-[ D A Y 2.0 ↬ SHOUTA × SAWAKO ]

73 4 3
                                    

Fluff Week Pungut Project

Theme: Domestic / Sickness

Shouta x Sawako
[Kimi ni Todoke]

Future Fic!


Future Fic!

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.



Burung gereja bersuara, mentari pagi menyusup melalui celah jendela yang sedikit terbuka. Secara refleks, kelopak mata berisi manik cokelat gelap terbuka. Tubuhnya yang masih berbalut selimut biru muda memasang posisi menyamping ke kanan. Didapatkannya pemandangan sosok laki-laki bersurai cokelat yang masih terlelap.

Sawako tersenyum kecil. Meskipun hal tersebut sudah jadi kebiasaan paginya selama satu tahun ini, wanita itu masih senang memandangi wajah sang suami ketika Ia sedang menjelajahi alam mimpi.

Tangan berjemari ramping milik sosok baru dalam keluarga Kazehaya terangkat, lalu mengusap helaian cokelat halus yang sedikit berantakan milik Shouta.

Tak lama kemudian, mata pria itu terbuka. Melihat senyum Sawako, pikirannya masih mencerna apa yang sedang terjadi. Sedangkan disisi lain, warna merah padam menghiasi wajah Sawako. Dengan cepat, Ia menurunkan tangannya dan berbalik sambil menyembunyikan diri di balik selimut.

"A-aah, maaf. Apa aku membangunkanmu?"

Shouta yang melihat itu segera bangkit dari posisinya, Ia tertawa dalam hati. Lucu, pikirnya.

"Tidak, kok. Aku bangun karena keinginanku sendiri," ucapnya sambil tersenyum.

"Begitu, ya ...." Wanita itu akhirnya menghela nafas lega. Beberapa detik kemudian, Ia bangun dari tempat tidur secara tiba-tiba dan segera merapikan rambutnya, "Aku lupa, aku belum menyiapkan sarapan."

Sawako berjalan cepat menuju kamar mandi, meninggalkan Shouta yang masih duduk di atas kasur dengan tangannya yang tidak bisa menahan istrinya untuk menetap lebih lama.

'Tidak ada usapan seperti barusan tadi, kah?'

*

Suara ketukan pisau dengan talenan kayu mengisi ruang masak. Piring yang tadinya kotor sudah tertata rapi di dalam rak. Beberapa makanan pun sudah siap di atas meja makan.

Niat Shouta untuk membantu istrinya pun sirna seketika kala melihat semua urusan dapur sudah selesai. Ia lupa, Sawako cukup gesit dalam urusan rumah.

Pria itu menghampiri sang istri. Membenarkan surai hitam terurai yang tampak menghalangi kegiatan Sawako dengan kedua tangannya.

Teringat akan sesuatu, Shouta kembali buka suara, "Kau yakin akan mengundurkan diri dari menjadi seorang guru? Bukankah itu cita-citamu?"

Sawako sedikit menoleh, "Iya. Kalau soal cita-citaku ... bukankah Shouta-kun sudah mewakiliku untuk mencapainya? Kau juga seorang guru, 'kan?"

Tatapan Shouta berubah.
Meskipun dirinya adalah seorang guru juga, bukan berarti Ia bisa memenuhi harapan Sawako. Menjadi seorang guru adalah cita-cita wanita tersebut yang sudah Ia cari dengan berfikir seharian.

Shouta hanya takut ... jika Sawako melakukan hal ini karena dirinya, bukan keinginan wanita itu sendiri.

Seolah tahu apa yng dipikirkan suaminya, Sawako mematikan kompor dan berbalik, "Aku melakukannya karena keinginanku. Bukan karena urusan rumah, atau Shouta-kun sendiri."

Tak ada respon apapun. Sang pria masih menatap manik gelap Sawako, berusaha mencari kejujuran dalam tatapan polos itu.

"Lagipula, aku masih bisa menjadi seorang guru di rumah," lanjut perempuan berusia 24 tahun itu. Membuat Shouta menyorotkan tatapan berisi tanda tanya.

"Menjadi guru di rumah?"

Lawan bicaranya mengangguk sambil tersenyum manis, "Aku bisa menjadi guru untuk anak kita."

"Begitu ... Tapi kita belum ...-"

Shouta tertegun. Cukup lama Ia berusaha mencerna perkataan istrinya. Sampai akhirnya, Sawako mengeluarkan benda kecil bergaris dua dari sakunya. Tak lupa dengan senyum yang tak kunjung pudar dari wajah putih pucat kepunyaan sang empu.

"Ini ... serius?"

"Iya."

Tak lama kemudian, kedua tangan Kazehaya Shouta terangkat. Mendekap tubuh sang wanita dengan erat. Dibalas dengan lembut oleh Sawako yang juga sedang dilanda kebahagiaan. Air mata bahagia segera membasahi pipi halus nan pucat milik Sawako.

"Terimakasih, Sawako."

End.

 ✧ ۪۪ Fluff Week || Pungut Project ˎˊ -Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon