Kembali ke titik nol

485 101 20
                                    

Napas Atsumu dan Osamu terengah-engah. Mereka masih berlari menuju kedepan ruangan operasi yang letaknya ada pada gedung cabang rumah sakit pusat. Karena tak sabar menunggu datangnya lift yang terbuka, keduanya memutuskan untuk menaiki tangga ke lantai empat.

Sesampainya disana, mereka disambut oleh salah satu dokter- yang kebetulan baru saja muncul dari dalam ruangan itu.

“Dokter, saya mendapat telepon bahwa bunda saya mengalami kecelakaan dan dilarikan ke ruang operasi. Apakah betul disini tempatnya?” Atsumu langsung menyambarkan pertanyaan kepada dokter tersebut. Ia tidak dapat tenang meskipun Osamu sudah mengingatkannya supaya tidak panik berlebihan.

“anda berdua putra dari Nyonya Miya, betul?” Dokter itu bertanya kembali, untuk memastikan.

Atsumu dan Osamu segera mengangguk.

“Ada kabar baik.”      Dokter itu menurunkan masker yang menutupi sebagian wajahnya.      “Operasi berjalan dengan lancar, dan Nyonya Miya juga telah melewati masa kritisnya.”      Lanjutnya, lalu tersenyum simpul.

Bahu milik Atsumu dan Osamu yang sedari tegang, sekarang bisa turun melemas. Keduanya sudah bisa bernapas lega setelah mendapatkan kabar baik mengenai kondisi bunda. Bahkan, Atsumu hampir menangis karena takut mendengar hal buruk.

“hanya saja, luka dikepalanya cukup serius.”      Ucapan dokter itu membuat senyum Atsumu dan Osamu langsung memudar didetik itu juga.      “beliau kehilangan banyak darah, dan saran saya- sebaiknya Nyonya Miya segera mendapatkan tranfusi darah secepatnya.”      Mendengar hal tersebut, Atsumu terhentak kecil- membuat Osamu meliriknya dengan penuh rasa penasaran.

“kalau begitu, saya akan urus administrasinya dahulu.” Atsumu buru-buru pamit dari hadapan dokter tersebut, seraya menarik Osamu menuju meja administrasi yang letaknya tak jauh dari posisi tangga dan lift.

Dalam sekali lihat, Osamu tahu kalau Atsumu baru saja menghindari pembicaraan dengan dokter tersebut. Langkahnya yang terburu-buru itu membuat Osamu hanya fokus mengekori Atsumu. Kemudian, Osamu hampir menabrak Atsumu yang tiba-tiba saja berhenti berjalan.

“Gimana nih, Sam…?”      Atsumu tampak putus asa. Sementara Osamu merasa kebingungan, tentang apa yang Atsumu khawatirkan barusan.      “… golongan darah gue AB+, sementara bunda O-.”      Tangan Atsumu bergetar hebat. Ia kebingungan karena tidak dapat melakukan tranfusi darah kepada bunda.

Osamu tertegun, lalu menggiring Atsumu untuk duduk sejenak pada salah satu kursi panjang yang ada di pinggir lorong.

“golongan darah lo, sama kayak ayah, ya.” Gumam Osamu, yang langsung diangguki oleh Atsumu.

Wajah saja apabila Atsumu putus asa. Melalui kalimat yang diucapkan dokter, itu artinya rumah sakit sedang kehabisan stok darah tipe O-. seperti yang kita tahu, golongan darah tipe O- dapat memberikan donor kepada semua tipe darah lainnya, akan tetapi tidak bisa menerima donor dari tipe darah lain.

“Tsumu…” Panggil Osamu.

“hmm…?” Atsumu menoleh. Lesu sekali.

“Bunda bakal baik-baik aja, jadi gue harap- kita nggak berantem untuk beberapa waktu kedepan.” Ucap Osamu kemudian.

Atsumu tidak dapat mencerna sedikitpun kalimat tersebut. Apa yang diucapkan Osamu tidak ada hubungannya dengan situasi disaat itu, membuat Atsumu semakin kebingungan.

“ayo.” Ajak Osamu. Ia menarik pergelangan tangan Atsumu, membawanya tepat ke hadapan meja administrasi.

Mula-mula, Osamu menginstruksikan agar Atsumu mengisi data yang diberikan oleh petugas administrasi. Setelah semuanya selesai, petugas memberikan satu lagi berkas yang harus diisi oleh pendonor.

You and Me - Miya Twins [ END ] ✓Where stories live. Discover now