Nadanya datar,Begitupun wajahnya.
Walau matanya tak kosong.

“HAA!? KAPAN KALIAN MERAJUT BERSAMA,HUH?! BERDUA SAJA!?” Seorang (?) Pria dengan surai putihnya ikut nimbrung dengan nada kesal.

“Apa? Kau cemburu,Mammon?” Tanya pria dengan surai blonde tersebut.

“HUH!? MAMMON YANG HEBAT INI CEMBURU!? TIDAK , YA! ANDAIKAN KALIAN MENGAJAKKU,KAN AKU BISA MENJUALNYA!” Alasan sang pria dengan nickname Mammon.

“Huh.. Kalian,diamlah.” Pria yang memiliki surai raven berucap,memijat pelipisnya lelah.

Mammon mendiam.

“Uhm,biarkan saka Lucifer. Aku senang melihat keadaan seperti ini,entah nanti di kehidupan manusiaku akan sama atau tidak. Ini lumayan hangat rasanya.” Sang gadis berkomentar, menyunggingkan senyum manisnya.

“Uee.. Kalau begitu Kak (Name) tetap disini saja! Katanya kehidupannya jadi lebih hangat disini!!” Salah satu anak kecil(?) Memeluk manja pada kaki sang gadis.

Membuat (Name) terkekeh kecil.

Disana bukan hangat lagi,panas..

Ia mulai mensejajarkan tubuhnya dengan anak tersebut,lalu membelai surainya lembut. Bak seperti ibu nan anak.

“Luke,aku harus kembali ke rumahku. Bagaimanapun,ini bukan tempat asalku. Aku tentu merindukan orang-orang terdekatku. Bayangkan saja kamu menjadi pertukaran pelajar ke bumi,apa kamu ingin terus disana? Lalu kamu tak lagi bisa bertemu Simeon,hm?”

Kalimat yang dilontarkannya membuat Luke terdiam sesaat.

Ia menunduk,lalu memeluk (Name) dengan lembut.

(Name) pun menerima pelukan tersebut.

Dikala itu pula,neraka yang awalnya panas menjadi lebih panas.

“Disini sedikit panas,ya..” Komentar pria lain dengan surai putih.

“Jaa.. Terimakasih atas waktu kalian,ya. Aku duluan.” Ia mengatakan hal itu seraya berdiri, seorang pria lain mendekatinya.

Surai hitam dipadukan dengan gradasi hijau tersebut menyunggingkan senyum pada sang empu.

“Kamu itu memang aneh,ya,(Name)-San.” Ucapnya.

Sang empu hanya membalas dengan senyuman.

“Kamu benar yakin,membuat semua orang yang pernah mengenalmu melupakanmu,hm?” Tanyanya.

Sang gadis tersenyum sendu, “Sejujurnya tentu aku tak ingin. Tapi .. Mau bagaimanapun,aku ingin menguji mereka. Bukankah Solomon hanya samar-samar menghilangkan ingatan mereka?

Tidak benar-benar ia hapus semua ingatannya? Itu hanya untuk menguji,apakah mereka benar-benar mengenal diriku. Dengan ciri khas pin manis ini.” Jelasnya,mengambil pin yang ada pada surai Lilac nya.

Sang pria hanya terkekeh pelan.

Pria dengan tubuh kekar membuka sebuah portal,sebelum masuk kesana,sang gadis berbalik dan merentangkan tangannya.

“Pelukan besar!”

“Pelukan besar!”

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Meraki - Wee!! - OM!Where stories live. Discover now