40 • AKU DIMATAMU

Mulai dari awal
                                    

"Des, kemarin lo kan minta bantu buat dicariin pekerjaan. Kebetulan kakek gue lagi mau keluar negeri selama beberapa bulan karena ada saudara yang sakit di sana. Lo bisa kan pegang perusahaan selama kakek gue pergi?"

Ardes terdiam masih mencerna perkataan Zeus. "Seharusnya itu lo."

"Gue gak bisa. Lagian gue gak ada bakat buat nerusin perusahaan itu, cita-cita gue mau jadi pilot." kata Zeus.

Ternyata sangat enak apabila kita mempunyai keinginan yang didukung oleh keluarga. Ardes tidak pernah merasakan dukungan dari keluarganya kalau menyangkut soal cita-cita. Mengapa harus Ardes? Ia juga tidak mau dibeda-bedakan karena dirinya lebih unggul ketimbang saudaranya yang lain.

Ardes hanya ingin hidup seperti orang normal. Itu saja.

"Lo udah gue anggap kayak saudara sendiri. Kakek gue udah percaya sama lo karena potensi kerja lo bagus dari dulu." sambung Zeus.

"Iya, gue mau." putus Ardes. Semoga pilihannya tidak salah.

"Saya akan memberikan kamu gaji serta bonusnya nanti. Terima kasih atas kerja samanya, Ardes." Darmawan tersenyum hangat menatapnya.

Menurut Darmawan, Ardes ini adalah orang genius dan tidak mudah untuk mendapatkan kepercayaannya. Cowok itu selalu mempunyai cara berpikirnya sendiri yang sulit ditebak. Ibaratnya, jika seseorang mencetuskan sebuah ide, maka Ardes sudah lebih dulu mengetahui apa dampak ke depannya.

Zeus merangkul pundaknya lantaran melihat Ardes yang masih terdiam kaku di tempatnya. Sepertinya temannya itu sedang bertengkar lagi dengan pikirannya.

"Jangan khawatir, gue percaya lo pasti bisa lewatin ini semua."

"Thanks, udah percaya gue."

"Tapi dari tadi gue mikir. Kalau misal lo beneran kerja di sini, apa om Hendry gak bakal marah karena anaknya lebih milih kerja di perusahaan orang lain?" tanya Zeus yang baru saja kepikiran sampai sana. Padahal niatnya hanya ingin membantu Ardes mencari pekerjaan.

"Itu urusan gue." ucap Ardes penuh dengan rencana di kepalanya.

Zeus mengangguk yakin atas keputusan Ardes. Setelah mereka keluar dari ruang kerja Darmawan, Zeus berjalan ke arah kamarnya untuk mengambil kunci mobil. Seketika ia menoleh saat menyadari bahwa Ardes masih mengikutinya dari belakang.

"Lo ngapain masih ngikutin gue? Nggak mau balik?" tanya Zeus bingung.

Ardes masih diam. Tidak ada tanda-tanda cowok itu akan berbicara yang membuat Zeus tambah geregetan. Jika saja orang yang di depannya ini bukan temannya, sudah dipastikan Zeus akan memakinya habis-habisan.

"Des? Lo mau ikut gue pacaran sama Hera gitu?"

"Gue mau nanya," Ardes menjeda ucapannya. "Kalau kasih cewek bunga cocokan sama barang apa?"

Dengan cepat Zeus menatap terkejut. "Lo cuma mau tanya itu dari tadi? DARI TADI LO IKUTIN GUE CUMA BUAT TANYA ITU?!"

"Iya." jawab Ardes kalem.

Sumpah demi gajah beranak macan Zeus ingin memukul kepala Ardes dengan golok sekarang juga saking kesalnya. Tetapi ia masih memiliki hati nurani untuk tidak membunuh teman.

HARDES (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang