Ikatan Keluarga

503 101 15
                                    

You and Me – Ikatan Keluarga

Setiap orang memiliki persepsi tersendiri mengenai hubungan didalam keluarga. Begitupula hal-nya dengan Osamu.

Jika melihat kilas baliknya, Osamu merupakan anak laki-laki yang berhati lembut, penurut, juga penyabar. Dirinya tidak pernah mengeluh karena sang ayah tidak tinggal satu rumah dengannya.

Meskipun Osamu adalah tipikal anak yang penuh akan prestasi, Ayahnya juga enggan untuk menghadiri undangan penerimaan raport. Padahal, dihari sepenting itu- ada banyak teman-temannya yang menerima ucapan selamat dari orangtuanya.

Tapi tidak dengan Osamu.

Semenjak lulus sekolah dasar, Osamu selalu menerima rapornya seorang diri. Ia selalu memberikan alasan bahwa kedua orangtuanya tidak dapat hadir karena sibuk bekerja.

Manik abu milik Osamu terkadang berkaca-kaca, tapi airmata itu tak kunjung tumpah- karena Osamu tidak ingin dirinya terbiasa menangis sehingga menjadi pribadi yang cengeng.

Osamu paham betul, bagaimana kondisi keluarganya yang tidak sempurna itu. Karenanya, Osamu juga tidak ingin memaksa ayah dan ibunya untuk menuruti apa yang Osamu inginkan. Jauh didalam lubuk hatinya, Osamu hanya ingin hidup mendampingi ibunya, yang sudah pasti membutuhkan keberadaannya.

Kadang, Osamu menerka-nerka- mengapa tuhan memberikan kehidupan yang berat dipikul olehnya. Kalimat pujian dari orang lain tidak pernah cukup bagi Osamu. Tampan, baik, sopan, dan berprestasi. Osamu selalu ingin pujian-pujian itu keluar dari bibir kedua orangtuanya.

Dipikir berapakali-pun, Osamu tahu kalau dirinya sudah lebih dari cukup. Osamu sudah melakukan apapun dengan baik, dan hampir sempurna. Hanya saja, Osamu seperti manusia yang keberadaannya tidak diinginkan oleh ayah maupun ibunya.

“Kamu seharusnya nggak lahir ke dunia ini. Kalau aja kamu nggak ada, mungkin ibu udah hidup bahagia.” Ibu selalu berucap demikian kepada Osamu.

*****

“ibu macam apa yang ngutuk anaknya sendiri?” Protes Atsumu, yang langsung menekan tombol pada joysticknya dengan penuh kemarahan.

Osamu menatapnya datar, dari sifat yang dimiliki oleh Atsumu- ia sudah tahu kalau responnya akan jadi seperti itu. Padahal, Osamu masih ingin lanjut menceritakan banyak hal- tapi niatnya itu ia urungkan kembali. Sebab, Osamu sendiri tahu- jika ia nekat melanjutkannya, itu sama saja dengan menumbuhkan rasa benci di diri Atsumu kepada ayah dan ibu dengan sengaja.

Osamu tidak ingin Atsumu membenci ayah dan ibunya. Sesungguhnya, Osamu ingin Atsumu cepat-cepat menerima keadaan yang ada. Osamu ingin, Atsumu menyayangi ayah dan ibu- sama seperti Osamu yang menyayangi ayah, ibu, dan juga bunda.

“gue nggak bakal betah kalau punya ibu kayak gitu, sifatnya jelek dan nggak sayang sama anak.” Kutuk Atsumu kemudian dengan nada bicara yang sumbang.

Hening. Osamu memutuskan untuk diam sejenak, menikmati game yang sedang ia mainkan bersama dengan Atsumu. Meskipun matanya fokus menatap layar, tapi pikiran Osamu sudah melayang entah kemana.

“Jangan begitu, Tsumu…”      Gumam Osamu pelan.      “Dia itu sosok ibu yang sayang banget sama anaknya, Cuma caranya memang sedikit melenceng.”       Katanya lagi, kemudian terkekeh. Seperti sudah memaklumi sifat ibunya.

“Ya… ya… lo pasti bakal belain ibu lo terus.”      Komentar Atsumu. Sejujurnya, ia sedikit menyesal karena sudah penasaran mengenai ibunya Osamu. Dari rasa sayang yang Osamu tunjukkan, Atsumu sempat berekspetasi bahwa ibu adalah sosok yang sifatnya hampir serupa dengan bunda.

Rupanya, Atsumu salah besar. Sosok ibu yang diceritakan oleh Osamu, bahkan tidak layak menyandang panggilan ibu.

“Tsumu… ibu atau bunda… mereka itu orang yang udah ngelahirin kita ke dunia. Terlepas baik atau enggaknya sifat mereka, kita harus tetap bertahan di sisi mereka. Malah, bakal lebih bagus kalau kita bisa ngubah sifat buruk orangtua kita.”    Jelas Osamu panjang lebar, membuat Atsumu segera mempause game yang tengah mereka mainkan.

You and Me - Miya Twins [ END ] ✓Onde histórias criam vida. Descubra agora