6

1.2K 145 13
                                    

Happy reading

Kelas Grizelle hari ini terasa cukup membosankan. Gadis itu harus menghadiri kelas ramuan Prof. Snape dan kelas tranfigurasi Prof. McGonagall. Karena cukup banyak membaca buku di rumah terutama buku mantra dan buku lainnya yang saudaranya punya, Grizelle punya pemahaman yang terbilang cukup baik atau bahkan mungkin sangat baik di tahun pertamanya.

Gadis itu tak perlu repot-repot lagi belajar atau memperhatikan pelajaran Snape dengan saksama karena dia sudah paham pelajaran ramuan. Kedua kakaknya, si kembar Fred dan George cukup ahli dalam pelajaran ini dan gadis itu banyak belajar dari mereka.

"Ms. Weasley, aku akan jauh lebih senang jika anda fokus memperhatikan pelajaran dan mendapat nilai yang baik. Tidak seperti saudara anda yang lain," tegur Snape sambil memukulkan buku ke atas kepala Grizelle.

Grizelle mendesis pelan. Snape kurang ajar! Kepalanya sudah sangat sakit pagi ini dan Snape bodoh itu malah memukul kepalanya dengan cukup keras. "Sepertinya aku harus ke madam Pomfrey lagi nanti," batinnya menggerutu.

Perlahan Grizelle mendongak dan menatap Snape dengan matanya yang tajam. Jujur saja gadis itu cukup muak melihat wajah si kepala asrama Slytherin itu. Selain angkuh, pria itu terlihat sangat membedakan antara anak Gryffindor dan anak Slytherin. Pilih kasih!!

Snape kembali menerangkan ramuan dan cara membuatnya di depan kelas. Grizelle berdecak tak peduli. Gadis itu ingin cepat-cepat keluar dari ruangan terkutuk bernama kelas pelajaran ramuan.

[◇]

Grizelle menghela napas kesal. Gadis itu bahkan belum sempat menikmati makan siangnya karena kepalanya yang terus berdenyut sepanjang hari.

"Sialan!"

Sambil menenteng kedua sepatunya dengan satu tangan, Grizelle berjalan  dengan santai tanpa alas kaki menyusuri lorong dengan bertelanjang kaki. Buku-buku pelajarannya berterbangan di atas kepalanya agar ia tak perlu repot-repot menentengnya. Ah, betapa menyenangkannya memiliki sihir.

Mulutnya sesekali bersenandung ria, menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Seketika rasa kesalnya pada Snape seperti hilang dibawa angin.

"Wah, wah, wah, lihat siapa ini."

Langkah Grizelle seketika terhenti saat melihat seorang gadis Slytherin bersama dua teman dibelakangnya berdiri dihadapannya sambil melipat tangannya di depan dada. Gadis itu terlihat sombong dan angkuh. Sorotan penuh dengan rasa jijik dan keinginan untuk merendahkan Grizelle.

"Minggir," pinta Grizelle dengan suara pelan. Ia mencoba sebisa mungkin tak terlibat masalah dengan pureblood seperti anak-anak Slytherin.

Gadis itu tampak tertawa mengejek. Dia dengan sengaja mendorong Grizelle hingga gadis itu jatuh tersungkur di lantai. "Hey, dengarkan baik-baik Weasley! Jangan sesekali kau mencoba mendekati Draco!" pekiknya.

Teman-temannya yang lain tertawa mengejek. Mata mereka terlihat menghina penampilan Grizelle yang memakai jubah bekas kakaknya.

Grizelle tertawa pelan. Walau kepalanya masih terasa pusing, gadis itu sebisa mungkin menahan rasa sakitnya dan meladeni gadis Slytherin itu dulu. "Draco? Maksudmu Malfoy? Aku tidak mencoba mendekati dia," elaknya dengan wajah acuh tak acuh. "Dia yang selalu mencoba mendekatiku."

Gadis Slytherin itu tampak sangat marah. Sorot matanya menajam. Dia bahkan tak segan-segan menampar Grizelle di pipinya.

Grizelle meletakkan tangannya pada pipi kanannya yang baru saja di tampar oleh gadis Slytherin itu. Sakit rasanya. Pipinya terasa panas dan gadis itu yakin bentuk tangan ular itu kini tercetak di wajahnya. Memangnya dia kertas cetakan apa?!

You're Only Mine (Draco Malfoy)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora