Live 5: Foto (2)

315 44 1
                                    

... Apa?

Luo Binghe merasa dia pasti salah dengar, namun sebelum bisa bertanya lebih lanjut, Wei Wuxian mengambil ponselnya dan menyimpannya kembali ke balik pakaian.

"Ngomongin tentang itu, kamu 'kan amnesia ... Tapi ... " Wei Wuxian mengelus dagunya, bersikap layaknya detektif yang sedang berpikir. " ... Amnesia yang aneh."

Aneh apanya? Kamu yang aneh! Seluruh keluargamu yang aneh!

"Yah, biasanya kalau di film-film, orang yang amnesia masih memahami cara kerja dunia, seperti ... penggunaan ponsel."

Luo Binghe tidak mengerti. Apa itu film? Kata baru apa lagi ini?

"Kamu lebih seperti menjadi orang kuno yang ketinggalan zaman."

Oh, kali ini Luo Binghe memahami maksudnya.

Tunggu, apa itu artinya dia mencurigaiku? batin Luo Binghe waspada. Apakah dia akan berusaha menyingkirkanku?

Bagaimanapun, dalam seni kultivasi benar, kasus jiwa tersesat yang menggunakan tubuh orang lain dinilai sebagai teknik kultivasi iblis dan harus segera dilenyapkan.

Namun berbanding terbalik dengan pikirannya, Wei Wuxian melanjutkan teori fantasinya. "Mungkinkah kamu adalah protagonis dalam novel yang mengalami transmigrasi dari zaman kuno ke zaman modern?!"

Wei Wuxian semakin bersemangat ketika  berpikir kesimpulannya ini nyata. "Jadi, kamu berpura-pura amnesia karena tidak mengerti dengan situasi dunia ini. Kamu akan menggali informasi dari orang-orang terdekat, kemudian perlahan menyesuaikan diri dengan tubuhmu dan lingkungan sekitar!

"Lalu kamu akan bertemu protagonis wanita secara tidak sengaja. Melalui skenario 'pertemuan kebetulan', kalian akan menjadi dekat! Kamu akan mendirikan kerajaan bisnismu sendiri dan menikahi protagonis wanita ... Atau malah meng-harem?! Kamu akan memiliki banyak wanita―"

"Cukup." Luo Binghe merasa sakit mendengar omong kosong dari saudaranya. Tapi di sisi lain, dia juga sedikit takut dengan imajinasi Wei Wuxian yang sepenuhnya tepat sasaran mengenai dirinya yang bukan dari dunia ini, melainkan dari dunia lain.

Tenanglah, tidak perlu takut. Dia hanya manusia biasa. Luo Binghe berusaha menenangkan dirinya.

Wei Wuxian tidak marah, justru ia tertawa melihat rasa frustrasi di wajah adiknya. "Tentu saja, itu tidak mungkin terjadi." Dia mengedipkan sebelah matanya dengan sedikit bercanda. "Ini 'kan dunia nyata, bukan dunia novel yang dimana semua hal yang tidak mungkin menjadi mungkin."

Sayangnya, Wei Wuxian tidak tahu kalau orang di depannya benar-benar mengalami apa yang dia pikir hanya fantasi, atau jika tidak Wei Wuxian akan meragukan ketiga pandangan dunianya.

[Arbi: Dan kamu gk sadar kalau kamu itu hanya karakter fiksi :)]

Wei Wuxian bangkit dari kasur dan berkacak pinggang. "Lagipula, Ah-Luo tetaplah Ah-Luo. Hal ini tidak akan berubah."

Tok tok―

Suara ketukan pintu menyela keduanya. Pintu terbuka, tampaklah pria lain yang tidak dikenal Luo Binghe, namun Wei Wuxian langsung menyambut kedatangannya.

"Ah-Ning!"

Yang dipanggil 'Ah-Ning' tersenyum malu pada Luo Binghe sebelum berkata pada Wei Wuxian, "Tuan Muda, waktunya kembali ke studio."

"Oh, benar!" Wei Wuxian menepuk keningnya. Ia merapikan pakaiannya sejenak, lalu melambai pada adiknya. "Kalau begitu, aku pergi dulu. Beristirahatlah malam ini, Ah-Luo~"

[BL] We Live || BingYuanWhere stories live. Discover now