Rencana yang Gagal

287 39 0
                                    

Selamat membaca:)
.
.

Hari berganti, sudah masuk hari ketiga mereka habiskan waktu bersama di pulau Jeju. Lusa adalah perayaan ulang tahun Selena. Hina dan putrinya bersiap menyusul ke pulau Jeju tanpa sepengetahuan Selena.

"Lami bantu eomma mengecek barang-barang ini" perintah Hina

"Iya eomma"

"Kamu bantu cari barangnya ya, eomma akan bacakan"

"Oke eomma"

Mereka berdua segera mengecek semua peralatan yang dibutuhkan disana. Ini semua sebenarnya ide dari Logan. Ia ingin membuat perayaan ulang tahun berkesan untuk ibunya. Hina terkejut saat Logan bisa menghubungi dirinya secara pribadi. Kira-kira seperti ini percakapan mereka waktu itu

"Halo Tante Hina! Ini aku Logan"

"Loh! Logan kamu pake nomor handphone siapa? Biasanya kamu mengabari lewat mommy"

"Ada deh... Nanti Logan akan beritahu tapi Tante Hina bisa bantu Logan?"

"Bantu apa?"

"Logan ingin membuat kejutan untuk mommy... Minggu depan kami akan berlibur ke rumah grandma selama seminggu, dan menghabiskan waktu di sana"

"Lalu? Apakah ada sesuatu?"

"Ya! Kami menetap dari tanggal 10 sampai tanggal 16 November Tante... dan Mommy berulang tahun ditanggal 14"

"Oh iya! Kamu hebat bisa mengingatnya"

"Hahaha.. maka dari itu aku berencana membuat perayaan bersama orang-orang terdekat mommy... Bisakah Tante datang beberapa hari sebelum tanggal 14? Aku akan meminta tolong pada grandma untuk menyediakan tempat buat Tante juga Lami nuna"

"Boleh! Tante dan Lami dengan senang hati ikut berpartisipasi"

"Oke terimakasih Tante! Aku tutup dulu telponnya!"

"Iya"

Hina merasa kagum akan putra temannya yang sudah ia anggap anak sendiri itu. Diusianya yang masih muda, Logan sudah memiliki banyak prestasi dan bisa berpikir lebih dewasa. Terkadang Selena merasa takut akan hal itu, ia berharap putranya tumbuh normal seperti anak-anak lainnya bukan menjadi dewasa sebelum waktunya. Namun jika ditilik kembali hal itu bisa saja terjadi pada Logan yang didorong oleh keadaan. 

"Peralatannya sudah lengkap semua eomma"

"Ya! Kalau begitu ayo kita segera berkemas dan menuju ke bandara" diangguki oleh Lami

Waktu berlalu, Hina beserta putrinya sudah tiba di pulau Jeju. Mereka berdua dijemput oleh Ms. Rena, asisten ibu Selena. Tak sulit untuk mengetahuinya karena Hina sudah pernah bertemu beliau sebelumnya.

"Selamat datang nona Hina dan nona muda Lami. Saya akan mengantar kalian ke penginapan dekat dengan rumah Nyonya Jessica"

"Iya, terimakasih Ms. Rena"

Jessica adalah nama ibu kandung Selena. Sebelumnya kalian ingat apa pekerjaannya kan? Ya ia seorang designer (lihat kembali chapter #Tentang Logan : Pilihan). Selain menjadi seorang designer, ibu Selena juga memiliki sejumlah rumah penginapan di pulau Jeju. Ibu Selena sangat kaya, dia adalah seorang pebisnis sukses. Sayangnya Selena tidak tertarik untuk melanjutkan bisnis ibunya dan memilih menjadi seorang penulis. Awalnya ibunya kecewa dengan keputusan putri satu-satunya itu, tetapi semenjak kehadiran Logan ia bisa bernafas lega. Dapat dilihat bahwa cucunya memiliki bibit untuk melanjutkan usahanya.

Kembali ke Ms. Rena, Hina, dan Lami. Mereka sampai di penginapan milik ibunya Selena. Hina sedikit terkejut melihat kamar mewah yang disediakan untuknya dan sang putri. Hina tahu sahabatnya itu orang yang sangat kaya tapi ia tak tahu seberapa banyak kekayaan yang dimiliknya. Bagi Hina itu adalah privasi setiap orang termasuk Selena, meski sudah bertahun-tahun menjadi orang kepercayaannya.

"Silahkan beristirahat disini. Jika ada apa-apa anda bisa menghubungi pelayan di resort ini"

"Iya terimakasih"

Ms. Rena pun meninggalkan mereka berdua, dan melanjutkan pekerjaannya.

"Eomma lihat pemandangan di luar tampak indah sekali ya!"

"Iya! Hah.. akhirnya bisa tenang sejenak"

"Hu'um... Ini seperti liburan saja eomma?"

"Ya! Kita harus mengucap syukur diberi kesempatan ini dan berterimakasih pada keluarga Tante Selena esok hari"

"Iya eomma"

Pulau Jeju berbeda dengan kota Seoul. Walaupun sama-sama ramai penduduk tetapi pulau tersebut masih asri dan tenang makanya cocok sebagai tempat wisata. Lain hal dengan kota Seoul yang merupakan jantung ibukota dimana banyak orang mengadu nasib. Tak peduli pagi atau malam kota Seoul dipenuhi orang kantoran yang berlalu lalang. Tinggal di Seoul mengingatkan Hina pada kedua orangtuanya di Tokyo, Jepang. Sudah lama ia tak berkunjung ke sana bersama Lami, mungkin ia bisa merencanakannya nanti.

***

Di hari yang sama, Jeno hendak meminta izin untuk mengambil cuti selama beberapa hari ke depan.

"Manager hyung.. aku izin mengambil cuti selama 3 hari ke depan apakah bisa?"

"3 hari ya? Sepertinya tidak bisa Jen... Jadwal kita sedang padat, kamu tahu kan ini menjelang akhir tahun"

"Hah... Begitukah? Bagaimana kalau 1 hari ? Aku berangkat malamnya kemudian besok sore aku balik"

"Sebenarnya kamu ingin pergi kemana dan ada urusan apa? Apakah jauh?"

"Aku ada urusan pribadi dengan seorang teman di Jeju... Tenang saja aku akan mengambil penerbangan pribadi agar lebih cepat dan menghindari Sasaeng"

"Oke"

Jeno merasa senang bukan main. Ia segera merencanakan penerbangan ditanggal 13 malam agar bisa merayakan ulang tahun Selena ditanggal 14. Ia membuka handphonenya berniat menghubungi Lomon sebelum Jisung datang dengan nafas tersengal.

"Hyung! Cepat cek media sosial atau pesan dari penggemar di bubble"

"Ada apa memangnya?"

"Cek saja dulu"

Jeno membuka akun media sosialnya dan terkejut. Ia merasa tidak mengambil pekerjaan ini tapi kenapa namanya tertulis disana sebagai MC? Wajahnya semakin pias melihat tanggal acara tersebut. Tanggal 14 November, tepat saat ulang tahun Selena. Segera Jeno mengkonfirmasi berita tersebut ke manager-nya.

"Hyung! Apa maksudnya ini? Kenapa sudah disetujui tanpa sepertujuan dariku"

"Ah! Ini keputusan dadakan dari penyelenggara konser Jen, beberapa kandidat MC sebelumnya selalu menolak karena ada kepentingan di tanggal tersebut. Jadi, mereka memutuskan secara langsung"

"Lalu kenapa kalian tidak memberitahuku sebelumnya?"

"Maaf Jen... kami kira kamu bisa-bisa saja toh hanya MC seperti biasa kan?

Atau jangan-jangan kamu mau ambil cuti ditanggal itu juga?"

"Ya! Argh"

"Waduh... Hyung bener-bener minta maaf Jen.. nanti hyung coba pertemukan dengan pihak penyelenggaranya"

Jeno hanya bisa menghela nafas pasrah dan merasa frustasi. Pasti putranya akan marah padanya jika ia tidak datang.
.
.

To be continued

Please! Be my Daddy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang