7

17.4K 1.9K 49
                                    

Didalam ruangan UKS, terdapat gadis yang masih memejamkan matanya. Tak lama kemudian, perlahan-lahan mata gadis itu mulai terbuka.

"Apa tubuh gue selemah ini? Baru juga 30 menit yakali udah pingsan aja. Ck!!" Azlea bangkit mengubah posisinya menjadi duduk.

Dirinya tertegun melihat seseorang yang tengah tidur sambil bersedekap tangan. Entah mengapa, melihat wajah damai ketos itu membuat perasaan Azlea menjadi nyaman.

Apa mungkin dirinya sudah jatuh cinta pada Arkan?

Gadis itu menggelengkan kepalanya. "Enggak-enggak. Gue harus inget tujuan awal gue." Lirihnya.

Kini dirinya hendak berjalan keluar dari ruangan UKS. Tiba-tiba suara seseorang menyuruhnya untuk berhenti.

"Mau kemana?" Arkan berjalan kearah Azlea.

Gadis itu memutar bola matanya malas. Dalam hitungan ketiga pasti ketos itu akan menceramahinya kembali. Satuuu..Duaaa..Tii-

"Duduk! Makan, baru lo boleh pergi." Ucapnya sambil menyodorkan plastik yang berisikan nasi goreng.

Lohh lohhh!!! Kenapa gue nggak diceramahin lagi?! Tunggu sejak kapan Arkan jadi perha-

"Jangan ge er. Gue ngasih ini juga karena disuruh anak PMR tadi." Lanjutnya.

Oke. Dia terpaksa.

Azlea merebut plastik itu dari tangannya. "Siapa juga yang ge er. Lagian sejak kapan lo jadi nurut sama anak PMR?" Selidiknya.

Arkan menepuk-nepuk kepala Azlea pelan. "Gausah kepo. Makan gih, gue tinggal dulu ada urusan sama anak anak. Anjing pintar harus nurut sama tuannya okey?"

Berjalan dengan santai meninggalkan Azlea yang sedang menahan emosi. Pemuda itu terkekeh pelan sambil membayangkan wajah marah Azlea setelah mendengar ucapannya tadi.

"BAJI-" Ucapan kasar Azlea terpotong dengan gebrakan pintu.

BRAKKK.

Arkan terkekeh setelah puas membuat Azlea emosi. Sungguh gadis yang manis!

Sedangkan didalam ruangan, Azlea misuh-misuh menyumpah serapahi lelaki tadi.

"Anjing pintir hiris nirit simi tuannyi ikiy? Bangsat gue disamain sama anjing. Awas aja klo ketemu lagi gue jadiin geprekkk beneran. Akhhhh!!! SEBELLLL SEBEELLLL SEBELLL!!!!!" Teriaknya.

••••

Setelah berbincang cukup lama dengan Sabina, Vania memutuskan untuk pulang ke rumah sakit.

Sekarang Vania tau, bahwa sosok protagonis wanita itu membenci papanya. Vania tidak tau alasan yang pasti mengapa Sabina membenci sang papa, yang Vania tau Papa Sabina telah membuat kesalahan besar dan tidak mau bertanggungjawab.

Wajar saja jika Sabina membenci Papa nya. Papa nya itu juga sering sekali kasar dan mabuk-mabukan. Sikap Papa nya itu yang mungkin membuat Sabina sangat membencinya.

Sekarang gadis itu tengah memikirkan sosok tampan yang selalu membuatnya penasaran.

"Sejak kapan cerita ini berubah menjadi genre fantasi ya? Perasaan dulu pas gue baca, cerita ini cuma menceritakan tentang kisah percintaan Arkan dan Azlea." Vania mengambil buah apel disampingnya.

Menggigitnya seukuran mulut gadis itu. "Apa semua alur sudah melenceng semenjak gue datang gantiin tubuh Vania?" Pikirnya.

"Emm...nyamm...nyamm..nyammm...Mungkin aja sih." Ujarnya sambil mengunyah apel didalam mulutnya.

"Nih apel enak juga. Siapa yang bawa ya? Perasaan tadi sebelum gue pergi nggak ada apel tuh disini."

Gadis itu kembali memakan apelnya dengan lahap.

Ceklekk.

Terlihat Laki-laki yang baru saja keluar dari kamar mandi. Dengan melilitkan handuk di pinggangnya sambil menyugar rambutnya membuat ketampanannya bertambah.

Vania terpana melihatnya. Sampai dimana suara itu membuyarkan lamunannya.

"LO!?" Laki-laki itu terkejut.

Laki-laki itu langsung menutupi bagian dadanya. "Siapa lo hah?!!! Dasar cewe cabul!!"

Mata gadis itu melotot. Apa? Dirinya dicap sebagai cewe cabul? HAH?!

"Enak aja!!! Gue bukan cewe cabul!! Justru gue yang seharusnya tanya, Lo siapa hah?!!!! Berani-berani nya masuk ke kamar gue!??" Garang Vania.

Menatap remeh Vania, laki-laki tadi berdecak. "Ck!! Nggak salah lo? Ini kamar gue kali bukan kamar lo!!"

Apaan? Sejak kapan kamarnya pind-

"Woii!!! Vaniaaa!!!! Lo dimana hah!?" Teriakan sesorang membuat gadis itu tersadar.

Laki-laki tadi mendekat kearah Vania. Menepuk-nepuk pelan kepala gadis itu. "Salah kamar hm?"

"Mau gue ante-hmppp" Sebelum malu terlalu lama, gadis itu dengan beraninya menyumpal mulut lelaki tadi menggunakan apel bekas gigitannya.

Berlari sangat kencang menuju kamarnya. Sial!! Vania sangat malu!

Setelah kepergian Vania, laki-laki itu ikut menggigit apel bekas gigitan Vania.

"Manis." Ujarnya sambil mengunyah apel.

TBC.

SEMANGAT PUASA BESTAII!!!

Mysterious Second CharacterWhere stories live. Discover now