninggalkan Five masuk ke dalam rumah.

Five ingin sekali mengikuti [Name]. Tapi saat ia ingin masuk, Five selalu terpental dan semakin jauh dari rumah itu.

"[Name]?!" Five berteriak namun orang yang di panggil tak menjawab.

Five terus meneriakkan nama [Name] hingga suaranya hampir serak.

"[Name]?!"
"[Name]!?"
"Please don't leave me!"
"[Name], please!"
...
...
...

"[Name]!"

Five terbangun.

Semua itu hanya mimpi.

Wajah Five dipenuhi oleh keringat dan air mata.

Five mengacak-acak rambutnya karena merasa kesal kalau itu semua adalah mimpi. Five benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya, ia benar-benar merindukan [Name].

Akan tetapi, ketenangan yang Five rasakan di mimpi benar-benar terasa hingga dunia nyata. Ia merasa sebagian bebannya hilang, meskipun belum sepenuhnya tetapi Five merasa bersyukur akan hal itu.

Ia sangat senang dapat bertemu [Name] meskipun hanya dalam mimpi.

[Name] benar, ia tidak boleh menyalahkan dirinya sendiri terus-menerus. Tetapi, rasa bersalah seperti tidak mau lepas dari hati dan pikiran Five.

Five bangkit dari kasurnya dan menuju ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Lalu ia mengecek jam dan menunjukkan pukul 3.30 pagi.

Another day, another problems.

***

Five siap untuk misi selanjutnya yang akan The Handler berikan kepadanya. Sekarang, Five sedang berada di ruangan The Handler. Menunggu wanita itu untuk membuka mulutnya.

Setelah wanita berambut putih itu memoleskan lipstick di bibirnya, akhirnya ia membuka suara.

"Well, aku akan memberikanmu misi terakhir hari ini. Setelah kau berhasil menyelesaikan misi ini, aku akan menepati janjiku."

Five mengangguk lalu berkata,

"What's the mission?"

"It's easy, kau hanya harus membunuh The Commission's executive board."

Five tersenyum remeh, itu adalah tugas yang sangat mudah.

The Handler bangkit dari kursinya dan menghampiri Five.

"Ingatlah bahwa kau harus berhasil."

"That's an easy mission."

The Handler tersenyum, yang lebih mirip seringaian.

"Good. Now you can go."

Five berbalik hendak pergi dari ruangan itu, namun ia berhenti.

"Aku harap kau tidak mengingkari janjimu." Ucap Five terakhir sebelum ia keluar dari ruangan itu.

----------------------------------------

Halo halo! Who's excited? Gaada ya wkwkwk, happy reading!

Enjoy! ❤️

Rabu, 1 Juni 2022.

It's About Time (five hargreeves)Where stories live. Discover now