Chapter 14 : Winterly Military, V

Start from the beginning
                                    

Meski Winter itu Frost King yang berpengetahuan luas, dia bukanlah seseorang yang berasal dari Arcadia atau Abyss saat ini, dia hanyalah Raja yang membawa rakyatnya berpetualang mencari rumah baru yang aman.

Karena dia bukan salah satu yang memihak suatu kubu, mau sebagaimanapun ia cerdas, dia bukanlah salah satu dari kubu- Jadi pengetahuannya pun terbatas.

Lagipula, bukan berarti Arcadia ataupun Abyss akan selamanya memiliki jawaban dari semua pertanyaan yang dimiliki Davine saat ini, hanya saja umumnya mereka pasti tahu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu.

Mengenai hal itu, ia jadi teringat si bajingan Procel yang tiba-tiba menghilang begitu saja setelah baku hantam dengannya.

Yah, mungkin ia saat ini sudah kembali ke Abyss melaporkan situasi dan keadaan, juga melaporkan eksistensi si manusia aneh bernama Davine yang mengaku berasal dari Epoch.

"Mengapa pula... Aku harus mengaku kalau aku bagian dari Epoch?" Sebenarnya Davine menyesal telah mengatakan hal itu pada orang yang ia temui, namun ia terpaksa melakukan hal ini. Karena ia bukan berasal dari dunia ini sepenuhnya.

Kini aku berada dibarisan depan, aku mengintruksikan Winter untuk berjalan mundur beberapa langkah menjauhiku untuk tetap melindungi sang protagonis yang tidak kunjung siuman.

Aku dapat merasakan kehadiran 'Brisk Holocaust' yang ada disekitar sini.

Dan poinku saat ini masih pas-pasan.

Pertama, aku tidak berburu padahal banyak monster berkeliaran disaat skenario ini mulai dan belum berakhir. 

Poin didapatkan melalui berburu, untuk saat ini, tidak ada dungeon ataupun sponsor karena ini masih skenario pertama. Namun, seusai skenario pertama berhasil diselesaikan, dungeon memang masih belum dapat diakses namun para dewa dapat bebas menjadi sponsor seseorang.

Tetapi, karena Ability yang dimiliki oleh Davine saat ini masih level satu sementara Brisk Holocaust sangatlah kuat, ia terpaksa untuk melakukan upgrade ke semua Ability miliknya.

Kini poinnya nol dan seluruh kemampuannya berada di Lv.4, tetapi Grand Ode adalah pengecualian karena Ability itu memakan poin yang murah untuk di upgrade dan sudah berada di Lv.7.

Davine memang tidak memiliki Ability untuk melacak musuh ataupun hal semacam itu, tetapi itu karena disaster itu sendiri.

Disaster dibagi kembali menjadi Disaster tipe I, tipe II dan tipe III.

Disaster tipe I adalah disaster yang paling kuat, tipe II dapat diatasi oleh orang yang memiliki Ability dan tipe III sangatlah lemah. Namun mau selemah apapun disaster, tidak dapat dianggap remeh.

Meski Brisk Holocaust termasuk dalam disaster tipe III, dalam buku Survival Destruction, beratus-ratus nyawa manusia lenyap ditangannya.

Davine baru memecahkan sebuah teka teki kalau Skenario pertama adalah Disaster tipe III, bukan sebuah Misadventure. Baginya, ini sudah agak gila karena yang muncul di Skenario pertama bukanlah Misadventure.

Dan seharusnya selama skenario, ada bola mata yang mengapung di udara untuk mengawasi para manusia dalam pengerjaan Skenario.

Bola mata kecil yang mengapung di udara adalah channel milik backer, tujuannya untuk menjadi saluran tayangan para dewa ataupun dewi.

Akan tetapi, aku merasa timeline saat ini telah dimanipulasi atau ada seseorang yang memiliki kedudukan tingkat tinggi ikut campur tangan di Skenario pertama.

Karena aku tidak melihat sama sekali channel para backer- tidak, bahkan backer itu sendiri saja tidak ada disekitar sini. Semuanya terasa aneh.

"Winter,"

"Tidakkah kamu merasa aneh dengan situasi ini?"

"Situasi apa?"

"Situasi kalau... Tidak ada sama sekali channel ataupun backer disekitar sini,"

[Anda telah mengaktifkan Leaf of Life Lv.4]

Sorot mata Davine yang tadinya datar berubah menjadi sangat serius, ia menggenggam pedangnya dengan erat untuk berjaga-jaga jika situasi ini sama dengan yang ada dipikirannya saat ini.

Winter memberikan senyuman yang penuh dengan seringai.

"Ha...hahahaha...."

"!"

Davine membalikkan badannya dan dengan segera mengambil alih Luke yang ada digenggaman Winter- tidak, dia bukan Winter.

Pantas saja, semua ini terasa aneh.

Dia adalah... 

"Apakah aktingku bagus menjadi sang Frost King?"

Brisk Holocaust itu sendiri.

World Means SurvivalWhere stories live. Discover now