eyeball

829 127 4
                                    

Dunia akan berakhir dalam 8 hari, namun Five belum juga mendapatkan clue.

Belum lagi Diego dan Luther yang masih saja bertengkar seperti bocah.

Five duduk di sebuah sofa sambil memegang sebuah bola mata.

--Flashback--

Five melihat sekeliling dan menemukan semua bangunan telah hancur dan banyak mayat berserakan. Ia berkeliling mencari saudara-saudara nya hanya untuk menemukan mereka semua yang telah mati.

Five mendekat ke arah mayat Luther, dan pandangannya terpaku ke arah genggaman Luther.

Luther memegang sebuah bola mata. Dengan cepat Five memasukkan bola mata itu kedalam kantong nya.

--Flashback end--

Sangat tidak baik bagi Five karena tidak pernah memberitahu [Name] mengenai bola mata yang ia temukan. Tapi, Five hanya ingin menjaga keselamatan [Name] karena ia tahu bola mata itu bisa saja berbahaya.

Bagaimana tidak, untuk apa Luther memegang sebuah bola mata kalau tidak ada alasan di baliknya.

Five bangkit dari sofa lalu ia berjalan sampai ia menemukan sebuah lukisan.

Lukisan dirinya.

Ternyata Reginald masih mengingat nya.

Disamping itu, pikiran Five masih terngiang oleh bola mata itu. Pasti perusahaan yang membuatnya ada di dekat sini. Meskipun ia belum tahu secara pasti.

Five memasukkan bola mata itu kedalam kantongnya.

"Five." Itu adalah Viktor.

Five berbalik dan hanya menaikkan alisnya.

"Aku ingin pergi. Diego benar, aku tidak seharusnya disini." Lanjut Viktor.

Five mengernyitkan alisnya.

Dunia akan berakhir, Five butuh bantuan dari mereka semua. Bahkan jika itu dari Viktor.

"Just keep safe, okay?" Kata Viktor sambil tersenyum. Lalu ia pergi melalui pintu besar yang ada di depan.

Setelah Viktor pergi, Five melakukan lompatan spasial ke arah dapur. Ia membutuhkan kopi sekarang.

Five mengacak-acak semua kabinet tetapi ia tidak menemukan setetes pun kopi.

Lalu terdengar suara hentakan sepatu heels, yang bisa ditebak bahwa itu adalah Allison.

Lalu Klaus juga datang dan langsung duduk di meja dapur sambil membawa gitar. Ia memainkannya dengan asal.

"Dimana Viktor?" Tanya Allison ke Klaus.

"Dia pergi." Jawab Klaus santai.

"Well, that's unfortunate." Timpal Five yang sekarang telah berhenti mencari kopi.

"Yeah." Allison setuju. Berpikir bahwa Five membicarakan tentang kepergian Viktor.

"Dari semua blok-blok, 42 kamar tidur, 19 kamar mandi, tapi tidak ada satupun setetes kopi." Five berbicara dengan ketus sambil melihat ke Allison.

"Ayah membenci kafein." Jawab Allison.

"Well dia benci anak-anak, tetapi ia punya beberapa dari kita." Klaus tertawa sebelum memutuskan untuk diam.

"I'm taking the car." Kata Five.

"Kau mau kemana?"

"Untuk mendapatkan kopi yang layak." Jawab Five sambil memasukkan tangannya ke kantong.

"Memangnya kau bisa mengendarai mobil?" Tanya Allison sambil mengernyitkan alisnya

Five menatap Allison dengan sinis lalu menjawab,

"Aku 58 tahun, I know how to do anything."

Dia pun berjalan menuju keluar.

------------------------
Five keluar dari mobilnya dan memasukkan kunci mobil ke sakunya. Ia melihat ke atas dan ada papan bertuliskan,

"Griddy's Doughnuts"

Memori masa lalu melintas sekilas di benak Five.

Five pun masuk kedalam toko donat itu.

Tak lama, datang juga pria yang tidak terlalu tua, dan dia duduk di kursi terdekat.

Five memencet bel berkali-kali selama beberapa menit tetapi tidak ada yang keluar.

"Maaf, pipanya tadi tersumbat." Seorang wanita tua muncul sambil tersenyum dan memegang buku kecil juga pensil di tangannya.

"Jadi, mau pesan apa?" Tanya nya. Tanpa melihat ke arah Five.

Pria di dekat Five menjawab,
"Uh, aku pesan 1 coklat panas."

"Mhm, sure. Maukah aku buatkan anak-anak ini susu atau semacamnya?"

"Anak ini mau kopi, hitam." Jawab Five dengan senyum lebar yang di paksakan.

Wanita tua itu terus melihat ke arah Five, menunggu Five untuk memberitahunya bahwa itu adalah gurauan.

Perempuan itu hanya tertawa kecil, yang di paksakan. Lalu ia menuju ke dapur nya.

Tak lama, wanita tadi datang membawa pesanan Five dan pria di dekatnya.

Five baru saja ingin membayar akan tetapi pria di dekatnya tiba-tiba berkata,

"Aku bayar untuk dia juga."

Five mengucapkan terima kasih ke pria itu.

Lalu pria itu pun pergi meninggalkan toko.

------------------------

Five sedang asik-asiknya meminum kopi hitam yang ia pesan. Akan tetapi tiba-tiba sekumpulan pria berpelindung dan memegang senjata menghampiri Five.

Five melawan mereka tanpa pikir panjang dan tentu saja berhasil.

--------------------

Enjoy! ❤️

Selasa, 18 Januari 2022.

It's About Time (five hargreeves)Where stories live. Discover now