Part 97 - Keputusan

Start from the beginning
                                    

Momoi menoleh cepat "Dai-chan ! Jangan katakan itu. Kita sudah bahas ini bukan ?" Momoi sebenarnya tahu kalau bukan Aomine saja yang merasa seperti itu. Teman-teman Kisedainya yang lain pun tidak ada protes dengan pertanyaan Aomine.

Mereka juga memiliki perasaan dan pertanyaan yang sama seperti Aomine.

Nijimura meletakkan tangannya di kepala Aomine "Hiraukan saja si bodoh ini." Nijimura berkata.

Dari semua anggota Kisedai, Nijimura lah yang tampak lebih tegar dari yang lain. Dia masih bisa berwajah dan bernada seperti biasanya.

Namun ia juga tidak bisa menutupi kesedihannya.

Terlihat dari sudut matanya yang memerah dan matanya agak sedikit membengkak. Pria itu sudah menangis sebelum tiba di bandara tetapi ia tidak menunjukkannya pada (your name).

"Ini terimalah." Midorima merogoh isi kantung celananya dan sebuah benda berada di atas telapak tangannya.

Sebuah jimat berbentuk tas kantung mini.

"Ini jimat untuk kesehatan sekaligus untuk keberuntungan. Lekaslah sembuh dan..." Tangan Midorima yang memegang jimat itu mulai bergetar.

Midorima tidak memalingkan wajahnya sama sekali dari (your name)"...Cerewet lah seperti biasanya." Matanya yang sudah berkaca-kaca menatap lembut (your name).

Mata (your name) bergetar mendapatkan perlakuan langka itu dari Midorima. Dia tidak sabar melihat sisi baru Midorima ini kedepannya.

(your name) menerima pemberian Midorima itu "Arigatou Shin-chan. Aku akan menjaga ini." Midorima membuang wajahnya seraya melepaskan kacamatanya, menghapus airmatanya sendiri.

(your name) langsung memeluk Midorima yang agak terkejut dengan tindakannya namun tak lama kemudian, pemuda itu tampak meresapi momen itu, ia membalas pelukan (your name). Dia akan mengingat sensasi pelukan ini di ingatannya jikalau ia merindukan gadisnya.

(your name) mendengar isakan yang ternyata berasal dari sahabat perempuannya, Momoi Satsuki "Maaf aku...tidak bisa melakukan apa-apa... lagi." Momoi meremas kain jaketnya frustasi. Perempuan bersurai merah jambu itu merasa tidak berguna karena disaat genting seperti ini, dia tetap tidak bisa menolong sahabatnya, sama seperti saat mereka di Teiko dulu.

"Seandainya saja rasa sakit mu bisa di bagikan padaku. Aku tidak mau (your name)-chan merasakan sakit ini sendirian." Momoi khawatir setengah mati karena sahabatnya akan berjuang melawan penyakitnya sendirian.

Lantas (your name) memeluk Momoi "Arigatou Sat-chan. Mendengar Sat-chan mengatakan itu saja, aku sudah merasa baikan. Aku akan cepat sembuh tanpa kau sadari. Setelah itu kita puas jalan-jalan kemanapun Sat-chan mau." Mendengar itu Momoi semakin menangis di pelukan (your name).

"Iya. Aku tidak sabar menunggu itu." Momoi menganggukkan kepala nya.

Salah satu anak Kisedai mendekati mereka "Sat-chin boleh gantian ? Aku ingin memeluk (your name)-chin juga."

Kedua perempuan itu tersenyum satu sama lain sebelum melepaskan pelukan mereka.

(your name) membuka lebar kedua tangannya memberikan isyarat pada Murasakibara. Dengan perlahan, Murasakibara melingkarkan tangannya di sekitar (your name) lalu diangkatnya tubuh (your name).

(your name) melingkarkan tangannya di leher pemuda itu "At-chan bisa jadi anak yang baik selama aku pergi ?" (your name) merasakan Murasakibara menganggukkan kepala nya yang berada di samping wajahnya.

"Jangan repotkan teman-temanmu maupun para senpai ya ? Soalnya kalau ada apa-apa, At-chan tidak bisa mencariku, memintaku menemanimu seperti biasanya." Murasakibara menganggukkan kepalanya lagi.

[Kuroko No Basket] Our Story ✅Where stories live. Discover now