「Chapter 02: Someone is Missing」

18 5 9
                                    

"Ini bayaran Anda, Nona Guinevere." ujar seorang gadis muda sembari menyerahkan sebuah kantong coklat kepada Arianna. Dirinya kemudian mengambil kantong tersebut dengan senyum di wajah sembari mengucapkan terimakasih. Setelahnya Arianna pergi dari meja resepsionis, berniat untuk segera keluar dari Balai Asosiasi Hunter karena sudah tidak memiliki urusan lagi. Sebenarnya ia ingin bertemu dengan Nona Claudia tetapi orang itu sedang tidak ada di kantor dan hanya bertemu dengan asistennya saja.

Ketika akan pergi, netra merah muda Arianna mendapati kerumunan orang-orang di sekitar Papan Komisi. Lantas Arianna memutar arah dan berjalan menuju kerumunan tersebut karena rasa penasaran. Begitu sampai di kerumunan, gadis itu berjinjit untuk melihat apa yang sedang terjadi. Namun apa daya, tubuhnya tidak terlalu tinggi dan kerumunan orang-orang itu rata-rata didominasi oleh para Hunter pria. Menghela napas, dirinya berniat untuk pergi dari sana sebelum sebuah suara tak asing masuk ke dalam gendang telinga.

"Arianna?"

Merasa namanya dipanggil, Arianna menoleh. Mendapati seorang gadis yang tengah memakai tudung berdiri tepat dibelakangnya. Arianna mengernyitkan alis, bertanya-tanya siapakah gerangan orang ini. Seolah sadar akan kebingungan Arianna, gadis itu membuka tudungnya, memperlihatkan kulit pucat serta rambut berwarna merah mencolok dipadukan oleh mata hijau zamrud yang indah.

"Wendy?"

Gadis yang dipanggil Wendy itu tersenyum kecil lalu mengangguk. "Lama tidak berjumpa, Arianna."

"Astaga Wendy! Bagaimana kabarmu?" seru Arianna dengan girang. Gadis itu tidak menyangka bisa bertemu dengan teman lamanya lagi setelah lulus dari akademi.

"Aku baik-baik saja. Bagaimana kalau kita duduk dulu? Kau keberatan jika meminum segelas coklat panas sambil berbincang?" tawar Wendy yang dibalas anggukan oleh Arianna.

Kedua gadis itu keluar dari Kantor Balai Asosiasi menuju ke sebuah kedai minuman terdekat. Begitu sampai, mereka mengambil tempat duduk di pojok ruangan, dekat dengan jendela dan duduk secara berhadapan. Hanya ada keheningan di antara mereka sebelum akhirnya Wendy memanggil seorang pelayan.

"Tolong dua gelas coklat panas dengan mint."

Pesanan Wendy langsung dicatat oleh pelayanan tersebut dan menyuruhnya untuk menunggu sebentar sementara dia menyiapkan pesanan. Begitu pelayan itu pergi barulah Wendy memulai pembicaraan.

"Bagaimana kabarmu? Apa selama ini berjalan dengan lancar?" tanya Wendy basa-basi.

"Aku baik-baik saja dan seperti yang kau lihat, selama ini hidupku berjalan lancar." jawab Arianna ramah.

Wendy hanya menanggapinya dengan senyuman. Temannya yang satu ini tidak pernah berubah, selalu ramah kepada siapa saja, entah itu teman akrab atau bukan. Tidak seperti dirinya akhir-akhir ini. Mengingat itu, mata Wendy menjadi sendu.

Melihat ekspresi wajah Wendy yang berubah, Arianna lantas bertanya dengan hati-hati. "Kau baik-baik saja? Wajahmu terlihat lebih pucat daripada sebelumnya."

Wendy tidak menjawab. Kepalanya sedikit menunduk sebelum akhirnya menyunggingkan senyum keterpaksaan kepada Arianna.

"Aku baik-baik saja. Hanya merasa sedikit... Sendu." balas Wendy lirih.

Melihat keadaan temannya yang tidak baik, Arianna ingin bertanya lebih lanjut. Namun niatnya ia urungkan begitu wajah Wendy menjelaskan bahwa dia tidak ingin berbicara lebih jauh. Jadilah Arianna hanya diam sembari memikirkan topik pembicaraan apa yang sekiranya dapat mencairkan ketegangan di meja ini.

"Oh ya, kabarnya kau sudah memiliki tim sendiri 'kan? Bagaimana? Apakah menyenangkan?" tanya Arianna berusaha mengurangi ketegangan.

Hunter rata-rata mengerjakan tugas mereka secara individu, tetapi beberapa Hunter juga ada yang bekerja dengan tim. Biasanya mereka ini adalah Hunter dengan peringkat B sampai S, karena Hunter dengan peringkat seperti itu mendapatkan misi yang lebih sulit. Misalnya seperti masuk ke dalam Domain atau menjelajahi dataran baru.

Butterfly BlessingWhere stories live. Discover now