「Chapter 07: Still Gray」

17 4 16
                                    

"Saya Lenz

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Saya Lenz. Seorang pengembara dari negeri yang jauh. Senang berkenalan dengan Anda, Nona Arianna."

Sebuah senyum pemuda itu tampilkan bersamaan dengan tautan tangan mereka berdua yang tidak terlepas, malah semakin erat. Seolah-olah enggan untuk dilepaskan begitu saja. Netra semerah darah itu menatap intens sosok berambut twintail berwarna ungu, membuat yang ditatap merasa aneh sehingga akhirnya segera memutuskan kontak mata. Buru-buru gadis itu menarik tangannya lalu tertawa dengan canggung sebagai pengalih perhatian.

Sadar akan perbuatannya barusan, Lenz juga mengalihkan perhatiannya dengan melihat ke samping, ke arah pemandangan senja di Berkton Village. Namun, sebuah senyum misterius masih ia tampilan. Entah apa yang ada dipikiran pemuda itu sekarang, yang jelas sepertinya Lenz menemukan sesuatu yang menarik.

"Tempat ini sangat subur," ucap Lenz tanpa mengalihkan perhatiannya dari pemandangan Berkton Village.

Arianna yang sedari tadi masih salah tingkah perihal barusan, langsung menoleh ke arah pemuda di sampingnya. Gadis itu juga mengikuti arah pandang Lenz yang sibuk mengamati pemandangan ladang serta para petani yang tengah membereskan pekerjaannya usai memanen padi. Sebuah senyum simpul tercetak di bibir Arianna.

"Benar. Berkton Village terkenal akan hasil gandum dan jagungnya yang berkualitas. Bahkan mereka juga beberapa kali mengisi pasokan gandum serta jagung di istana," jelas Arianna.

Lenz menoleh, masih dengan senyuman tetapi tidak misterius. "Benarkah? Ternyata reputasi tempat ini sesuai dengan rumor para pengelana."

"Sepertinya nama Berkton Village cukup terkenal di telinga orang luar ya, terlepas dari statusnya yang merupakan desa perbatasan," ujar Arianna.

"Ngomong-ngomong, aku cukup kagum dengan Ratu Kerajaan Remnant. Beliau berhasil mengubah daerah yang mulanya adalah tanah tandus dan bekas peperangan menjadi tempat yang dapat dihuni oleh manusia," celetuk Lenz begitu teringat dengan kata istana.

Mendengar pernyataan dari Lenz barusan, membuat Arianna tersenyum bangga. Negaranya dipuji oleh orang asing atau orang luar merupakan sebuah kebanggaan tersendiri. Hal ini menandakan bahwa reputasi Kerajaan Remnant cukup baik di mata mereka.

"Saya juga cukup kagum dengan Yang Mulia Artemia. Berkat kerja keras Beliau, kami para rakyat Remnant bisa bertahan hingga saat ini," ucap Arianna, membuat Lenz langsung berbaik menghadap gadis itu.

"Beliau pasti Ratu yang baik karena sangat memperhatikan rakyatnya," kata Lenz seraya tersenyum.

'Ratu yang baik', kata-kata itu entah mengapa rasanya cukup mengganjal di hati Arianna. Mungkin karena statusnya sebagai pengembara, Lenz tidak tahu mengenai hal ini atau pemuda itu sebenarnya tahu tetapi tak sengaja berucap demikian. Namun, Arianna memilih untuk berfikir ke opsi pertama dan tidak membalas pujian yang dilontarkan Lenz. Tanpa sang pengembara itu ketahui, senyum ceria sang gadis berubah menjadi senyum sendu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 05, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Butterfly BlessingWhere stories live. Discover now