"Kai aja kak, biar pada takut" Varel menunjuk pemuda bernama Kai yang hanya diam tak bergeming.

"Enak aja, yang ada kita gak kerja!" Tolak Okta mentah-mentah "lo mau ngomong sama orang titisan Limbad?"

"Limbad?" Varel menahan tawanya "lo anaknya Limbad, Kai?" Tanyanya tanpa dosa.

Beberapa anak disana tertawa ketika Varel mendapat tatapan tajam dari sang empu. Sedangkan Sean dan Queen hanya bisa terkekeh dengan lelucon absurd ini.

"Okta aja deh, gimana?"

Rara menyilangkan kedua tangannya langsung "kalo lo gak mau perang dunia ketiga ada, mending jangan milih dia"

"Ngatain gue lo?!"

"Bisa dilihat sendiri kan?" Rara menunjuk Okta yang hampir tersulut emosi dengan wajah mengejeknya.

Varel menggelengkan kepalanya "trus siapa? Wiliam?"

Wiliam menggeleng "gak, males"

"Kenapa gak lo aja rel?" Tanya Okta. "Dari pada nanyain satu persatu"

"Yakan perlu voting, gak mungkin langsung blak-blakan"

Okta mencibir "gentle dong! Kalau mau ya mau"

"Bacot!"

Semua orang langsung memusatkan pandangan mereka kepada pemuda berkulit tan yang tadinya dijuluki Okta dengan anak Limbad.

Wiliam berdecak "gak usah emosi, gak lo doang yang panas"

"Kak" Tiara mengangkat tangannya "ada solusi gak?"

Sean mengangguk

"Gini aja deh" celetuk Queen "kita berdua yang milih, nanti kalian yang voting. Gimana?"

"Boleh kak, biar gak berisik" jawab Tiara yang sedari tadi menyimak.

Sean dan Queen sempat berpandangan sebentar sebelum kembali berbicara, "ada dua kandidat yang sebenarnya sudah kita pilih setelah rundingan rapat barusan. tapi karena gak mau kalian anggap gak adil, jadinya kita kasih pilihan kedua buat kalian yang pilih sendiri"

"Nah, berhubung ini masih bingung. Pakai pilihan pertama aja gapapa?" Mereka hanya mengangguk setuju "kandidat pertama ada Azura dan kandidat kedua ada Varel" lanjut Sean.

Beberapa anggota di sana mengerutkan alisnya bingung, karena mereka bingung mengapa orang sependiam Azura ditunjuk sebagai kandidat? Bukannya masih ada anggota yang lebih bagus dari perempuan itu?

Cewek dengan kacamata tipis terlihat kebingungan "gue lupa deh, Azura yang mana?"

"Belakang lo, bego!" Balas Rara sarkas.

Kemudian mata mereka pun langsung terpusat dibelakang tubuh perempuan berkacamata tadi. Tepatnya ke arah gadis berkuncir kuda yang tengah asik memainkan kuku-kuku jari.

"Eh, lo Azura?"

Azura mendongak sebelum berjingkrak karena tatapan yang menurutnya sangat intens. Ia menggigit bibirnya sambil mengangguk.

"Modelan kayak gini dipilih jadi kandidat?" Cibir Wiliam tanpa memperdulikan yang lain.

"Kalo ini, the real cucu si Limbad sih"

Varel menggaruk kepalanya "kenapa milih kita berdua, kak?"

Sean mengangguk paham "sini kakak jelaskan" ucap pemuda tersebut sambil memposisikan dirinya duduk "kalian kan ada lima belas orang nih, nah disini kita berdua mau kalian dapat ketua dan wakil yang seimbang. Dalam artian bisa mengontrol emosi kalian masing-masing"

"Alasannya yang lain juga karena gue dan Sean gak mau kalau ketua dan wakilnya cuma ngandelin tampang serem atau selebgram terkenal, percuma sia-sia" sambung Queen.

"Azura ini dilihat-lihat emang pendiam, tapi kalian ingat kan tadi? Dia bisa menjawab Riddle-nya paling awal dan itupun jawabannya tanpa bantuan sama sekali. Bisa jadi Azura nantinya punya solusi yang baik buat kelompok ini. Kalo si Varel, orangnya memang friendly, Tapi kalau udah tegas, udah keliatan dari ekspresinya dan kakak yakin dia jadi penengah yang adil."

"Jadi intinya mereka berdua bisa saling menguntungkan buat kelompok ini. Gimana?" Tanya Sean menatap para juniornya meminta pendapat. "Pada setuju gak?"

"Gue setuju" tanpa pikir panjang Kai menjawab.

William mengangguk "gue juga"

"Setuju deh"

"Setuju" timpal yang lainnya.

"Jadi? Setuju ya?" Mereka mengangguk "okey, buat Azura dan Varel kita berdua titip kelompok ini ya. Semoga berhasil"

"Semangat dek!"

Gue harus gimana njir

Mama... Zura bingung
...

"Kalau diam itu emas, kalau perak apa?"
-Azura-

Tysm♥

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 08, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

INTROVERT? Where stories live. Discover now