16

927 100 2
                                    

Me update lagi guys

Happy reading

Beberapa hal yang cukup serius nampaknya menganggu pikiran Grizelle. Sepanjang perjalan menuju Hogwarts, gadis itu terus saja melamun sambil meratapi langit melalui jendela kompartemennya.

"Berhenti melamun begitu, Grizz," tegur Ginny diiringi dengan helaan napas kesal lantaran kembarannya sejak tadi hanya asyik melamun tanpa memperhatikan dirinya.

Grizelle menyengir lebar. "Maaf Ginny, ada yang sedang menganggu pikiranku."

Kedua alis Ginny saling bertaut. "Ada apa? Apa tentang surat yang datang tadi pagi?" Tanyanya terheran.

Grizelle menggeleng lemah. "Bukan karena itu. Hanya saja aku merasa tahun ini sedikit suram," tutur sambil menatap ke arah luar.

Langit-langit tampak mendung. Segumpalan awan hitam menutupi langit yang semula cerah dan di sinari cahaya matahari.

Suhu di udara meningkat dengan drastis hingga mencapai titik dingin. Grizelle bisa melihat perlahan kaca jendela dipenuhi embun yang membeku seperti es.

Tiba-tiba saja kereta berhenti secara mendadak dan lampu berkedip beberapa kali kemudian mati begitu saja.

"Apa yang terjadi? Kenapa kita berhenti? Kita bahkan belum sampai?" Tanya Ginny berturut-turut.

Grizelle mengangkat bahunya tak tahu. Ia bahkan tak berpikir jika kereta yang mereka naiki bisa rusak begitu saja mengingat kereta itu bukanlah kereta biasa.

"Aku akan melihat keluar, kalian jangan ke mana-mana!" Tutur Fred. Pemuda itu melangkahkan kakinya keluar kompartment dan melihat ke sekitar.

Banyak orang yang juga sama bingungnya dengan dia. Tak ada yang tahu apa yang menyebabkan kereta yang membawa mereka ke Hogwarts terhenti begitu saja.

Udara terasa semakin dingin dan begitu menusuk tulang. Grizelle bahkan bisa melihat hembusan napasnya menguap di udara.

"Apa yang sebenarnya terjadi saat ini?" Gumam Grizelle diiringi dengan helaan napas lelah.

Kereta berguncang beberapa kali. Mau tak mau, George, Ginny, Grizelle, dan Fred harus duduk di kursi mereka sambil menunggu keadaan membaik. "Lebih baik kita menunggu. Mungkin sebentar lagi keretanya akan jalan lagi," ujar Fred yang dijawab dengan anggukan paham dari semua saudaranya.

Grizelle dan Ginny saling berpegangan tangan, menatap takut ke arah pintu kompartemen mereka.

Terlihat sosok bayangan aneh yang bergerak perlahan melewati pintu mereka. "Apa itu?" Bisik Ginny dengan takut. Gadis itu menenguk ludahnya kasar. Sosok hitam yang tak jelas dipandangannya mengeluarkan aura menakutkan yang berhasil menciutkan nyalinya seketika.

"Aku tidak tahu, tapi itu tak terlihat seperti makhluk hidup," jawab Grizelle.

"Kemungkinan itu adalah Dementor," balas George dengan suara pelan.

"Lebih baik, pejamkan saja mata kalian," pinta Fred. "Ini akan menjadi mimpi buruk kalian saja jika kalian melihat mereka," katanya dengan suara pelan.

Ginny memeluk Grizelle dengan erat. Ia menyembunyikan wajahnya dalam dekapan saudarinya yang tak kalah erat memeluknya. Sementara itu, Fred dan George bersiap dengan tongkat sihir di tangan mereka. Walau mereka tak benar-benar yakin bagaimana mereka harus melawan Dementor, setidaknya mereka harus bisa menjadi tameng untuk saudari perempuan mereka.

Kreett

Perlahan pintu kompartemen terbuka dengan sendirinya. Fred dan George semakin was-was dengan dementor itu mengingat dementor bukanlah makhluk yang memilih-milih musuh. Semua bisa menjadi mangsa mereka dan kebahagiaan orang itu akan direnggut hingga ke titik di mana seseorang tak akan bisa mengerti lagi apa arti sesungguhnya dari bahagia.

"Fred ... ini buruk," bisik George tanpa melepas pandangannya dari dementor. "Makhluk itu berniat masuk."

"Mantra apa yang digunakan untuk mengusir mereka?" Tanya Fred bingung.

"Kau pikir aku tahu?"

"Memangnya kau tidak tahu?"

Grizelle menghela napas lelah. Di saat seperti ini, dua saudaranya masih saja sibuk bertengkar seperti itu.

"PERGILAH!!"

[◇]

"Selamat datang di tahun ajaran baru di Hogwarts!" Dumbledore memberikan sambutan hangat pada setiap murid yang hadir di Hogwarts tahun ini dengan tangan yang terbuka lebar.

"Sekarang, aku ingin mengatakan beberapa hal sebelum kita semua menjadi terlalu sibuk dengan pesta makan kita yang megah," lanjutnya. "Pertama-tama, aku merasa senang menyambut Profesor RJ Lupin yang dengan baik hati menyetujui untuk mengisi jabatan sebagai guru pertahanan terhadap ilmu hitam! Good luck profesor!"

Penyambutan profesor Lupin diiringi dengan suara tepukkan tangan yang meriah dari seluruh murid dan guru di sana.

"Tentu saja. Itu sebabnya dia tahu untuk memberimu coklat, Harry," tutur Hermione.

"Coklat?" Tanya Grizelle. Gadis itu menatap kakak laki-lakinya, Ron, dengan tatapan menuntut penjelasan.

Ron menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia bingung bagaimana harus menjelaskan pada Grizelle apa yang terjadi di kereta beberapa saat lalu. "Ceritanya panjang," balasnya seadanya.

"Potter! Potter!" Bisik Draco memanggil Harry yang duduk di samping Ron. Pemuda berkacamata bulat itu menoleh ke belakang, menatap Draco dengan tatapan penuh tanya. Tidak biasanya Malfoy itu akan mengajaknya bicara.

"Apa benar kau pingsan? Maksudku kau benar-benar pingsan?" Tanyanya sembari tersenyum meremehkan.

"Shut up Malfoy!" Seru Ron tak senang.

"Bagaimana dia bisa tahu?"

"Lupakan saja!"

"Abaikan saja dia, Harry," ujar Grizelle sambil menatap tajam ke arah Draco yang terlihat senang menertawakan Harry bersama teman-temannya.

Draco merasa tersinggung mendengar ucapan Grizelle. Dan entah sejak kapan rasanya Grizelle jadi semakin sinis padanya?

Dumbledore masih terus melanjutkan pidatonya yang menyambut guru baru yang mengajar tahun ini. Grizelle rasanya malas mendengarkan pidato panjang sang kepala sekolah.

Tapi yang paling menarik adalah bahwa berita Hogwarts akan menjadi tuan rumah bagi Dementor dari Azkaban.

"Berdasarkan permintaan kementrian sihir, Hogwarts, sampai pemberitahuan lebih lanjut akan menjadi tuan rumah bagi dementor dari Azkaban ... hingga Sirius Black berhasil ditangkap. Para Dementor itu akan di tempatkan di setiap pintu masuk sekolah. Sementara aku telha diyakinkan bahwa kehadiran mereka tak akan menggangu kegiatan sehari-hari kita ...."

"Aku ingin memberi peringatan, dementor adalah makhluk yang kejam. Mereka tak akan membedakan mana orang yang mereka buru dan orang yang menghalangi mereka. Oleh karena itu aku harus memperingatkan masing-masing dari kalian ... untuk tidak memberikan mereka alasan untuk menyakiti kalian. Memaafkan bukanlah sifat alami dementor!" Jelasnya panjang lebar.

Ya ampun, kapan ini semua akan berakhir. Seperti dugaan Grizelle, Dumbledore sekalinya berbicara pasti akan menghabiskan lebih dari satu kalimat. Sial!

Grizelle menghela napas pasrah. Dia merasa sangat bosan sampai-sampai rasa kantuk mulai menghantuinya.

"Namun kalian tahu, kebahagiaan bisa ditemukan bahkan di masa-masa tergelap ... hanya saja jika seseorang ingat untuk menyalakan lampunya."

To be continued

You're Only Mine (Draco Malfoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang