Like gift

11 1 0
                                    


#
Seokjin

Hannam The Hill

"Yaa Jungkook-ah, aku bahkan belum sempat merebahkan diriku dikasur kamarku, kau sudah menyuruhku kembali ke Dorm? Apa kau benar-benar tidak bisa hidup tanpa aku?" Ledek Jin lalu tertawa sengit sambil menjepit ponselnya dengan bahu karena sedang m...

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Yaa Jungkook-ah, aku bahkan belum sempat merebahkan diriku dikasur kamarku, kau sudah menyuruhku kembali ke Dorm? Apa kau benar-benar tidak bisa hidup tanpa aku?" Ledek Jin lalu tertawa sengit sambil menjepit ponselnya dengan bahu karena sedang menuangkan air kegelas

"Kau tahu itu, bukan? Itu benar, cepatlah ke Dorm, daripada kau menyendiri menikmati kesepianmu di Apartemen mewahmu itu" jawab Jungkook dengan logat khas Busan yang sepertinya lebih nyaman dia gunakan

Tidak langsung menjawab, Jin meneguk habis minumannya "Sudah kubilang, terkadang aku suka kesepianku ini. Akhir-akhir ini aku terlalu banyak bertemu manusia, dan besok juga kita akan mengadakan Fansign, jadi biarkan aku sendirian dulu saat ini" Jin menjatuhkan tubuhnya ke sofa empuk diruang tamu

"Huhh, arraseo. Nikmatilah, Hyung. Dan jangan sampai malam ini kau tidak kembali ke Dorm, Jimin Hyung berjanji akan membawakan masakan ibunya nanti"....(huhh, aku tahu)

"Ah jinjja, bagaimana mungkin aku melewatkannya. Aku pasti datang, Kunho" jawabnya menutup panggilan (ah benar-benar) - (Kututup ya)

Tepat setelah itu dirinya membatu, menatap langit-langit Apartemennya yang begitu tinggi. Beberapa saat terdiam, membiarkan hawa dingin yang sering sekali dia rasakan, menikmati dengan terbiasa rasa kesepian itu. Dalam hati dia membenarkan pikirannya, dia memang membutuhkan perasaan seperti ini.
Entah kenapa.

Drrtt..

Suara getaran ponsel membuyarkan pandangan kosongnya. Siapa lagi ini? Pikirnya.
Dengan malas Jin mengambil ponsel.
Namun dalam sedetik matanya menajam seketika, begitu membaca nama yang tertera dilayar.

Ibu.

Langsung saja ponsel itu dia letakkan kembali dimeja. Lelaki berbahu lebar itu berdiri dan berjalan menuju kamar.
Menghindari bunyi getaran berisik yang sedang dia abaikan.
Jin menengkurapkan badan ditempat tidur, menutup mata dan berharap untuk secepat mungkin terlelap.
Tapi...
Meski waktu sudah berlalu beberapa menit, rasa kantuk dan lelah yang sebelumnya dia rasakan terasa hilang begitu saja.
Dan itu sejak membaca tulisan "Ibu" dilayar ponsel.

Ini bukan yang pertama. Jin sadar dirinya selalu seperti ini.
Merasakan suasana yang langsung berbalik tidak menyenangkan.
Mengacaukan dirinya yang sedang membutuhkan jeda untuk menenangkan diri.

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.
Miracle of HeartOù les histoires vivent. Découvrez maintenant