-21. Membahas Pernikahan

9.4K 1K 130
                                    

Setelah seharian tadi menjalani kegiatan amal bersama para anggota Proklisi, malam harinya Ethan memilih pulang dari basecamp, tidak lupa dia juga singgah sebentar di sebuah cafe sebab Razella merengek ingin dibelikan minuman vanila di tempat favo...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah seharian tadi menjalani kegiatan amal bersama para anggota Proklisi, malam harinya Ethan memilih pulang dari basecamp, tidak lupa dia juga singgah sebentar di sebuah cafe sebab Razella merengek ingin dibelikan minuman vanila di tempat favorite-nya.

Ketika sudah berhasil menenteng pesanan adiknya, Ethan kembali menunggangi motor kesayangannya, bersiap untuk pulang ke rumah. Namun, sebuah mobil yang baru saja berhenti di sampingnya mengalihkan atensi Ethan sejenak, sebab si pemilik mobil yang tiba-tiba melongokan kepala lewat kaca pintu mobil yang diturunkan.

"Mas Ethan?"

Ethan hanya menaikan sebelah alisnya. Dia mengenakan jaket tanpa mempedulikan seorang gadis yang kini sudah turun dari mobil dan berdiri di depan motornya.

"Sendiri aja, Mas?" gadis itu itu masih berusaha mengajak Ethan bicara.

"Menurut kamu?"

Hanum Elora terkekeh seraya mengangguk-anggukkan kepalanya. "Gue minta maaf soal yang tadi. Sama sekali gak bermaksud untuk melecehkan Eliza, seperti yang Mas Ethan bilang. Mungkin kata-kata gue-nya aja yang kurang sopan."

"Jangan minta maaf sama saya, minta maaf sama Eliza," balas Ethan seraya menunggangi motornya.

Melihat gelagat Ethan yang hendak memasang helm, Hanum menahannya dengan menyentuh lengan lelaki itu. Ethan yang terkejut reflek menarik tangan bersamaan dengan tatapan tajam yang ia layangkan pada sahabat dari tunangannya tersebut.

"O-oh, maaf, Mas." Hanun gelagapan.

"Ada lagi yang mau diomongin?" tanya Ethan, tak ingin basa-basi.

"Emmm ..., gue cuma mau tanya soal Mas Ethan sama Eliza. Kalian beneran mau nikah dalam waktu dekat?"

"Iya." Ethan mejawab singkat untuk pertanyaan yang Hanum lontarkan.

"Yakin? Mas Ethan kenapa gak ngebiarin Eliza fokus sama pendidikannya dulu? Lagi pula, menurut pendapat gue, Eliza tuh belum siap buat menikah."

Ethan mengangkat wajahnya. Ia benar-benar tidak mengerti mengapa Hanum seolah menghalang-halangi hubungannya dengan Eliza. Ini bukan yang pertama, Ethan sering kali tak sengaja mendengar perbincangan gadis itu dengan tunangannya. Hanum selalu mempertanyakan hal yang sama pada Eliza, juga mengatakan hal-hal yang sebenarnya di luar fakta yang ada. Ia tak ingin soudzon namun, kemungkinan besar perkataan-perkataan dari Hanum itulah yang membuat Eliza sering insecure dan berulang kali mempertanyakan keseriusannya.

"Hanum." panggil Ethan pelan.

"Iya?"

"Kamu suka sama saya?"

Hening tercipta untuk beberapa saat. Ethan menanti jawaban Hanum yang mana gadis itu tiba-tiba diam seperti patung.

Mendengkus kecil, Ethan menaikan standar motor kemudian mengenakan helm full face miliknya. Sebelum itu, ia sempat mengatakan sesuatu yang semakin membuat Hanum bungkam.

Amin Yang Sama (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang