18 | Lay me down

69 11 4
                                    

Sinar mentari dari tirai yang terbuka. Pelahan mata sendu sedikit bengkak itu terbuka dan langsung mengenai terang cahaya yang berlalu dari jendela.

Orchid meringis kecil. Menatap pergelangan tangan yang ditutupi perban. Tangannya pelan menyentuh luka di sudut bibir dan mata. Ia memejamkan mata, berusaha menenangkan diri yang kembali sedikit sesak.

Beberapa saat setelah tenang, gadis itu barulah bangkit. Jam menunjukkan pukul tujuh kurang lima belas. Pasti aktivitas sudah berlangsung sejak tadi di rumah ini. Kamar yang di tempati Orchid berada di dekat taman belakang. Semalam ia di temani oleh Bunda.

"Selamat pagi, geulis." Sapa Rasyana ketika melihat gadis cantik itu hadir.

"Pagi, Bunda."

Rasyana meminta Orchid untuk duduk di meja pastry dan menuangkan segelas air mineral serta susu pada dua gelas yang berbeda. Sepagi ini, ia sudah sibuk dengan apron di tubuh rampingnya itu.

"Nyaman tidurnya? AC nya dingin, gak? Kayaknya sih engga, ya?"

"Gak terlalu, bunda."

"Abah mencak-mencak karena AC nya belum dibaikin, eh, anak gadisnya keburu nginep," Rasyana menyengir kecil dan menaruh sepiring roti tawar di hadapan Orchid. "Dea mau selai kacang atau cokelat, nak?"

"Cokelat aja, boleh Bunda?"

"Boleh atuuh. Bunda olesin, ya."

Orchidea mengangguk. Membiarkan Rasyana mengoleskan selai pada rotinya. Toh, tanpa meminta izin pun sudah lebih dulu wanita itu memanjakan Orchid pagi ini.

"Abah... mana Bunda?"

"Ke pasar pagi, beli jajan. Tadi Abah bangunin Neng Dea, kok."

"Eh?? Dea gak dengar."

Rasyana tertawa kecil dan mengangguk. Ia mengelap tangannya pada Apron dan mengetuk kecil meja beberapa kali. "Assalamualaikum, Neng Dea sudah bangun, nteu? Ikut Abah ke pasar pagi yok Neng," ujarnya berbisik pelan mengikuti yang dilakukan Haikal tadi pagi.

Dea tertawa karena tiruan bisikan Rasyana. "Pantes aja Dea gak dengar. Kenapa gak ketuk lebih keras?"

"Abah takut kebangun katanya. Padahal emang niat bangunin," kekeh Rasyana lagi.

"Terus Raskal?"

"Raskal lagi jogging. Paling bentaran lagi juga pada pulang. Nanti biar sarapan bareng, ya? Bunda masak nasi goreng chicken katsu, kesukaan Dea kan?" Rasyana mengedip sekali dan berbalik menuju penggorengannya. "Eh, nah tuh! Orang nya dateng."

"Assalamualaikum!!"

"Waalaikumsallam." Orchid berbalik senang ketika mendengar suara ceria Haikal.

Wajah pria itu lebih bahagia berkali lipat ketika melihat Orchid di pastry. Ia mengangkat kantung plastik berisikan banyak jajanan pasar.

"Widiih, cantiknya Abah sudah bangun." Haikal membalas uluran tangan Orchid untuk salim. Ia mengusap sayang puncak kepala gadis muda itu. "Tadi Abah mau ajak Dea ke pasar. Tapi Dea belum bangun."

Orchid mengangguk manja. "Bunda sudah bilang. Maaf ya, Abah. Dea gak bisa ikutan."

"Gapapa, nanti-nanti masih bisa." Haikal dengan semangat mengeluarkan jajanan pasar yang ia beli. "Abah beli banyak puding. Dea suka, kan?"

"Sukaa!"

"Hehe, yaudah sok entar mam nya abis sarapan nasi, ya? Biar enggak sakit perut."

Si gadis mengangguk patuh, menghabiskan satu roti yang tadi dibuatkan Rasyana. "Oiya, Oleh-oleh Dea dari Jepang mana Abah?"

[Sweet] Revengeحيث تعيش القصص. اكتشف الآن