20

7.4K 1K 134
                                    

Angin malam berhembus cukup kencang, menerpa kulit gadis yang sedang berada di balkon kamarnya. Malam ini, langit begitu tampak indah dengan banyaknya bintang yang menghiasinya.

Sepulang dari sekolah, wajah gadis itu tampak berseri-seri. Dirinya mirip seperti seseorang yang sedang dimabuk cinta. Senyuman itu terus menghiasi bibirnya.

"Susah yahhh! Punya pacar cakepnya minta ampun."

"Apalagi klo pacarnya kayak si Prince. Udah cakep, romantis, ajaib lagi. Gue jadi penasaran identitas asli Prince. Dia tu sebenarnya manusia spesies apa sih?"

Vania termenung memikirkan identitas asli kekasihnya. Dirinya kini melamun.

"Bibir gue gatel. Pengen di cip-"

Gadis itu tiba-tiba menggelengkan kepalanya. Mengusir pikiran kotornya.

"Pengen lagi si...tapi cipokan sama Prince tuh bikin hati gue degun-degun aghh!!!!" Frustasinya.

"Gimana ya kalo Mama tau anak satu-satunya dicipok babang tampan. Pasti Mama bakalan histeris banget." Senyumnya tipis.

"Ratu kangen Mama." Lirihnya.

Vania menatap bintang-bintang dilangit. Mengulas senyuman tulus dibibirnya.

Wushhhhh.

Gadis itu menoleh kearah belakang. Wajahnya tampak terkejut sekaligus senang.

"Prince?!" Pekiknya senang.

Vania langsung menghampiri Prince. Menubruk dada bidangnya. Memeluk pemuda itu dengan erat.

Dirinya kini mendongak keatas. "Eumm...sayang-"

"Kenapa hm?" Tangan pemuda itu berada dipipi gadisnya.

Membelai lembut pipi kekasihnya.

"Nonton drakor yuk!" Ajaknya dengan semangat.

Gadis itu menampilkan senyuman lebar disertai dengan lesung dipipinya. Sungguh wajah gadis itu terlihat sangat cantik dan manis secara bersamaan.

Prince terkekeh, mencubit pelan pipi Vania. "Jangan terlalu imut sayang, nanti aku bisa khilaf." Ucapnya sambil menggigit kecil pipi gadisnya.

Vania menjauhkan pipinya dari Prince. Sekarang wajah gadis itu tampak cemberut. Terlihat seperti kesal dengan pemuda dihadapannya itu.

"Sakit tauu!!" Kesal Vania.

"Maaf, sini aku obatin."

Prince menangkup pipi gadisnya.

Cupp.

Cuppp.

Mengecup pipi gadisnya secara bergantian. Pipi gadis itu kini tampak merona. Sedikit memerah karena malu.

Vania memalingkan wajahnya kesamping. Melepaskan pelukannya dan hendak berjalan masuk ke kamarnya.

Pemuda itu tiba-tiba menarik pinggangnya. Memeluknya dari belakang.

"Malu hm?" Prince meletakkan dagunya di bahu Vania.

"Dih? Siapa yang malu!?" Sensi gadis itu.

Pemuda itu terkekeh. "Iya nggak malu, yaudah ayo nonton drakor."

Mengangkat pinggang gadisnya hingga kakinya tak lagi menyentuh lantai. Memeluknya dengan erat sambil membawanya masuk ke dalam kamar.

Gadis itu terkejut. Menabok pelan tangan laki-laki itu.

"Kebiasaan!!!"

••••

Di tengah gelapnya hutan, kini ada seorang gadis sedang meratapi nasibnya. Memasuki portal karena penasaran malah mengubahnya menjadi mermaid.

Mysterious Second CharacterWhere stories live. Discover now