9

909 158 2
                                    

Mémoire

.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

Angin malam semakin dingin. Izana membawa tubuh gadisnya menuju dekapan hangat. Berjalan di bawah rembulan, kemudian menjadi saksi kisah mereka.

Barangkali Izana perlu mencatat segala jenis kebahagiaan yang ia dapati bersama [Name]. Tidak dapat dipungkiri, ia merasa amat bahagia melebihi kebersamaannya dengan Shinichiro.

"Kau tidak perlu menggunakan tongkatmu lagi." Izana memainkan jemari [Name], ia baru sadar bahwa jari-jari itu lebih kecil darinya.

"Nande?"

"Bukankah sudah ku katakan? Anggap aku adalah tongkatmu."

lengan satunya semakin mengeratkan pelukan pada pinggang Izana. "Apakah boleh jika aku menyukai tongkatku sendiri?"

"Boleh, jika tongkatmu adalah aku."

"Bagaimana dengan orang lain?"

"Tidak boleh." Izana menjawab dengan cepat sembari menggeleng tak suka.

"Hidoi ne ...."

Mereka pun sampai di kediaman [Name], ternyata para anggota Tenjiku masih berada di sana. Beberapa membuat lingkaran, lalu bermain kartu. Dua di antaranya bermain shogi. Dan yang lainnya menonton televisi. Untung saja ada Kakucho yang membersihkan beberapa kekacauan.

"Sudah puas menikmati waktu berduanya?" goda Ran.

Pipi [Name] merona, agar tidak malu ia langsung menenggelamkan wajahnya di dada Izana.

Lelaki itu langsung membawa [Name] menuju kamar, tak lupa memberi tatapan tajam pada Ran.

Ran menyeringai. "Seramnya." Berbanding terbalik dengan yang ia rasa.

Shion memeluk dirinya sendiri. "Irinya ... aku juga ingin merasakan pelukan dari seorang kekasih."

"Kekasih? Aku mempunyai banyak kenalan bila kau mau," tawar Ran.

Rindou melempar sebuah kacang di kepala Ran. "Jangan mendengarkannya, Shion. Kenalan aniki hanya berisi para lacur."

Memasang wajah jijik, Shion meledek Ran. "Tidak tertarik, kenalanmu tidak berkelas."

Gelak tawa dari anggota Tenjiku pun berhasil menyudutkan Ran. Lelaki berkepang itu mendengus kesal.

"Sialan."

Di lain tempat, tangan Izana ditahan. Ada sebuah rasa tidak ingin ditinggal sendiri hingga [Name] pun mencekal lengan Izana.

"Tidak berani tidur sendiri, hm?"

"Bukan seperti itu." [Name] beralih menggenggam ujung lengan baju Izana.

"Jika seperti ini, aku jadi meragukan usia 17 tahunmu."

Ucapan itu dihadiahi respon bingung dari [Name], ia mengernyitkan dahi.

"Kau tampak seperti anak berusia 10 tahun."

[Name] mendengus tak suka. "Aku sudah beranjak dewasa tahu!"

Sebuah ide ingin menjahili pun terlintas. "Oh ya? Kalau begitu, kau harus bisa menjawab pertanyaan ku."

"Aku akan menjawabnya," balas [Name] yakin.

"Apa yang biasa dilakukan pasangan muda mudi di dalam kamar, hm?"

"Berbincang?" gadis itu membalas dengan tak yakin.

Izana menyeringai, ia mendekat lalu mengelus rahang [Name]. Belum cukup, lelaki ini mulai menjelajahi area leher dan berakhir mencium leher mulus [Name].

"Apa yang kau lakukan?!" Ketahuilah, si puan mati-matian menahan rasa geli.

Mendekat ke area telinga. Izana berbisik, "Yang mereka lakukan, lebih dari sekedar berbincang."

[Name] menggigit bibirnya dengan kuat, tak kuasa menahan rasa aneh yang dilakukan Izana kala lelaki itu menggigit daun telinganya.

Keduanya saling bertatapan. Niat awal ingin menjahili, Izana malah terjerumus dalam perangkapnya sendiri.

"Kau ingin tahu hal apa yang selalu mereka lakukan?" suara dengan nada rendah sungguh menggoda pendengaran.

"Apa itu?"

Izana kembali mendekat. Diraihnya dagu [Name] hingga wajah mereka berdekatan.

"Hal yang selalu mereka lakukan adalah ...."

"Berciuman."

Untuk kedua kalinya, kedua bibir saling bersentuhan.

Tidak peduli dengan apa yang akan menimpah mereka di keesokan harinya, karena saat ini Izana dan [Name] terlarut dalam kebahagiaan cinta.

.

Anggota Tenjiku tidak meninggalkan rumah [Name], mereka seolah berjaga di sana.

Kakucho berdiri di samping Izana kala raja nya itu bersiap melontarkan kalimat.

"Besok, kita akan menangkan pertempuran."




•••


Pict: https://pin.it/1L7RcNT

Mémoire | Izana X Reader Where stories live. Discover now