Bab 27 - Kedatangan Tamu Penganggur

Start from the beginning
                                    

Dodit, Umar, dan Hendra duduk berhadap-hadapan dengan Joshua.

"Kalau gitu, saya tinggal dulu ya? Saya ada urusan di toko."

Keempat pemuda tersebut mengangguk, hingga presensi Budiman hilang dari pandangan.

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Sekarang hanya tinggal mereka.

Beberapa detik berjalan, tak ada yang berusaha membuka obrolan. Semua diam bagaikan patung. Rasa canggung kian meliputi keempatnya disertai kekecewaan, kekesalan, yang dibalut dengan penyesalan.

Joshua yang sedari tadi menunduk lekas menengadah ke hadapan mereka bertiga. Menatap mata mereka satu per satu lalu berhenti tepat di mata Hendra. Pria berkulit cokelat dengan rambut keriting yang mengembang.

"Gimana urusanmu, Hen? Sudah kelar?" Joshua berujar dengan kikuk.

"Sudah, malah semua gajiku dilalap habis sama mereka. Tinggal raga saja yang selamat. Habis itu, nggak akan ada lagi gaji yang cair bulan depan." Hendra pun menimpali dengan hambar disusuli helaan napas panjang.

Seketika pula Joshua menegakkan posisi duduknya sambil mengernyit, tak mengerti maksud ucapan Hendra yang demikian.

"Piye toh? Kowe nggak tahu berita hangat yang dibicarakan orang-orang di koran nasional, Josh?!?"

Dodit berseru histeris sehingga membuat ketiganya tersentak, terutama Joshua yang kini memelotot ngeri kepada pemuda berkumis tipis tersebut.

"Apa?"

"Kedai Sejahtera gulung tikar sejak tiga hari yang lalu," potong Umar terus terang. Menyilangkan kedua lengan di dada. Tak lupa mengeluarkan tatapan nyalang.

"Seluruh pendapatan kedai itu habis untuk membayar utang peminjaman bank yang ternyata sudah lama jatuh tempo. Karena itu pula, semua karyawan yang di sana di-PHK dan tempat usaha tersebut berakhir dijual," ungkap Umar dengan tenang.

Kedua tangan Hendra terkepal. Dengan muak dia merespon.

"Dari awal kami sudah tahu kalau Pakde itu nggak becus."

"Bukannya membawa untung malah jadinya buntung," gumam Dodit sambil berdecak-decak.

Mendengar pengakuan ketiganya, Joshua menghela napas panjang.

Jendela Joshua (End)Where stories live. Discover now