BAB 03 . Hadiah sederhana, namun berarti

Začít od začátku
                                    

"Oke kak! Zia tunggu"

Sesaat setelah itu pun, Kenzo kembali, lalu melanjutkan telepon nya bersama dengan Zia. Bercanda bersama tetap selalu ada dalam kehidupan di antara kedua saudara tersebut.

===

Bel pulang pun berbunyi, Zia segera buru-buru turun ke bawah untuk segera pulang. Namun tak sengaja Zia menabrak seorang laki-laki yang seangkatan dengan nya namun tak terlalu ia kenal.

"Eh! Maaf" ucap Zia yang segera meminta maaf sambil membungkukkan tubuhnya ke arah laki-laki tersebut.

"Hati-hati ya kalau jalan, biar engga tabrakan sama orang lain" Ucap Gabriel anak kelas 12A yang tak sengaja ia tabrak tadi.

"Iya, lagi buru-buru hehe. Sekali lagi maaf ya, Gabriel" Balas Zia sambil membaca Nametag murid laki-laki tersebut

"Iya, santai. Hati-hati ya" ujar Gabriel. Zia pun mengangguk, lalu pamit untuk pulang terlebih dahulu.

***

Sesaat sesampainya Zia di rumahnya. Saat ia masuk ke dalam, keadaan rumah nya sangat gelap gulita. Ia memanggil nama kakak nya berkali-kali namun tetap tidak di saut.

Perasaan Zia seketika merasa gelisah karena ia tak mendapatkan keberadaan kakak nya. Namun tak lama tiba-tiba lampu menyala, hal itu membuat Zia menjadi sedikit terkejut. Ia mencoba memanggil nama Kenzo, namun tetap saja tak di balas.

"Selamat bertambah umur, Arzia" Ucap Kenzo yang tiba-tiba hadir di depannya.

Zia terbungkam sejenak, ia sedikit terkejut saat kakak nya datang di hadapannya sambil membawa sebuah barang yang di lapisi oleh kertas kado.

"Kak..."

"Dulu-dulu kan Kakak engga pernah kayak gini ke kamu, sekarang pas kakak lagi ada dana nya kakak coba buat suprise ke kamu. Kakak engga mau tiup lilin, maaf ya. Tapi kakak punya kado buat kamu, kakak harap kamu suka sama kado dari kakak" Ucap Kenzo sambil memberikan kado tersebut kepada Zia.

"Ini engga mewah, karena uang kakak engga cukup buat beli yang mewah. Maaf ya" lanjut Kenzo.

Zia pun membuka kado tersebut yang berisikan mukena berwarna ungu pastel, warna kesukaan Zia, dan juga Jilbab yang Kenzo belikan karena Jilbab Zia yang mulai kekecilan.

"Kak..." Ucap Zia dengan mata nya yang seketika berkaca-kaca dan suaranya yang bergetar ingin menangis.

"Kenapa? Zia engga suka ya?" Tanya Kenzo yang kebingungan.

Zia berlari memeluk Kenzo, sambil berkata "terimakasih" kepada Kenzo berkali-kali.

"Makasih, kak Kenzo" Ucap Zia terakhir. Kenzo pun tersenyum bahagia, melihat adik nya yang senang dengan kado yang ia belikan.

"Zia coba dulu gih jilbabnya, kakak takut kekecilan"

"Udah, jangan nangis. Kasihan mata nya tuh" lanjut Kenzo sambil menenangkan Zia. Kenzo mencoba melepaskan pelukan Zia, namun justru pelukannya semakin erat dari sebelumnya.

Kenzo hanya bisa pasrah dengan Zia. "Zia, nanti seringin pakai Jilbab ya? Memang sih terasa kurang nyaman, tapi harus di paksa, biar jadi nyaman, Oke? Harus makin rajin ibadah juga, oke cantik?" Ucapnya seraya  menepuk-nepuk pelan kepala Zia. Zia hanya mengangguk paham tanpa membalas dengan kata-kata.

"Ayo ih lepasin" Kenzo berusaha sedikit memberontak agar Zia melepaskan pelukannya.

Zia menggelengkan kepalanya. "Zia, kangen kakak. Kangen banget" bantah sang adiknya yang bersikukuh masih ingin memeluk tubuh kakak nya yang jelas lebih besar dari tubuhnya

"Kakak capek berdiri terus, Zia sayang" Ucap Kenzo. Zia tak menggubris. Namun tak lama ia melepaskan pelukannya, lalu menatap kakak nya redup.

"Sekali lagi makasih kak, Zia suka banget sama kado yang kakak beli. Insyaallah nanti kakak pakai jilbab nya" Ujar Yang terlihat sangat gembira dan senang dengan hadiah nya. Kenzo hanya mengangguk paham seraya tersenyum tipis.

"Buat mama sama kakak bangga sama kamu. Kalau gagal gapapa, gagal itu wajar, dan setiap kesuksesan pasti ada sebuah kegagalan di balik kesuksesan itu sebelumnya. Semangat Zia" Katanya dengan tersenyum manis

"Yaudah, ayo kita persiapan sholat ashar. Mau sendiri atau jamaah?" Tanya Kenzo yang mencoba untuk menawarkan Zia untuk mau berjamaah atau sendiri

"Jamaah"

"Kalau gitu, Zia wudhu dulu sana. Kakak habis Zia aja"

"Siap komandan!" Kenzo hanya terkekeh gemas melihat Zia yang ada-ada saja tingkahnya.

Kebahagiaan Arzia // Jake Enhypen [ Complete ]Kde žijí příběhy. Začni objevovat