(16) - NEXT MONTH

575 92 11
                                    

Sooyoung tengah terdiam di pinggir jalan sembari meminum susu hangat yang ia beli sebelumnya, dengan pakaian yang tipis dan minim dapat dipastikan ia sangat kedinginan tapi bukannya pulang ia malah duduk disana dan terdiam.

Rasanya untuk menangispun sangat sulit, air matanya seolah habis jika mengingat betapa seringnya Sehun memperlakukannya seperti ini. Tapi untuk bangkitpun rasanya enggan. Dirinya sudah begitu di sakiti tapi kenapa tidak ada keberanian untuk bisa melepaskan.

"Kamu sudah gila?!" lamunannya pecah saat mendengar suara berat seseorang di belakangnya serta lampiran jas yang kini berada di tubuhnya. Sooyoung menoleh dan melihat Taehyung ada disana.

"Oppa?" ucapnya parau

"Ayo pulang"

Sooyoung mengangguk "Ya, aku akan pulang sebentar lagi. Minumanku belum habis"

"Minumanmu sebentar lagi bisa berubah jadi dingin, serta kaki dan tanganmu akan mati rasa"

Sooyoung baru tersadar kalau tangan dan kakinya mulai terasa kebas, ini sudah mendekati musim dingin dan dia dengan polosnya diam di tengah malam dengan pakaian seadanya. Sooyoung lalu mendesis setelah mencoba menggerakan kakinya.

"Ayo" ucap Taehyung yang langsung memegang tangan Sooyoung dan menuntunnya kearah mobil.

**

Keduanya terdiam selama perjalanan sampai akhirnya sampai di depan rumah Sooyoung, Sooyoung bingung harus mengatakan apa.

"Terimakasih Oppa" ucapnya pelan

"Kenapa berada di luar selarut ini dengan pakaian seperti ini?

"Hmm aku tadi ada janji dengan.." Sooyoung terdiam entah kenapa sangat sulit menyebutkan bahwa ia ada janji dengan pacarnya "dan ya ada masalah, janji tersebut batal" terusnya.

Taehyung menghela nafas, apa yang harus ia lakukan sekarang. Sana sudah menceritakan bagaimana Sehun memperlakukan Sooyoung dengan sangat tidak baik dan Taehyung tidak suka itu.

"Apa kamu bahagia?" tanyanya tiba-tiba yang membuat Sooyoung menoleh.

"Apa kamu bahagia bersama laki-laki itu?" Taehyung mengulang pertanyaannya sembari menatap mata Sooyoung.

"Oppa..."

"Aku menyukaimu" Taehyung melihat Sooyoung yang terkejut dengan ucapannya, "Sejak pertama kali aku melihatmu di pesawat" tambahnya

"Oppa, mian... aku sudah mempunyai ..." suaranya melemah, seakan ia tidak rela berbicara seperti itu.

"Aku tau, bisa berikan aku waktu untuk bisa membuatmu menyukaiku dan melupakan kekasihmu itu?" Taehyung tau ini sangat bodoh dan egois, bisa-bisanya dia meminta seorang wanita untuk mengkhianati kekasihnya. Tapi ini adalah jalan satu-satunya menurutnya.

Sooyoung terdiam, harusnya dengan mudah ia bilang tidak. Dirinya bukan perempuan tukang selingkuh, ia akan setia pada satu pasangan saja. Tapi, Sehun juga melakukan itu padanya, pergi seenaknya dengan wanita lain. Ah rasanya kepala Sooyoung mau pecah saja.

"Tidak bisa?"

Sooyoung masih terdiam, tidak bisa dibohongi Taehyung juga ada difikirannya terus akhir-akhir ini.

Taehyung menghela nafas lalu mengusap lembut kepala Sooyoung "Tidak apa-apa, maaf atas permintaan konyol ini. Aku tidak akan mengganggumu lagi mulai hari ini. Selamat malam Sooyoung" Taehung lalu keluar mobil dan membukakan pintu diamana Sooyoung masih terdiam disana.

Sooyoung berdiri lalu menutup pintu, "Terimakasih Oppa"

"Hmm" Taehyung mengangguk.

Sooyoung berjalan terus kearah pagar rumahnya, langkahnya terasa sangat berat. Hatinya tiba-tiba mencelos, ia tidak rela Taehyung pergi. Tidak mau. Sooyoung meremat tangannya sendiri, rasanya ia ingin menangis sekarang juga.

ROOMMATEWo Geschichten leben. Entdecke jetzt