Chapter 26

307 33 14
                                    

Warning!!!

🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞!!

🙎‍♂️💗🙎‍♂️!!

Kata-kata kasar bertebaran!!

.

.

.

.

.

Kesal. Marah. Bingung. Kecewa.

Perasaan itu mengaduk-aduk emosi Katsuki. Ia dalam keadaan kacau ketika membuka pintu rumahnya. "Tadaima," lirihnya.

Sang kekasih datang menyambut dengan apron yang membalut tubuh ramping. Dia sedang memasak makan malam.

"Wah, okaeri, Ka ... chan? A-apa yang terjadi?!" Wajah bahagia lantaran Katsuki pulang lebih awal setelah sehari semalam pergi entah kemana terukir. Namun dalam sekejap menjelma menjadi pucat seolah barusaja melihat pemandangan horor.

Merah.

Anyir darah melumuri kemeja putih dan sebagian wajah serta rambut pirang Katsuki. Katsuki menatap lurus ke depan. Merah ruby berkilat abu seolah hendak menerkam. Jemari panjang menjerat tas jinjing hitam berbahan kulit. Tas yang selalu ia bawa saat hendak bekerja. Sementara satu tangan meremas jas mahal yang tampak begitu kotor.

Dia bukan Kacchan ...

Sosok dihadapannya terlihat begitu frustasi. Tatapannya begitu dingin dan menusuk. Meski begitu Izuku bisa merasakan jeritan meminta tolong yang tersembunyi dibalik tubuh kokoh itu.

 Meski begitu Izuku bisa merasakan jeritan meminta tolong yang tersembunyi dibalik tubuh kokoh itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Izuku dilanda kegelisahan namun tetap meyakinkan diri bahwa semuanya baik-baik saja. Pelan, ia menghampiri Katsuki yang berdiri tanpa sepatah katapun. Biasanya, Katsuki akan pulang membawa oleh-oleh berupa senyum hangat dan cerita tentang hari-hari dan kekesalannya di tempat kerja. Tapi sekarang? Kehangatan itu hilang di telan aura gelap yang menguar dari tubuh Katsuki.

"Kacchan, kau habis bermain cat? Kau masuk ke tempat sampah? Kau bau amis dan busuk. Cepat mandi!" Titah Izuku seraya meraih tas dan jas Katsuki, seperti biasanya. Matanya membelalak. Bukan ucapan terima kasih yang selama ini rutin Katsuki berikan, melainkan tepisan di tangan dan tatapan begitu tajam,

"Brengsek. Jangan sentuh aku, beban sialan!!" Bentak Katsuki. Mengambil jarak. Memastikan Izuku tak menyentuhnya sedikit pun.

"Kacchan, aku hanya ...," manik hijau zamrud cerah yang berkaca-kaca memandang Katsuki. Adalah bentakan dan cacian pertama kalinya setelah menghabiskan waktu berdua begitu lama. Izuku tidak pernah menyiapkan mental untuk saat-saat seperti ini.

Karena aku mengira bahwa Kacchan telah berubah ..,

Manik merah ruby meredup kala menyadari wajah ketakutan sang kekasih. Katsuki mengutuk berulang kali.

Scum Season 2Where stories live. Discover now