93. Thank you❤

3.8K 381 23
                                    


Di tengah sore hari, ditemani cahaya matahari yang masih muncul walau perlahan sirna, di dalam kamar luas pasangan Sara-Yuda ini, Sara berjalan setengah berlari menuju ponselnya yang berdering di atas ranjang. Untung saja Sara ada di kamar, suara hapenya tak akan terdengar sampai keluar, kamarnya terlalu luas.

"Halo! Assalaamu'alaikum, mas, gimana?" Ucap Sara berdiri meraih gorden tipis jendela kamar tuk melihat Celine di taman. Mata anaknya memicing, jari-jari mungilnya begitu kuat menahan, matanya fokus pada sasaran. Sara dibuat bangga melihatnya. Celine sangat mudah beradaptasi dengan segala hal baru, termasuk berlatih memanah dengan guru yang juga baru.

"Ha-halo, mas? Kok, diem?"

"Aku lagi di restoran. Kamu ke sini sekarang, Budi udah siap sopirin kamu, dia tahu lokasinya."

'Tuut!'

Bibir Sara sontak membuka, ponselnya ia jauhkan dari telinga tuk melihat layar dimana tanda panggilan berhenti tertera di sana.

Kening Sara mengkerut ketara. Matanya melayang menatap keheranan kesana kemari. Perlahan bibir Sara membuka, matanya memicing tak habis pikir.

"Hmm,.. ada-ada aja suami Sara yang ganteng ini." Sara melangkah buru-buru menuju dimana pouchnya berada. Kepala Sara menggeleng kala berusaha memaklumi suaminya. Sara harus segera pergi ke tempat yang suaminya suruh.

"Huuft! Mas Yudaa, mas Yudaa,.. ada-adaa aja. Ck ck ck!" Celotehnya berjalan menuju kamar dua anak kembarnya. Tak lupa pula Sara menemui Celine tuk memberitahu.

"Makasih, pak!" Ucap Sara berterimakasih setelah pintu mobil dibuka oleh sopir.

Sara duduk dengan tenang. Ia buat sandaran mobilnya miring ke belakang, bagian penopang kakinya naik, membuat tubuhnya rileks. Memandangi keramaian kota Jakarta dengan berbagai lapisan ekonomi yang begitu mencolok perbedaannya.

Sara sudah tiba di restoran yang suaminya maksud. Restorannya jelas restoran dengan harga yang tak main-main. Sara sudah sangat terbiasa dengan hal-hal mewah sekarang. Suaminha penuh harta, bukan pria kaya biasa.

"Don't get divorce , Ratu." Yuda mengembangkan bahu dengan gagah.

Wanita muda menatap begitu dingin pada Yuda. Ratu merasa sangat ditekan. Tak ada angin tak ada hujan, Yuda datang dan menyuruhnya untuk tidak bercerai.

"Saya sama dengan Alex. Kalau istri saya berulah seperti kamu, saya ga segan kurung dia."

"Kurung dia sampai dia sadar," tambah Yuda, mengangkat naik satu kakinya tuk ia lipat.

"Salah siapa mau isi perjanjian? Salah siapa tidak siap untuk rugi? Tampaknya kamu belum tahu kalau setiap langkah yang kita pertaruhkan akan memberikan imbas, entah itu baik, tidak baik tidak buruk, atau bahkan sangat buruk." Yuda menampilkan seringainya kala menatap gadis muda berhadapan dengannya.

"Semua ada resikonya. Kita makan untuk mendapat nutrisi sekalipun ada resikonya, apalagi ulah kamu yang tolol itu. Haha!" Tawa singkat Yuda hadir menambah gemetar ketidakterimaan Ratu.

"Bastard!" Umpat Ratu membengis.

"What?" Timpal Yuda melotot berlagak terkejut.

"Ucapan saya salah? Atau terlalu benar?" Lanjut Yuda menyeringai begitu mantap.

Melihat gelagat para ajudannya yang sigap menyambut, sontak Yuda berubah tegap dalam duduknya. Ditatapnya sosok wanita cantik dengan dress merah darah di kejauhan sana.

"Biar sama saya aja tasnya. Terimakasih!" Ucap Sara meraih tasnya dari ajudan sembari berjalan.

"Sebelah sini, nyonya!"

My Sweet CELINE [TAMAT]Where stories live. Discover now