16. 비밀 / secret

256 53 18
                                    

Seoul, 2020

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

Seoul, 2020.

Jeongguk sangat membenci orang yang tidak tepat waktu dan tidak menoleransinya, bahkan satu menitpun.

Namun, saat ini pemuda itu sudah bertahan selama delapan menit lebih dari jadwal temu. Kakinya bergerak cepat, matanya memicing ke arah pintu yang tidak kunjung memunculkan wanita bergaun merah, seperti yang disebutkan Ryujin dalam pesan mereka beberapa jam sebelum datang ke tempat janji. Alasannya karena Ryujin memohon-mohon untuk menunggu perempuan ini, katanya mereka menggeluti bidang yang sama. Akhirnya Jeongguk mengalah dan kembali menunggu gadis itu.

Suara sepatu hak mengalihkan pusat perhatiannya dari ponsel, menemukan sosok gadis bergaun merah yang elegan. Sangat menawan.

Tepat ketika gadis itu menoleh, Jeongguk hampir tersedak ludahnya sendiri. Terbatuk-batuk hingga membutuhkan air minum.

Untuk pertama kalinya, Jeongguk berharap orang asing itu menjadi partner blind date-nya. Terdengar gila jika itu terlintas dari pikiran Han Jeongguk, dia rasanya Ryujin sudah berbangga diri karena berhasil menemukan sosok yang bisa dan memenuhi kriteria dirinya.

Bae Yerim orangnya. Gadis itu melangkah dengan senyum sehangat kue kering yang baru diangkat dari pemanggang. Sedangkan, Jeongguk bak chocochips yang meleleh di atasnya. Terkesima melihat Yerim.

"Maafkan aku, jalannya macet sekali. Apakah kau sudah menunggu lama?" Pertanyaan Yerim sukses membuat Jeongguk menggeleng seraya menaikkan sudut bibirnya tipis.  Jeongguk berdiri, menarikkan kursi di seberangnya, dan mempersilakan Yerim duduk.

"Terima kasih. Sudah pesan sesuatu?"

"Belum, lebih baik pesan bersama. Pelayan!" ujar Jeongguk sedikit meninggikan suaranya. Tangan kanannya  mengangkat. "Kau mau pesan apa?"

Setelah berkutat dengan buku menu dengan gambar makanan yang menggugah selera, Yerim dan Jeongguk kembali terdiam, saling menatap. Jeongguk rasa jantungnya bisa berhenti kapan saja jika gemuruh itu tidak kunjung reda. Berhadapan dengan Yerim rasanya seperti mimpi bagi Jeongguk yang dulu.

"Joohyun Eonnie yang merancang janji ini. Jika kau keberatan ... aku tidak masalah kalau kit–"

Seolah mengetahui kalimat berikutnya yang Yerim akan ucapkan, Jeongguk memotong, "Tidak apa-apa. Adikku juga yang merancang janji ini. Kita korban di sini." Jeongguk melemparkan lelucon.

Yerim terkekeh, menutup mulutnya yang terbuka. "Baiklah, Han Jeongguk-ssi. Apakah aku harus memanggilmu Han Jeongguk Sunbaenim?"

"Senyamanmu saja. Aku tidak keberatan dengan kedua panggilan itu." Jeongguk menggenggam tangannya satu sama lain, upaya mengurangi rasa gugupnya. Pemuda itu bukan tipe orang yang akan gugup  pertemuan pertama. Sialnya partner blind date hari ini adalah Bae Yerim. Seorang Bae Yerim yang ditaksirnya selama masa perkuliahan.

Gadis itu memang memiliki usia yang sama dengannya, namun Yerim masuk kuliah lebih lambat setahun dari Jeongguk. Granny memberitahunya dan sampai sekarang Jeongguk masih mengingat detail informasi yang diberikan Granny Kim kepadanya secara cuma-cuma.

SWEET IN YOUWhere stories live. Discover now