2

66 4 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

'Hidup itu penuh dengan rahasia'

***

Pagi yang basah, Reyhan menghembuskan nafasnya sambil berdecak kesal. Jam sudah menunjukan pukul 07.10 dan ia masih terjebak di rumah. Bel sekolah akan berbunyi 30 menit lagi dan jarak rumah Reyhan ke sekolahnya itu kurang lebih 4 km, ia membutuhkan kurang lebih 20 menit untuk sampai ke sekolahnya. Seharusnya sekarang ia sudah berangkat. Tapi karena cuaca pagi ini turun hujan lebat, sepertinya Reyhan akan terlambat.

Reyhan seharusnya sudah berangkat sekarang, tapi ia tak bisa. Sebenarnya bisa saja Reyhan memakai jas hujan dan berangkat. Tapi, karena adiknya juga sekolah dan jas hujan adiknya itu rusak dengan terpaksa Reyhan meminjamkan miliknya. Motornya juga dipakai Ayahnya untuk mengantarkan adiknya. Jadi, Reyhan tak bisa apa-apa selain menunggu. Usia Reyhan dan adiknya itu hanya terpaut 3 tahun, sekarang adiknya yang bernama Jinu duduk di kelas 7.

Ibunya yang sedari tadi menatap anaknya sedang gelisah itu langsung menghampirinya.

"Abang, kok belum berangkat?"

Reyhan menatap Ibunya dan tersenyum tipis, "Bapak nganterin Jinu pake motor Abang. Sekarang hujannya juga masih lebat, jas Abang di pinjem adek. Katanya punya adek udah rusak."

Ibunya tersenyum pahit, "Maafin Ibu sama Bapak kamu ya, nanti kalau sudah ada rezeki, ibu beliin abang jas hujan baru, punya abang nanti kasih ke adek aja."

Reyhan memegang pundak Ibunya, "Jangan minta maaf Bu. Justru Reyhan yang harus minta maaf karena Reyhan belum bisa bahagiain Ibu sama bapak. Karena pastinya pengeluaran buat Abang itu besar. Insya Allah, abang juga mau cari kerja sampingan. Hitung-hitung nambah uang jajan."

Ibunya langsung memeluknya. Reyhan mengerti dengan kondisi ekonomi keluarga mereka yang pas-pasan atau kadang kurang. Yang ia harapkan adalah dirinya bisa membahagiakan keluarganya, ia yakin keluarganya pasti berekspetasi sangat tinggi kepadanya dan ia tidak boleh mengecewakan mereka.

***

Nadia turun dari motor dan melepas helm serta jas hujan yang ia pakai. Tentunya ia berangkat ke sini bersama Rafa, mereka berdua menerobos hujan bersama untuk bisa sampai di sekolah ini. Setelah selesai melepas jas hujannya, mereka langsung berjalan menuju kelas mereka.

"Rafa, minggu nanti ke pasar malam yu? Aku mau bikin mini vlog lagi, bisa bantu kan?" ajak Nadia meminta tolong.

Rafa menganggukan kepala, "Siang kan?" tanya Rafa memastikan.

Nadia memukul pelan pundak Rafa, "Ngaco, yang namanya pasar malam udah pasti malam lah," ucap Nadia sedikit kesal.

"Emangnya orang tua kamu ngebolehin?" tanya Rafa heran, karena setahunya orang tua Nadia tak pernah mengizinkan anaknya untuk pulang larut malam. Batas mainnya saja hanya sampai jam 17.30.

SEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang