17

900 95 5
                                    

Saya memohon maaf yang sebesar-besarnya pada para readers pecinta Draco sekalian karena minggu kemarin gk update. Karena ada 3 cerita yang jalannya bersamaan, jadi sy sibuk hehehe

Terlwbih lagi cerita ini kehabisan draft dan belum saya tulis lagi jadinya minggu kemarin gk bisa update. Mohon dimaafkan ya bestie hehehe

Happy reading

Pagi yang cerah adalah hari yang tepat untuk membolos. Di awal tahun pelajaran ini, Grizelle membolos kelas sementara saudarinya Ginny menghadiri kelasnya hari ini.

Sepanjang hari gadis itu duduk di dekat pintu Hogwarts, tempat di mana para dementor berjaga setelah berita bahwa Sirius Black kabur dari Azkaban.

Sirius Black, sudah lama sekali Grizelle tidak mendengar nama itu. Kira-kira sudah berapa tahun pria itu dipenjara? 12 tahun? Kemungkinan segitu.

Diiringi dengan tawa keras, Grizelle berkata, "Sirius Black, pintar juga dia bisa keluar dari Azkaban setelah mendekam begitu lama. Andai saja saudarinya juga sepintar dia ...."

Ia menghela napas pelan. Sebenarnya situasi tenang dan damai seperti ini benar-benar menguntungkan Grizelle. Hidup damai dengan dikelilingi keluarga dan saudara saudari yang menyanyanginya dengan tulus membuat Grizelle merasa nyaman. "Andai hidup damai seperti ini bisa terjadi selamanya," monolog gadis itu.

Dia merebahkan tubuhnya. Tidur di atas hamparan rumput hijau sambil diselimuti oleh cahaya matahari terik di siang hari.

Namun, kehangatan itu hanya terjadi sesaat. Hawa dingin mulai menyapa permukaan kulitnya. Grizelle bisa merasakan angin dingin yang menusuk jaringan epidermisnya. Ia melirik dengan sinis ke arah para dementor yang mulai mengerubunginya seperti dia adalah makanan mereka.

Grizelle mendelik tajam. "Jangan ganggu aku, sialan!" ungkapnya memperingatkan. Para dementor itu seketika terdiam di tempat. Mereka tidak mendekati Grizelle lagi bahkan beberapa dari mereka memilih untuk menjauh.

Matanya perlahan terpejam. Grizelle menikmati sayup-sayup angin yang berhembus ke arahnya dengan lembut. "Ngomong-ngomong, bagaimana keadaan Bellatrix dan death eaters yang lain?" gumam gadis itu bertanya walau Grizelle tahu para dementor tak akan menjawab pertanyaannya. Makhluk hitam penyerap kebahagiaan itu hanya berterbangan disekitarnya seolah mereka tengah menjaga Grizelle Weasley dari apapun yang mereka lihat.

Senyum seringai terlukis di wajahnya. Dia menerka-nerka sesuatu di otaknya. "Mereka tidak gila 'kan? Semoga saja tidak ...."

Grizelle sedikit merasa kasihan. Berada di Azkaban bertahun-tahun lamanya sembari mendapatkan ciuman hangat dari dementor itu sangat tidak menyenangkan. "Kuharap Bellatrix tidak semakin gila ...."

[◇]

Diam-diam Grizelle duduk di atas dahan pohon. Dia memperhatikan dengan seksama kelas Hagrid hari ini karena ada Ron dan teman-temannya di kelas itu.

Berhubung Hagrid mengadakan kelasnya di hutan, dia jadi bisa diam-diam menonton dengan duduk di dahan pohon yang tinggi. Semoga saja hewan berkaki empat seperi burung di samping Hagrid tidka menyadari keberadaannya.

Hagrid menjelaskan pada kelasnya tentang Hippogrif yang dia beri nama Buckbeak.

Sebenarnya Buckbeak cukup menggemaskan terlebih lagi dia hewan berbulu. Tapi, sayangnya Ron terlihat ketakutan saat melihatnya.

"Ron, kau payah!" ungkap Grizelle mengejek. Kalau dia yang ada di kelas Hagrid sudah pasti dia tidak akan takut pada hewan cantik berbulu menggemaskan itu. Ah, sayang sekali.

You're Only Mine (Draco Malfoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang