Dua Manusia

329 49 0
                                    

Selamat membaca :)
.
.

"Sel, bab selanjutnya sama usulan cover udah aku kasih ke penerbit. Untuk bab selanjutnya udah oke tapi untuk usulan cover kayaknya butuh beberapa bagian yang diperbaiki! Ini revisian-nya"

"Makasih ya Hin"

"Sama - sama! Gue tinggal dulu ya urus yang lain"

"Hmmmm.." Selena sambil menganggukan kepala

Kemudian Selena melihat jam tangannya, ternyata sudah memasuki waktu makan siang. Selena segera menjemput Logan dari perpustakaan umum. Ya, biasanya sepulang sekolah putranya selalu ke perpustakaan umum. Dia sangat gemar sekali membaca buku. Sebenarnya menjadi orang tua tunggal cukup berat apalagi sewaktu Logan masih bayi. Beruntung ibunya mau membantu merawat Logan hingga usia 4 tahun.

Di perpustakaan umum, Selena mencari keberadaan Logan di tempat biasanya. Namun ia tidak menemukan keberadaan Logan sama sekali. Ia pikir Logan sedang berada di toilet sehingga ia akan menunggu selama 10 menit. Waktu terus berlalu, bahkan sudah hampir 15 menit tapi Logan tak kunjung kembali. Selena menjadi panik, dia segera bertanya menuju penjaga perpustakaan di depan untuk melihat daftar tamu hari ini.

"Permisi boleh saya melihat daftar tamu hari ini?"

"Oh tentu.. kalau boleh tau anda mencari atas nama siapa ? Biar saya bantu"

"Anak saya bernama Park Logan. Dia suka datang kemari sekitar pukul 11.30"

"Oke saya cari dulu, mohon ditunggu sebentar"

Setelah melakukan filterisasi daftar pengunjung di hari itu, terdapat nama Logan dengan jam yang sama sesuai disebutkan oleh Selena.

"Dia tadi kesini, tapi keluar pukul 12.05"

"Eh.. dengan siapa dia keluar?"

"Maaf saya kurang tau.."

"Ah.. yasudah terimakasih ya"

Mendengar penjaga perpustakaan Selena menjadi semakin panik. Menghela nafas kemudian Selena teringat Logan selalu menggunakan jam tangan pemberiannya yang dilengkapi dengan GPS. Ia mulai membuka handphonenya dan mencoba tracking dengan lokasi jam tangan Logan. Berhasil! Syukurlah jam itu selalu digunakan oleh Logan. Saat ini Logan sedang berada di salah satu cafe mewah yang tak jauh dari perpustakaan, segera Selena pergi ke sana.

Sesampainya di sana, Selena menyisir seluruh area cafe tapi belum menemukan Logan. Akhirnya ia memutuskan bertanya pada pelayan.

"Permisi, apakah anda melihat anak saya ini?" sembari menunjukkan foto Logan

"Ah.. dia tadi berada diruang privat bersama dengan pemilik cafe kami"

"Pemilik cafe ini? Bisakah saya bertemu dengannya sekarang?"

"Kami konfirmasi dulu ya, soalnya beliau tidak mengizinkan sembarangan orang masuk ke dalam. Atas nama siapa?"

"Ah ya, nama saya Park Selena"

Sang pelayan menuju ruang privat yang hanya dimasuki tamu penting pemiliknya saja. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya Selena diperbolehkan masuk ke dalam ruang privat tersebut.

"Mommy" teriak Logan antusias melihat sang ibu dan berlari menujunya, mengabaikan beberapa orang di ruangan tersebut

"Logan! Ya ampun mommy khawatir.. mommy tadi ke perpustakaan tapi kamu sudah pergi"

"Maaf ya mom aku udah buat mommy khawatir... Oh ya.. Mommy tau darimana aku disini?"

"Ah.. itu.. feeling mommy.. kamu pasti lapar kan?"

"Hahahaha iya mom.. tadi aku dijemput Daddy di perpustakaan terus diajak kesini"

"Daddy?"

Mata hitam Selena segera menoleh ke samping dimana tempat sang putra duduk sebelumnya. Tatapan tajam seketika menusuk dirinya.

"Mrs. Selena? Seorang penulis berbakat dan misterius. Bisa jelaskan apa yang terjadi?"

Selena menelan ludah gugup. Ternyata seseorang yang membawa putranya adalah Lee Jeno.

***

Keadaan menjadi canggung dan hening. Selena hanya melirik lirik kecil ke arah Jeno dan orang disebelahnya. Ia rasa orang itu adalah tangan kanan Jeno mengingat ini ruangan privat.

"Jadi benar dia putra kandung mu?" ujar Jeno

"Ya, dia memang putra kandung saya"

"Bagaiman bisa—"

"Maaf memotong pembicaraan anda tapi bisakah kita berbicara berdua saja?" ujar Selena sedikit kurang nyaman

"Hah.. baiklah, Lomon temani Logan diluar ya"

"Baik tuan muda"

Lomon segera membawa Logan keluar dari ruangan tersebut dan bermain bersamanya. Tersisa dua manusia di ruangan tersebut dalam keadaan hening.

"Bisa kita lanjutkan?" ucap Jeno memulai pembicaraan

"Tentu! Sebelum saya memberitahu tentang Logan bisakah kita melakukan sebuah tes DNA terlebih dahulu? Saya mengerti ini terkesan permintaan aneh saat pertama kali bertemu" jelas Selena tanpa basa-basi

Dahi Jeno mengkerut, kalau seandainya wanita dihadapannya ini berniat jahat padanya pasti ia langsung mengancam dirinya dan mengakui langsung bahwa itu akibat dari perbuatannya. Tetapi sikap yang ditunjukkan wanita dihadapannya ini berbeda ia sangat tenang bahkan Jeno tak menemukan rasa dendam di mata hitam wanita ini.

"Tes DNA? Untuk apa? Bukankah kamu akan menuntut saya agar mengakui Logan atau menyebarkan rumor bahwa saya pernah menghamili anda kepada semua orang ?"

"Tidak.. saya tidak bermaksud untuk ber—"

"Stop Mrs. Selena! Cukup jelaskan bagaimana Logan bisa ada? Darimana kamu bisa mendapatkan milik saya?"

Selena mengerti mengapa Jeno bersikap seperti ini. Tetapi ia tak mudah menceritakan permasalahan pribadi pada orang baru.

"Tolong dengarkan pembicaraan saya hingga selesai Mr. Jeno! Logan ada karena keinginan dari saya sendiri, untuk saat ini saya baru bisa memberi informasi itu. Dan saya rasa dari informasi yang disampaikan bisa anda tangkap gambaran keadaannya. Saya tidak ada niat jahat kepada anda apalagi ingin menghancurkan karir anda. Saya punya alasan pribadi dan sebenarnya tidak ada sangkut pautnya dengan anda. Di dunia ini juga banyak orang yang mirip tapi tidak semua memiliki hubungan darah. Jadi, sebelum saya memberi tahu detail tentang Logan, saya ingin memastikan sesuatu terlebih dahulu" Jelas Selena dengan tegas

Jeno melihat keseriusan dan kejujuran dari mata Selena. Untuk saat ini ia akan coba mempercayai ucapan wanita itu. Jika dia bertindak lain maka tak segan-segan Jeno menghabisi wanita dihadapannya ini. Ya! Jeno yang dikenal baik dan pendiam dihadapan publik, sebenarnya memiliki sifat kejam dan arogan terutama pada orang yang berniat jahat.
.
.

To be continued

Please! Be my Daddy Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz